Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bekerja di Tengah Bencana, TKI Malaysia: Seperti Dokter, Jangan Takut Mati karena Menyembuhkan

1 April 2020   09:49 Diperbarui: 1 April 2020   10:02 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dini ketika bekerja // foto: dok.pri (Dini)

Di Malaysia, salah satu jenis pekerjaan yang masih terus  melakukan aktivitas ketika masa penerapan lockdown atau dalam bahasa setempat disebut Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) akibat wabah virus corona adalah sektor pembersihan (cleaning service).

Selama penerapan PKP sejak 18 Maret -- yang diperpanjang hingga 14 April, pekerja di sektor ini, termasuk pekerja asal Indonesia tidak pernah libur (diliburkan).

Bekerja di tengah bencana corona tentu sangat berisiko. Sebagian orang, pasti ada yang ketakutan ketika di tengah bencana harus tetap melakukan aktivitas pekerjaan. Sebagian orang yang lain, pasti ada yang takut mati ketika di tengah pandemi harus tetap menjalankan kewajiban.

Namun, apa yang dikatakan TKI di Malaysia asal Jawa Timur bernama Dini ini patut kita renungkan. Sebagai pekerja cleaning service, untuk menguatkan hatinya ketika harus tetap bekerja di tengah bencana, Dini mengibaratkan pekerjaan yang ia jalani layaknya dokter yang tidak takut mati karena tugasnya adalah menyembuhkan (menangani kasus corona). 

"Seperti juga dokter, yang tidak takut mati karena  pekerjaannya menyembuhkan, begitulah pekerjaan yang saya jalani. Saya memang hanya seorang pekerja cleaning service yang kerjanya melakukan pembersihan. Tapi, dalam situasi seperti ini, kerja pembersihan justru menjadi sangat penting untuk memastikan berbagai tempat terbebas dari virus corona."

Demikian dikatakan Dini, wanita berusia 36 tahun yang sudah empat tahun menjadi TKI di Malaysia sebagai pekerja cleaning service.

Dini dkk // foto: dok.pri (dini)
Dini dkk // foto: dok.pri (dini)
Menurut Dini, sejak pemerintah Malaysia menerapkan lockdown dengan penjagaan polisi dan tentara di jalan-jalan, ia dan teman-temannya dibekali surat jalan oleh perusahaan agar bisa terus melakukan kerja-kerja pembersihan.

"Kami terus melakukan kerja pembersihan di beberpa fasilitas umum seperti sekolahan dan kampus-kampus dengan selalu mengenakan alat pelindung diri, termasuk hand sanitizer yang disediakan perusahaan," kata Dini.

Tak hanya membersihkan lantai, meja-kursi dan alat-alat kantor lainnya, Dini dan kawan-kawan juga mendapat tugas untuk membersikan tong sampah di sekolahan-sekolahan dan kampus-kampus di beberapa lokasi.

Dini dkk ketika kerja // foto: dok.pri (Dini)
Dini dkk ketika kerja // foto: dok.pri (Dini)
tempat sampah yang dibersihakn Dini dkk // foto: dok.pri (Dini)
tempat sampah yang dibersihakn Dini dkk // foto: dok.pri (Dini)
Selain menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pekerja, Dini merasa pekerjaan melakukan pembersihan yang ia dan teman-temannya lakukan merupakan tugas kemanusiaan dalam upaya menangani bencana wabah virus corona yang kini telah menyerang negara di seluruh dunia.

Di akhir cerita, Dini kembali berkata, "Soal hidup-mati, kami serahkan kepada Tuhan. Kami hanya bisa berusaha menjaga diri agar tidak terinfeksi corona. Selebihnya, kami berserah. Seperti yang saya katakan tadi, layaknya pekerjaan dokter yang menangani kasus corona, jangan pernah takut mati karena melakukan pekerjaan memyembuhkan."

***

Saya mengenal Dini  ketika masih kerja di Malaysia.

Pada 27 Desember tahun lalu - sebelum kasus corona mendunia, saya telah pulang ke Indonesia. 

Percakapan yang menjadi bahan tulisan ini, kami lakukan melalui pesan WhatsApp.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun