Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Prabowo-Sandiaga Uno Bohong Lagi, Sampai Bosan Dengarnya

4 Januari 2019   18:24 Diperbarui: 4 Januari 2019   18:33 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo cerita bahwa selang cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dipakai oleh 40 orang. Penyataan itu diungkapkan oleh calon presiden nomor urut 02 ini di Hambalang, Bogor saat acara Ceramah Kebangsaan Akhir Tahun (30/12).

Siapa yang tak terhenyak dengan pernyataan Prabowo Subianto ini. Orang awam pun pasti paham bahwa jarum suntik saja tidak bisa digunakan oleh orang lain apalagi ini selang darah yang digunakan para pasien cuci darah di Rumah Sakit yang notabene jadi rujukan utama warga ibu kota.

Narasi yang digunakan tetap sama. Menakut-nakuti rakyat, mengabarkan kabar bohong, dan menyudutkan petahana. Tidak berbeda jauh dengan narasi kebohongan lainnya mulai dari kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet, hingga kebohongan cawapresnya Sandiaga Uno yang mengaku membangun tol Cipali tanpa utang.

Perilaku akut kebohongan seperti ini jelas-jelas merugikan banyak pihak. Kredibilitas dan integritas RSCM akan banyak dipertanyakan dengan adanya kabar ini. Benarkah saking mepetnya anggaran BPJS sampai-sampai mengabaikan SOP cuci darah? Kalau memang iya, berapa banyak pasien yang akan terpapar penyakit yang berbeda satu sama lain. Prabowo dan konco-konconya mungkin tak berpikir sampai ke situ.

Prabowo mengaku bahwa kabar tersebut berasal dari RSCM. Dari pernyataan ini saja sudah banyak pertanyaan dalam benak saya. Siapakah informan RSCM tersebut. Apakah karyawan RSCM, atau justru orang luar RSCM?

Soal selang cuci darah sudah dijelaskan dengan panjang lebar oleh dokter Posma Siahaan dalam tulisannya "Mesin Cuci Darah untuk Pasien dengan Penyakit Hepatitis dan HIV, Harus Dipisah". Malahan untuk hepatits B dan hepatitis C bukan hanya selangnya saja yang dipisah, tetapi mesinnya juga terpisah.

Dokter Posma menegaskan bahwa pasien yang memiliki penyakit-penyakit tersebut tidak boleh disamakan mesinnya dengan pasian yang "bersih" dari penyakit darah. Dari penjelasan ini saja kita sudah tahu bahwa proses hemodialisa atau cuci darah dengan menggunakan mesin bukan proses yang sepele, tapi melalui proses yang amat panjang. Hal itu tercermin dari biaya hemodialisa yang tak murah untuk sekali cuci darah. Karena indikator yang harus dijaga dan steril cukup banyak.

Tapi ada yang menarik dari penjelasan dokter Posma dan baru saya ketahui. Selang darah memang bisa digunakan berkali-kali, tetapi ada batas maksimalnya, dan itupun hanya BOLEH DIGUNAKAN oleh PASIEN YANG SAMA.

Penjelasan dokter Posma ini juga senada dengan bantahan dari RSCM yang menyebutkan bahwa selang darah bisa dipakai berulang kali dengan catatan hanya oleh pasien yang sama. Jadi, bukan oleh pasien yang berbeda apalagi sampai digunakan hingga 40 kali oleh pasien berbeda.

Prabowo sepertinya mendapatkan informasi dari Hashim Djojohadikusumo. Hashim mengaku bahwa ada beberapa dokter yang menginformasikan bahwa pasien cuci darah di Indonesia mengunakan selang tiga kali, tujuh kali dan belakangan 40 kali. Tapi, informasi dari Hashimi ini juga kurang lengkap, apakah selang tersebut digunakan oleh pasien yang sama atau memang seperti yang dituturkan oleh Prabowo digunakan oleh pasien yang berbeda.

Apapun itu, Prabowo lagi-lagi kesusu, grusa-grusu dan gegabah dalam menyampaikan informasi yang bikin heboh dunia kesehatan Indonesia. Jika Prabowo berjiwa ksatria seharusnya menyatakan permintaan maaf kepada RSCM karena menyampaikan infomasi yang salah alias hoaks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun