Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Citayam Fashion Week, Simbol Perlawanan Rakyat Jelata terhadap Angkuhnya Ibu Kota

2 Agustus 2022   12:15 Diperbarui: 2 Agustus 2022   12:24 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Kompas.com

Citayam Fashion Week yang sempat viral itu memang sudah tiada. Anak-anak muda yang nongkrong di Dukuh Atas dan Sudirman -- yang berhasil mem-pleset-kan Sudirman Central Business District (SCBD) menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok (juga SCBD) tersebut sudah tidak lagi berlenggak-lenggok di zebra croos itu lagi.

Namun, mereka telah mencatat sejarah, bahwa anak-anak jalanan yang notabene merupakan rakyat jelata, sanggup dan berhasil melawan angkuhnya ibu kota. Aksi yang mereka lakukan mampu menyedot perhatian publik, tidak hanya pejabat pemerintah hingga kaum kapitalis yang melihat adanya peluang bisnis, bahkan aksi mereka juga sempat ditiru anak-anak muda di beberapa kota besar lainnya.

Selama ini, acara peragaan busana atau fashion show merupakan kegiatan yang hanya bisa dilakukan oleh kalangan masyarakat tingkat atas, orang-orang kaya yang harga bajunya hingga ratusan juta. Bagi masyarakat biasa, apalagi anak-anak jalanan, boro-boro bisa ikutan memperagakan busana, masuk menjadi penonton saja sudah pasti menjadi hal yang mustahil dilakuakan.  

Ibu kota memang teramat angkuh. Perbedaan hidup si miskin dan si kaya bak jarak antara kutub selatan dan kutub utara. Derita masyarakat miskin kota berbanding terbalik dengan dunia pesta pora orang-orang kaya, termasuk para (oknum) pejabat korup yang selalu berusahaa mencuri uang negara untuk kepentingan pribadinya.

Cemerlangnya, anak-anak pengamen jalanan itu berani melawan angkuhnya ibu kota. Dengan beraninya mereka menggunakan zebra cross di Jalan Sudirman tempat tongkrongannya untuk tempat berlengak-lenggok memamerkan busana apa adanya yang mereka punya.

Uniknya, di negeri kita tercinta ini, hal-hal yang nyeleneh pasti akan viral. Bagaimana tidak nyeleneh, fashion week itu biasanya diadakan di tempat yang cukup mewah. Seperti Indonesia Fashion Week 2022 yang baru-baru ini diadakan di Jakarta Convention Center, yang konon nilai transaksinya mencapai puluhan miliar rupiah. Lha anak-anak ini mengadakan fashion show di zebra cross dan menjadi viral dengan sebutan "Citayam Fashion Week."

Karena viral di media sosial, sudah tentu ada banyak pihak yang ingin memanfaatkan dan ingin menumpang/mendompleng ke-viral-an Citayam Fashion Week. Termasuk pejabat pemerintah, artis, dan selebritis yang menagkap adanya peluang bisnis di event anak jalanan tersebut. Namun, semua itu hanya sementara, karena pihak berkuasa ibu kota telah menghentikan aktivitas ini karena dinilai mengganggu ketertiban umum.

Meski demikian, Jeje, Bonge, Kurma, dan entah siapa lagi nama-namanya, sudah membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan telah berhasil melawan angkuhnya ibu kota yang tak pernah peduli nasib rakyat jelata, seperti mereka yang hidup di jalanan sebagai pengamen.

Fenomena Citayam Fashion Week telah memberikan pesan kepada pemerintah bahwa anak muda dari golongan 'kasta sudra' pun juga membutuhkan ruang publik sebagai tempat ekspresi.

Bahwasannya dalam perjalanan kegiatan Citayam Fashion Week kreativitas mereka ada yang dianggap menabrak norma, secara pribadi saya sepakat dan atas alasan itu pula saya sepakat kegiatan mereka dihentikan dengan tujuan diarahkan agar menjadi lebih baik. Bukan dengan maksud "membunuh" kreativitas anak muda dari kalangan rakyat jelata, pun menghentikan perjuangan mereka menaklukkan angkuhnya ibu kota.

Pemerintah - sebagai penyelenggara negara, mestinya malah berterima kasih karena mereka telah mengingatkan bahwa anak-anak jalanan itu juga punya hak yang sama sebagai warga negara untuk berkreasi sesuai bakat dan minatnya, tetapi selama ini tidak pernah mendapatkan ruang yang semestinya.

Kabar baiknya, pada Sabtu (30/7/2022) lalu, Bonge, Jeje dan Kurma telah menjadi model sungguhan untuk sebuah acara fashion resmi, yakni Fashion Sport 'Run to Runway' di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Sebagimana dipublikasikan oleh akun Instagram @callathelabel, Minggu (31/7?2022), Bonge dan kawan-kawan catwalk di area pejalan kaki di Mal Kuningan City, Jakarta Selatan menggunakan baju karya brand lokal Calla The Label.

Kabar buruknya, pemerintah tidak belum punya program yang betul-betul efektif "memelihara" fakir miskin dan anak telantar sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar negara kita, jika penyelenggara negara masih menganggap Undang-Undang Dasar negara kita adalah Undang-Undang Dasar 1945.   Gelandangan, pengemis, pengamen, dan anak jalanan sebagai cerminan kehidupan fakir miskin dan anak-anak terlantar masih sering kita jumpai di kota-kota besar, termasuk di ibu kota (seperti Bonge dkk yang notabene hanyalah seorang pengamen jalanan).

Fenomenalnya Citayam Fashion Week, telah mengubah kehidupan Bonge dkk. Setidaknya saat ini sudah ada pihak yang merangkul untuk memfasilitasi kreativitas mereka berlenggak-lenggok memamerkan busana di tempat yang selayaknya. Akan tetapi, bagaimana dengan nasib anak-anak jalanan lainya?

Negeri kita masih memerlukan banyak lagi pejabat (seperti ibu pejabat yang sering marah-marah itu) yang mau turun ke jalanan, berdialog dari hati ke hati dengan para gelandangan dan anak jalanan. Tidak hanya melakukan pemetaan, tatapi mencari solusi dan langsung melakukan langkah nyata untuk "memelihara" mereka dalam rangka menjalankan perintah UUD 1945 untuk mewujudkan sila kelima Pancasila.

Sekian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun