Banyak kisah yang bisa ku ceritakan. Tentang kampung halaman. Kampung di mana aku tak dilahirkan. Melainkan kampung di mana Ayahku dibesarkan.
Kampung ayah memang unik. Tempat di mana aku masih merasakan kebersamaan, kepedulian, dan toleransi tinggi antar tetangga.
Kampung ayah memang eksentrik. Dekat dengan kawah Ijen yang terkenal dengan api biru abadinya. Tempat di mana tempat kopi dibudidayakan. Tempat di mana gula tebu masih diproduksi dengan cara tradisional.
Kampung ayah memang penuh potensi. Tempat di mana kerapu dibudidayakan dan diekspor ke luar negeri. Tempat di mana para Instagramer menemukan banyak spot terbaik yang anti mainstream.
Aku pulang Ayah...
Kampung halaman ayah yang selalu kami rindukan. Bukan hanya karena pusara ayah. Tapi, berbagai kenangan yang selama ini tertinggal, di perjalanan.
Meski ayah telah tiada, setiap langkah, setiap kilometer yang kami tempuh serasa bersama ayah.
Mengunjungi masjid-masjid tempat dulu singgah bersama ayah. Masih lekat diingatan, tempat ayah bersandar, tempat ayah merebahkan badan, saat beristirahat sejenak.
Hampir setengah jalan kami tempuh perjalanan menuju kampung halaman. Kampung halaman yang tak jauh dari pesisir pantai.