Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jin Kafir Itu Telah Mati

18 Agustus 2019   21:55 Diperbarui: 18 Agustus 2019   22:44 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi // foto: pixabay.com

Jin kapir itu telah mati. Mayatnya teronggok di sudut kota tua. Di samping bangku berdebu yang sepertinya sudah lama tak diduduki manusia. Tak ada yang tahu tepatnya kapan dan kenapa ia mati. Orang-orang  yang  melihatnya hanya bisa menerka-nerka.

"Tubuhnya melepuh, seperti tersiram minyak panas."
"Bukan. Sepertinya mati terbakar. Tapi, siapa yang membakarnya, ya?"
"Ah, ia mati karena kelaparan. Kata Mbah Mian, jin kapir itu sudah tiga tahun tidak makan."
"Apakah tidak ada keterangan dari polisi apa penyebab ia mati?"
"Eh, elo. Tuh mayatnya masih di sini. Berarti belum ada otopsi."
"Lho ..., kenapa dibiarkan begitu saja, ya?"

Orang-orang yang berkerumun pada tertegun. Mereka saling tanya tentang penyebab kematian jin kapir yang akhir-akhir ini menjadi buah bibir. Konon, Ketua Dewan Kota telah melapor polisi tadi pagi, tapi hingga malam tiba, tak jua ada tindakan apa-apa.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan? Menguburnya, membakarnya, atau membiarkannya?"

"Lho, ngapain kita mengurusinya. Dikubur atau tidak dikubur, bahkan mau hidup atau mati, toh selama ini kita tidak pernah merasakan kehadirannya. Dunia kita beda. Kagak usah ngurusin dunia lain dech. Kita urusin dunia kita aja." 

Waktu terus berlalu. Warga kota tua itu tak lagi antusias membicarakan jin kapir yang mati tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya. Dewan Kota, sepertinya juga tak melakukan tindakan apa-apa. Polisi nampaknya juga enggan melakukan otopsi. Mayat jin kapir itu dibiarkan begitu saja.

Sungguh, warga kota tua itu begitu dewasa menghadapi suasana. Memang membicarakan, memang menggunjingkan, tapi tak sampai berlebihan hingga membuat aksi yang bisa menyebabkan salah paham atau  perselisihan tajam.

Ya, jin kapir itu telah mati. Pun demikian dengan kontroversi dan polemik tentang kematiannya yang sempat menjadi pergunjingan warga perlahan sirna karena tak ada lagi orang yang mau membicarakannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun