Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fadli Zon dan Kebiasaan Mengolok-olok Bangsa

11 Februari 2019   11:31 Diperbarui: 11 Februari 2019   11:38 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fadli Zon (dok twitter Fadli Zon)

Kebiasaan mengolok-ngolok mungkin sepele. Tetapi, tahukah Anda bahwa kebiasaan mengolok orang lain yang dikenal ataupun yang tidak dikenal justru bisa menjadi beban yang ditanggung seumur hidup oleh para korbannya?

Luka batin tak mudah untuk disembuhkan. Pada akhirnya itulah yang kita sebut dengan bullying. Jika dilakukan di sosial media secara sederhana kita sebut cyberbullying.

Cyberbullying saat ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi para pengguna medsos dan efeknya makin meresahkan. Dampaknya tidak berbeda dengan bullying yg dilakukan secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.

Menurut survei, 100 remaja di Inggris merasa bullying lebih mudah dilakukan secara online dengan menggunakan akun palsu karena sulit terdeteksi. Hal itu pula yang terjadi di negara kita. Banyak orang yang sengaja membuat akun palsu untuk membully orang lain.

Yang membuat kita mengurut dada karena 20 persen korbannya sampai berpikir mau melakukan bunuh diri. Betapa mengerikannya dampak yang diakibatkan oleh bullying.

Korbannya bisa dari berbagai kalangan. Dari kalangan papan atas seperti apa yang dialami oleh Dian Nitami, sampai dengan kalangan bawah.

Efeknya tentu korban akan merasa dipermalukan, dilecehkan dan juga dihinakan. Jika korban tidak bisa menghadapi dengan mental baja, justru akan berujung pada depresi bahkan menghilangkan nyawa dengan sengaja.

Maka, saya sangat salut kepada beberapa penyintas bullying yang dirundung kesedihan hingga bertahun-tahun. Mereka justru bangkit dan semakin kuat, namun bukan berarti luka bati mereka bisa sembuh dengan mudah.  Sisanya memilih untuk mengakhiri hidup dengan tragis.

Cyberbullying bisa dalam bentuk yang bermacam-macam. Bisa dalam bentuk ujaran kebencian secara langsung, emoticon bahkan dengan kalimat-kalimat bersayap hingga dalam bentuk puisi.

Kebiasaan mengolok-ngolok ini bisa dilakukan secara individu atau dilakukan secara masif oleh kelompok untuk menyerang salah satu orang atau bahkan lembaga.

Tujuannya tentu bermacam-macam. Mulai dari tujuan merusak citra atau nama baik, merendahkan martabat orang lain hingga hilangnya kepercayaan masyarakat sampai dengan tujuan politis demi mematikan karakter personal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun