Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Narasi Agama Akan Tetap Digunakan untuk Serang Petahana

4 Desember 2018   09:54 Diperbarui: 4 Desember 2018   10:02 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Koalisi Adil Makmur yang digawangi oleh Gerindra sepertinya mulai kesulitan dan kehabisan amunisi untuk menyerang Jokowi. Beberapa kali serangan-serangan kepada Jokowi berhasil dipatahkan dengan mulus dengan cara yang cantik nan elegan.

Jadi, wajar saja jika kubu Prabowo mulai ketar-ketir jelang Pilpres yang tinggal menghitung beberapa bulan saja. Apalagi elektabilitas Jokowi masih berada di atas 50 persen berdasarkan survei LSI pada bulan November.

Jabatan sebagai Presiden pun tak serta merta digunakan seenaknya oleh Jokowi dan Keluarganya. Terbukti, tak ada satupun anak-anak Jokowi yang masuk dan terlibat dalam dunia politik.

Alih-alih mengekor orang tuanya memasuki dunia politik, Gibran, Kaesang, dan Kahiyang Ayu serta menantunya Bobi, memilih untuk menjadi seorang entrepreneur. Darah bisnis tentu saja masih diturunkan oleh Jokowi yang sukses mendirikan perusahaan meubel.

Dari sisi ini saja keluarga Jokowi sudah sulit untuk diserang karena tak ada satupun anak Jokowi yang mengemban jabatan apalagi menangani proyek-proyek pemerintah.

Beda dengan saat zaman Orde Baru. Nepotisme begitu kentara dan hanya lingkup keluarga Cendana saja yang bisa mendapatkan proyek serta jabatan strategis. Jadi, kalaupun ada lelucon jika harta keluarga Cendana tak akan habis sampai tujuh turunan mungkin ada benarnya.

Saking sulitnya mencari titik lemah Jokowi, fitnah-fitnah lama itu justru diciptakan berulang-ulang. Seperti menyebut Jokowi keturunan PKI sampai-sampai fitnah keji bahwa Gibran bukanlah anak Jokowi.

Belakangan malah fitnah-fitnah ini dijadikan sebagai bahan guyon di sosial media oleh Kaesang. Apalagi setelah popularitas anak Gibran, Jan Ethes Ethes Srinarendra yang meroket karena ulahnya yang polos.

Secara tidak langsung Kaesang dan Gibran justru mendapatkan simpati dari generasi milenial. Cara mereka menangkis fitnah dan mengolah isu yang menyerang bapaknya dijadikan guyon renyah dan segar. Kadang-kadang juga bernada satire. Kaesang dan Gibran sepertinya sudah tak pernah ambil pusing lagi jika ada akun-akun tak jelas yang menyerang keluarganya.

Habis sudah amunisi untuk menyerang Jokowi. Kini, amunisi tersebut malah diciptakan dari luar. Beberapa percobaan dilakukan dengan menyebarkan hoax. Kasus Ratna Sarumpaet misalnya. Jika tidak terbongkar, bisa jadi reuni 212 jadi lebih besar.

Langkah Jokowi menggandeng KH Ma'ruf pun membuktikan bahwa Jokowi tak pernah mengkriminalisasi ulama. Bahkan menggandengnya untuk sama-sama membangun negara dan bangsa. Belum lagi dengan reuni 212 yang berjalan tertib bukti bahwa pemerintah Jokowi tidak anti terhadap agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun