Mohon tunggu...
Fika Fatiha
Fika Fatiha Mohon Tunggu... Lainnya - Beriman, Berilmu, Beramal

Menulis Karena Ga Bisa Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Seharusnya Guru di Indonesia? (Refleksi Hari Pendidikan Nasional)

2 Mei 2022   12:30 Diperbarui: 2 Mei 2022   15:09 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Dari sejarah tersebut, kita belajar bahwa Jepang bisa menjadi negara maju sampai hari ini dikarenakan ada peranan Guru yang tak lelah untuk bangkit dan mengajarkan anak bangsanya untuk maju bersama.

Hasilnya, prediksi Jepang akan bangkit sekitar 50 tahun pasca perang meleset dari perkiraan, sebaliknya, pasca perang Dunia Ke-11, 20 tahun kemudian negaranya sangat bertumbuh maju, bahkan kita melihat hal tersebut sampai dengan hari ini.

Kembali ke pertanyaan, lantas bagaimanakah Guru di Indonesia? Guru yang menanggung beban berat tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi Guru menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu bangsa umumnya di negara kita justru malah di pandang remeh dan terpinggirkan. 

Doktrin pahlawan tanpa jasa membuat Guru seakan-akan harus menerima apa adanya kondisi materil maupun imateril yang tak sebanding dengan buah kesabaran dan keuletannya untuk mendidik para generasi.

Doktrin yang sudah melekat tersebut, pada akhirnya membuat negara kita seakan tak ingin memprioritaskan tentang kesejahteraan Guru itu sendiri. Betapa banyak dari kita yang tak ingin berprofesi menjadi Guru atau bahkan meremehkannya dikarenakan memiliki pendapatan yang tak mungkin bisa memenuhi hajat hidup walaupun untuk diri sendiri. 

Oleh sebab itu mari berkaca kembali, apa iya kita mesti meremehkan profesi Guru padahal kita saat ini pernah ada di titik keberhasilan salah satunya dikarenakan seorang Guru? Sudahkah kita berterima kasih kepadanya? Lantas... masihkan negara saat ini tak memprioritaskan kesejahteraan Guru?. 

Ini bukan tentang terlihat matre (gila materi) ataupun berkoar-koar menginginkan kekayaan untuk seorang Guru, tapi titik sentrum dari kesejahteraan Guru dampaknya akan sangat luas ke berbagai aspek kehidupan.

 Belajarlah dari kisah di  Jepang yang mempriorotaskan Guru, maka kita bisa melihat bahwa negara tersebut sampai saat ini bisa menjadi negara maju salah satunya berkat upaya Guru dalam mendidik generasi yang tersisa di Jepang pada saat itu.

Bisa dikatakan bahwa Nabi Muhammad S.A.W pun merupakan seorang Guru, tugas Beliau adalah untuk memberi peringatan kepada seluruh ummat manusia dan membawa kabar gembira bagi orang yang beriman dan beramal sholeh (Q.S Al-Furqon 25:56). Untuk memberikan peringatan ataupun pengajaran, Rasulullah S.A.W juga tidak terlepas dari bantuan Istri pertamanya Khadijah yang setia mendampinginya. 

Disamping hal itu, kekayaan dan kedudukan Khadijah yang tinggi sangat bermanfaat untuk syi’ar Islam, oleh sebab itu keberhasilan dakwah Rasulullah juga tidak terlepas dari materi maupun imateri yang dimiliki olehnya.

Sama seperti Guru-guru lainnya, keberhasilan seorang Guru juga akan tercapai bila diimbangi dengan materi dan imateri yang dimiliki olehnya, karena Guru tak hanya berhenti pada transfer ilmu pengetahuan yang sudah dimilikinya, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun