Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Flamboyan Itu Telah Pergi

2 Juni 2019   21:18 Diperbarui: 2 Juni 2019   21:43 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(almh) Bu Ani dan Pak SBY // foto IG aniyudhoyono

berakhir di batas kota

Flamboyan itu telah pergi. Perjalanan panjangnya telah berakhir di batas usia. Flamboyan tak kan pernah kembali dan tak kan menampakkan indahnya lagi setelah sang Pengembara meletakkan karangan bunga di atas pusaranya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Sang Pengembara sangat berduka. Ia, yang gagah perkasa itu menitikkan air mata. Bersatunya air mata cinta, air mata kasih, dan air mata sayang adalah saat-saat akhir sang Pengembara menatap bunga pujaannya.

"Dia menyebut namanya, Bambang. Aku mengenalkan diri dengan Ani." Begitu, Flamboyan bercerita tentang kisah cinta dengan Sang Pengembara dalam buku biografinya, Kepak Sayap Putri Prajurit yang ditulis oleh Alberthiene Endah.

"Apakah Bapak menyesal menikah denganku?" Dulu ... Flamboyan pernah bertanya saat mendengar kasak kusuk konon katanya karir sang Pengembara sebagai perwira berjalan lambat karena menjadi menantu Jenderal yang kurang disukai penguasa Orba.

"Sama sekali tidak. Buatku, hal terpenting dalam hidup adalah keluarga. Selama keluargaku utuh dan bahagia, aku tidak mempersoalkan hal lain." (Kepak Sayap Putri Prajurit (2010: 329)

Jawaban tegas sang Pengembara melegakan Flamboyan. Perjalanan cinta mereka terus berjalan tanpa hambatan. Karir sang Pengembara juga  terus berjalan hingga menapak jenjang tertinggi sebagai pemimpin sebuah negeri .

Flamboyan, dengan semerbak wangi sinar pesonanya setia menemani sang Pengembara hingga masa tua. Pun demikian cinta sang Pengembara kepada Flamboyan, terus membara hingga saat-saat akhir perpisahan diikat oleh bersatunya air mata.

"Flamboyan telah pergi. Namun akan tetap hidup di hati kita semuanya, rakyat Indonesia yang mencintainya," kata kepala negara dalam upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Selamat Jalan Bu Ani ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun