Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Perlu Datang Lebih Awal Untuk Jumatan

11 Mei 2012   10:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:26 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada anjuran ketika sholat jumat agar setiap orang datang lebih awal dan segera mengisi shaf pertama. Orang yang datang dan mengisi shaf pertama diibaratkan mendapatkan sebuah unta sebagai imbalan. Orang kedua diibaratkan mendapatkan sebuah kambing dan orang yang datang terakhir diibaratkan hanya mendapatkan sebutir telur burung. Begitu utamanya datang lebih awal dan mengisi shaf pertama sampai-sampai diibaratkan mendapatkan pahala sebesar Unta. Nah, sudah hampir satu bulan ini saya mencoba tidak mengikuti anjuran tersebut. Saya tidak datang lebih awal. Saya berangkat ke Masjid 15 menit sebelum adzan di kumandangkan. Padahal laki-laki di seisi kantor ada yang berangkat lebih awal. Rata-rata mereka berangkat pada pukup 11.15 atau paling lambat 11.30. Lah apa pasal? Saya hanya ingin menunjukkan bahwa di Indonesia ini untuk mendapatkan shaf pertama ketika jumatan itu mudah. Tak perlu datang lebih awal juga bisa kok. Tak percaya? Simak deh kisah-kisah berikut ini. Ketika sekolah hal yang paling ditunggu adalah kenaikan kelas. Artinya kita akan menggunakan kelas baru dengan posisi duduk yang baru. Sekolah di kampung tidak sama dengan sekolah di kota. Mungkin di kota aturan tempat duduk sedemikian rupa di atur secara bergiliran sehingga tidak ada siswa yang selalu duduk di depan atau sebaliknya. Nah, jika anda sekolah di kampung pasti mengalami apa yang saya alami. Kami akan berebut menandai tempat duduk yang akan ditempati setahun mendatang. Bagi saya duduk di belakang itu adalah tempat yang paling aman. Tidak terjangkau pandangan guru dan jarang sekali disuruh maju untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Alasan ini lah yang membuat kami menggebu-gebu sampai bertengkar karena rebutan posisi tempat duduk. Jelas sudah yang paling pertama dipilih adalah deretan paling belakang. Yang terakhir pasti ketiban sial duduk di depan. Ketika kuliah ternyata kondisi tidak berbeda dengan kondisi di sekolah. Banyak teman-teman yang datang lebih awal bukan karena tepat waktu. Tapi, sengaja membooking tempat duduk di baris belakang. Tak jarang grup mahasiswa juga sudah menandai beberapa tempat duduk entah itu dengan tas, majalah atau buku. Padahal orangnya tidak ada disitu. Hal ini pernah menjadi masalah cukup pelik ketika saya kuliah. Saya memprotes sikap teman-teman yang curang dengan membooking tempat duduk lebih awal. Akhirnya kami bersepakat tidak akan mer reserve tempat duduk tanpa ada orangnya. Jadi tidak ada main titip-titipan ngetekin bangku ;p Ternyata kebiasaan itu saya temui juga ketika jumatan. Beberapa jamaah yang datang lebih awal bukan malah mengisi shaf terdepan melainkan lebih memilih duduk di belakang atau di barisan tengah. Pokoknya asal tidak duduk di barisan pertama. Nah, jadi saya pikir tak perlu datang lebih awal jika ingin mendapatkan shaf baris paling depan. Toh mereka yang datang lebih awal juga memilih barisan paling belakang hehehehe. Bocorannya lagi, ternyata teman-teman saya yang berangkat lebih awal juga malah lebih dulu nongkrong di warung untuk merekok, ngopi dan ngobrol. #selfpalm Tapi ada juga sih yang bener-bener rajin langsung ambil shaf pertama, sholat sunnah kemudian berdzikir. Salut nih sama temen-temen yang seperti itu. Nah dibawah ini cuma selingan sedikit aja ya mas bro, mbak yu :D Jumat kali ini terasa spesial karena saya menemukan sandal perempuan di antara sandal-sandal laki-laki lainnya. Timbul pertanyaan, sandal siapakah gerangan? Ini pohon-pohon rimbun yang ada di sebelah barat Masjid tempat saya biasa jumatan. Inilah alasan utama mengapa saya betah jumatan di masjid tersebut meskipun kadang khatibnya ceramah lama sekali. Nah foto yang ini coba foto macro pake hape blackberry curve warna ungu yang pemiliknya juga unyu unyu hehehe. Tapi ternyata salah fokus hahaha. Bintaro Salam dari @gurubimbel di twitter PS. Foto yang ada di artikel ini murni milik pribadi yang di foto dari blackberry ungu yang pemiliknya juga unyu unyu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun