Mohon tunggu...
Zulfiqar Rapang
Zulfiqar Rapang Mohon Tunggu... Administrasi - Mengabadi dalam literasi

Pemuda ketinggian Rongkong, Tana Masakke. Mahasiswa Ilmu Politik di Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menghidup-matikan Luwu Raya Lima Tahun Sekali

4 Juni 2018   23:19 Diperbarui: 5 Juni 2018   18:51 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk bertuliskan Luwu Tengah pada unjuk rasa pemekaran wilayah itu 2013 silam (koleksi pribadi)

NAMANYA Candra. Saat saya tiba dirumahnya, tubuhnya sudah berbaring terbujur kaku, berbungkus kain kafan. Saya sempat memotret titik hitam didadanya, bekas hujaman peluru tajam yang mengorbankan nyawanya.

Saya masih ingat, hari sebelumnya Candra parkir menunggangi motornya, dipinggir jalan dalam sebuah lorong di Batu Sitanduk. Pada sudut jalan yang lain, berbekal kartu pers yang terselempang didada, saya bergerak diantara aparat dan demonstran.

Letusan senjata mendayu-dayu dari arah lapangan. Demonstran bubar berlarian. Salah satu dari puluhan letusan senjata itu ternyata mengenai Candra. Tetap didada kiri lalu meregang nyawanya.

Ia adalah korban demi suara dan kepentingan publik, demi keinginan jamak wija to Luwu: Kabupaten Luwu Tengah dan Provinsi Luwu Raya.

Itu November 2013, lebih kurang lima tahun silam. Kini, Luwu Tengah tampaknya telah mengirat, lenyap, mungkin serempak bersama mengeringnya pepohonan yang ditumbangkan warga di jalanan Walmas kala itu.

Atau mungkin Luwu Tengah telah tergiring angin, membumbung ke angkasa bersama kepulan asap-asap ban bekas yang dibakar anak-anak Luwu saat itu. Lalu menghilang.

Atau bisa jadi, Luwu tengah tetap dihidupkan oleh para elit---termasuk mahasiswa, di warung-warung kopi. Namun kemudian dimatikan berkali-kali, memuai dan menguap bersama uap kopi dan asap rokok, seiring mereka beranjak dari kursi warkop itu.

Namun satu yang pasti, Luwu Tengah dan Luwu Raya pasti (akan) kembali diberi nyawa pada ajang demokrasi lima tahunan: pemilihan gubernur Sulawesi Selatan.

Nurdin Halid diberbagai kesempatan berikrar, jika ia terpilih sebagai Gubernur Sulsel, Provinsi Luwu Raya akan didorong untuk termekarkan. Kita bisa jadi kepincut, mengingat jejaring politik yang ia punyai di ibu kota sana.

Begitu pula dengan Nurdin Abdullah. Suatu waktu saya membaca buklet berisi visi misi pria bergelar profesor ini. Katanya, ia mendukung pemekaran Luwu Tengah demi peningkatan kesejahteraan dan percepatan sekian hal abstrak lainnya.

Saya tidak terlalu familiar dengan visi misi Agus Arifin Nu'mang dan bagaimana ia akan membawa Luwu Raya ke masa depan. Tapi, untuk Ichsan Yasin Limpo dan tandemnya Andi Mudzakkar, secara pribadi, saya tidak banyak menaruh harap akan wacana tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun