Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kini Semua Orang Merasakan (Tak) Enaknya Kerja dari Rumah

1 Mei 2020   21:55 Diperbarui: 12 Mei 2020   20:32 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saja om (dok.pribadi)

Jujur entah harus bilang enak atau tidak, sebagai orang yang sudah pernah mengalami bekerja di sebuah startup, kondisi saat ini sebenarnya bukan hal yang asing lagi buat saya. 

Memang sih, pengalamannya amat berbeda. Remote workingnya tidak selama ini sampai menghabiskan lebih dari dua pekan di rumah saja.

Tetapi, bagi sebagian pekerja formal yang mendambakan bisa bekerja secara jarak jauh kini bisa merasakan bagaimana sebenarnya kerja dari rumah pun sebenarnya tak mudah.

Apa alasannya? Cukup banyak lho hal yang membuat kita justru tidak bisa maksimal bekerja dari rumah. 

Pertama, bagi yang sudah punya anak dan istri biasanya ada saja permintaan anak atau istri yang harus dipenuhi. Mau tidak mau bekerja pun harus diselingi dengan melayani mereka.

Kedua, bagi yang rumahnya terbatas dan berada di lokasi yang padat, terpaksa harus mencari suasana yang benar-benar kondusif. Bayangkan jika dalam waktu yang bersamaan, ayah, istri dan anak sama-sama melakukan zoom meeting di pagi hari sementara si kecil ikut nimbrung bermain. Pokoknya rasanya udah nano-nano deh.

Ketiga, buat saya yang sudah lebih dari tiga tahun pernah mencicipi kursi di sebuah startup saja sudah dilanda kebosanan. Bersyukur masih ada banyak kesibukan yang berbeda sehingga waktu ini rasanya terasa begitu cepat. Sampai-sampai kadang-kadang saya belum bisa fokus membantu Komunitas Kompasianer Tangerang Selatan secara inten.

Kerja di rumah vs Kantor

Teman saya bilang bahwa sebenarnya ia lebih memilih bekerja secara normal di kantor. Apa pasal? Dia merasa jam kerja di rumah jadi tidak beraturan. Seharusnya sudah istirahat setelah jam kerja, tetapi ada saja permintaaan atasan yang harus dipenuhi. Beda dengan saat kondisi di kantor. 

Pulang dari kantor, semua urusan sudah ditinggalkan di kantor, tidak ada lagi urusan yang dibawa ke rumah. Lah sekarang buat dia sungguh menjadi cilaka dua belas, karena semua pekerjaan kantor beraduk dan bercampur dengan pekerjaan di rumah alias hobinya bermain gim, hahahaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun