Mohon tunggu...
Fika Marchelita
Fika Marchelita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

one step closer to reach my own dreams

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ini Identitasku, Apa Indentitasmu?

20 September 2013   21:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:37 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identity?

Apa sih yang lo pikirin pas pertama kali lo baca dan liat kata itu? Pasti langsung ada gambar KTP di otak-otak lo pada kan? Bener sih kalau kalian pengen ngehubungin dengan Kartu Tanda Penduduk kita yang tercinta itu, tapi sebenernya bukan itu yang gw pengen omongin disini. Karena identity bukan hal yang hanya cetek dengan pengertian KTP, tetapi sebenarnya identity mempunyai arti yang sangat luas dan sangat berhubungan dengan masyarakat dan individu setiap orang.

source: http://1.bp.blogspot.com/-N0_qZmMgfac/T3mTo_syT-I/AAAAAAAAA98/8lf7zXCMNzY/s200/WHOAMI_icon_300x.jpg

Gw baru aja belajar tentang identity dikelas gw yang namanya "BudPop" atau untuk nama keren inggrisnya popculture. Dikelas ini dibahas teori Stuart Hall yang mengatakan bagaimana identity seseorang diposisikan oleh lingkungan sekitarnya dan bagaimana dia memposisikan identitynya dilingkungannya. Apasih maksud dari memposisikan dan diposisikan? Beda diimbuhannya kali? Hahaha bukan.... Jadi gw jelasin lewat contoh aja ya.

Misalnya sebut saja seorang wanita bernama A yang mempunyai darah keturunan campuran Indonesia dan negara lain. Pastinya A akan diposisikan oleh lingkungan sekitarnya sebagai warga non pribumi walaupun A lahir dan tinggal seumur hidupnya di Indonesia. Dan sebagai warga yang di "cap" sebagai warga nonpribumi, pastinya A harus pintar-pintar memposisikan dirinya. Pastinya perlakuan yang diterimanya akan berbeda jika ia pribumi dan nonpribumi. Yah pokoknya intinya seperti itulah.

Karena gw udah belajar tentang identity, gw jadi semakin aware dengan perbedaan identity yang dikotak-kotakkan oleh masyarakat. Masyarakat di Indonesia sangat senang sekali membagi-bagi warga Indonesia sesuai dengan ras, agama, atau bahkan sukunya. Tentunya pembagian ini berujung dengan tidak samanya perlakuan yang akan didapatkan oleh seseorang. Dan kenapa gw bisa berkata seperti itu? Karena pengkotakan itu sangat jelas sekali terjadi dan terlihat. Gw pun salah satu orang yang merasakan pengkotakan dan perbedaan itu karena perbedaan identity.

Gw bersahabat dengan seseorang yang bisa dihitung sudah sekitar 8 tahun, walaupun selama 8 tahun itu kita tidak selalu bersama dan tidak selalu berhubungan antar satu sama lain. Tetapi selama 8 tahun itu kita berdua selalu bisa me-mantain hubungan kita. Tentunya dalam suatu hubungan baik itu pertemanan, hubungan cinta, atau apapun itu, selalu ada yang namanya perbedaan. Yup, there are lots of differences in our identity. Suku kita, perekonomian kita, agama kita. Sebenarnya, antara gw dan dia, kita tidak pernah mempermasalahkan mengenai perbedaan yang ada diantara kita berdua. Kita tidak peduli apakah agama kita berbeda atau suku kita berbeda. Selama kita nyaman satu sama lain, selama kita masih bisa berteman dengan baik, untuk apa kita mempermasalahkan hal itu? Mungkin lo pada yang ngerasain kaya gw, lo juga ga bakal mempermasalahkan hal itukan? Tapi tentu bukan kita berdua yang mempermasalahkannya, lingkungan sekitar yang sepertinya sedikit mempermasalahkan hal yang kita anggap sepele ini.

Baru-baru ini gw melaksanakan kewajiban gw sebagai umat beragama gw untuk menutup aurat gw. Tentunya sebagai teman yang baik, dia mendukung gw sepenuh hati dan mensupport pilihan gw ini. Senang bukan memiliki teman yang seperti itu? Tetapi, tentu lingkungan sekitar menganggap dengan ditutupnya aurat gw membuat semakin nyatanya perbedaan antara kita berdua. Tembok pembatas yang sebenernya udah ada tetapi dulu belum terlalu nyata, sekarang seperti sudah sangat terlihat kokoh, tegap, dan menjulang.

Source: http://2.bp.blogspot.com/-y24BWLsmsM8/T3QUhMZweMI/AAAAAAAADVQ/yjYDoufjmpk/s320/couple-fighting-on-couch.jpg

Seperti yang udah gw katakan sebelumnya, perbedaan identitas pastinya akan membawa perbedaan perlakuan oleh lingkungan sekitar. Dengan semakin jelasnya perbedaan antara gw dan sahabat gw itu, gw merasakan semakin berbedanya gw diperlakukan. Mungkin mereka tidak secara terang-terangan memperbedakan gw dengan dia, tetapi gw semakin merasa mereka menganggap gw Muslim dan mereka Kristen. Gw nggak malu dengan gw Muslim, gw sangat bangga dan menjujung tinggi bahwa  gw Muslim. Gw nggak malu untuk berkata bahwa gw Muslim. Tetapi karena dulu ada beberapa kasus pengeboman oleh masyarakat Muslim, banyak yang mengaggap dan mengaitkan Muslim sebagai teroris. Sedih ya? Gw ga akan ngebahas mengenai steoreotype Islam sebagai teroris ditulisan gw ini. Gw cuma mau bilang, perbedaan antara gw seorang Muslim dengan dia sebagai Kristen semakin jelas terlihat. Mungkin itu hanya perasaan gw doang, tetapi gw sangat merasa kalau lingkungan sahabat gw itu agak keberatan jika gw berteman dengan dirinya. Apa mungkin karena hijab yang gw pakai itu? Atau karena ia takut gw menjadi teroris? Atau hal lainnya? Gw nggak tau alasannya mengapa, tetapi perbedaan yang tidak pernah gw dan sahabat gw pikirkan, semakin jelas muncul ke permukaan.

Dari contoh kasus yang gw alami itu, tentunya lo pada bisa melihat bagaimana masyarakat di Indonesia begitu jelas membeda-bedakan seseorang dengan berdasarkan perbedaan identitas. Tapi sebenarnya apakah perlu  pembedaan perbedaan itu? Apakah penting? Bukankah perbedaan itulah yang sebenarnya menjadi akar rusaknya persatuan seseorang, sekelompok, atau suatu bangsa? Tetapi mengapa masyarakat masih senang sekali mengkotak-kotakkan dan membeda-bedakan semua manusia yang ada disini? Bukannya kita itu sama? Sama-sama makhluk ciptaan Tuhan yang bergerak, memerlukan oksigen untuk bernafas, dan memerlukan uang untuk kelangsungan hidup? Jadi untuk apa prinsip perbedaan itu terus ditegakkan? Memang, apa yang sudah mengakar pada pendirian seseorang atau suatu bangsa, akan sulit diubah. Gw tidak bisa berbuat apa-apa, cuma bisa agar menjalani kehidupan gw seperti biasanya, dan kembali tidak mempermasalahkan perbedaan yang ada. Seperti gw, gw juga cuma bisa berdoa semoga tembok perbedaan antara gw dan sahabat gw akan luruh walau memang pada aslinya perbedaan itu memang ada diantara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun