Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[HororKoplak] Misteri Rumah Hantu yang Pernah Gue Tempati

11 Januari 2017   18:38 Diperbarui: 11 Januari 2017   18:44 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Hantu (pixabay)

Lingkungan kompleks sekolah gue termasuk yang paling banyak menyimpan cerita misteri. Mulai dari kamar mandi di kelas yang seperti ada yang mandi tiap jam 3 subuh sampai beberapa kasus kesurupan yang ra uwis-uwis. Pokoknya hampir tiap minggu ada aja kejadian aneh. Lama-lama penduduk sekitar dan warga sekolah jadi terbiasa dengan kisah-kisah mistis. Ujung-ujungnya paling cuma minta kopi hahaha.

Dari semua orang yang pernah liat lelembut, cuma gue yang gak peka sama lelembut. Kayaknya kalau nongol mendadak di depan muka gue juga itu lelembut bakal kecewa. Soalnya pandangan mata gue itu kata orang pinter udah ditutup hijab syari. Dan susah buat ngebuka mata batin gue lagi buat liat yang begituan. Tapi, ternyata panca indra gue yang lain masih bisa merasakan kehadiran lelembut.

Contohnya gue suka denger suara-suara aneh. Mulai dari kucing tetangga yang mengeong jam 13 malem sampai suara-suara mengagetkan yang bikin jantung mau copot. Padahal, setelah gue samperin gak ada apa-apa. Di sini gue merasa paling berani. Karena gue yakin gue gak bisa lihat hehehe.

Hingga suatu saat kakek gue bangun sebuah rumah di sebuah lembah. Jauh dari komplek rumah juga sekolah. You know kan gue tinggal di sebuah pesantren. Kata orang, kompleks rumah gue konon kabarnya bekas kompleks kuburan. Tapi, jauh sebelum dibangun jadi sekolah dan kompleks perumahan guru, semua kuburan yang masih terdeteksi tulang belulangnya dipindahkan. Sedangkan yang tak berbekas dan nisannya sudah hilang, diikhlaskan saja. Ya susah gimana mau nemuin buktinya kalau nisannya aja udah gak ada.

Lembah ini berada di tingkatan paling bawah kompleks sekolah dan pemukiman penduduk. Dibawahnya lagi ada sawah dan aliran sungai yang mengalir. Ya pasti kalau sungai mengalir. Kalau diem namanya kubangan atau empang.

Kakek gue sengaja negbangun rumah jauh dari pemukiman tujuannya emang buat uzlah. Menenangkan diri jauh dari keramaian. Biasa buat cari ilham atau emang pengen nenangin diri aja. Sialnya setelah gak dipakai buat uzlah, rumah itu disuruh ditempati. Dan kakek minta gue dan sepupu gue yang nenpatin itu rumah.

Sebetulnya itu rumah enak banget. Dindingnya dari bilik bambu, lantainya dari papan kayu. Udah kayak judul lagu belum? hahaha

Meskipun berada di tengah lembah, gue tetap merasa hangat. Karena desain rumah emang dibuat senyaman mungkin. Sayang, suasananya kebangetan sepi banget. Banget sepi dah, melebihi sepinya kuburan. Soalnya di belakang rumah gue ada kuburan. Yang bikin rame ya adek-adek gue kalau lagi berantem. Anehnya gak ada tuh kejadian kesurupan meskipun adek-adek gue suka berantem sampai teriak teriak membelah atep rumah yang suka bocor kalau lagi hujan deres.

Mungkin bisa jadi merka yang takut sama adek-adek gue hahaha

Sebelum menempati rumah itu, gue udah banyak dapet cerita serem dari beberapa orang yang pernah nginep semalem di rumah itu. Dan, hampir semua orang yang nginep di situ gak ada yang betah. Paling-paling cuma semalem abis itu langsung kapok.

Konon katanya ada juga yang pernah lihat lelembut di depan rumah itu. Bentuknya kayak kepala kelinci, telinganya panjang tapi matanya merah. Mungkin kelinci itu keseringan begadang sih kalau menurut gue. Pas disamperin, mereka ngilang dengan tiba-tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun