Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

6 Cara Sederhana Diet Sampah Sisa Makanan di Bulan Ramadan

14 Maret 2025   12:02 Diperbarui: 14 Maret 2025   12:09 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah sisa makanan (Sumber: pexels/Greta Hoffman)

Barangkali, dari sekian banyak jenis sampah, sampah sisa makanan lah yang paling menarik perhatianku. Bagaimana tidak, selain menebarkan aroma yang busuk, sampah sisa makanan juga bisa dengan mudah mengundang lalat, nyamuk, belatung dan mikroorganisme lainnya serta merusak pemandangan.

Hal ini tidak berlebihan, karena faktanya, penyumbang volume sampah terbesar di Indonesia bukanlah plastik atau limbah zat-zat lainnya, melainkan limbah sisa makanan yang berada di angka 41,55% (SIPSN, 2022).

Namun, isu sampah sisa makanan kurang popular dibandingkan isu sampah plastik karena masih kerap dianggap sepele mengingat sampah sisa makanan termasuk dalam kategori sampah organik yang memang bisa diuraikan. Berbeda dengan plastik yang tidak dapat diuraikan dan dianggap berbahaya untuk jangka panjangnya.

Padahal, sampah sisa makanan memiliki dampak berbahaya jangka pendek jika tidak segera ditangani dengan serius. Kok bisa ? ya, sebab dari sampah sisa makanan inilah gas metana diproduksi. Gas metana sendiri merupakan unsur utama dalam proses emisi karbon penyebab rumah kaca dan pemanasan global.

Masih ingatkah bencana Leuwigajah tahun 2015 silam yang menelan korban meninggal hingga ratusan orang akibat ledakan gunungan sampah di TPA ? bencana ini mengakibatkan longsor sampah dan menenggelamkan hingga dua desa di sekitar TPA tersebut. Dan ternyata, pemicu ledakan adalah akibat reaksi kontaminasi gas metana yang berasal dari sampah sisa makanan.

Artinya apa ? artinya sudah saatnya kita tidak meremehkan dan menganggap sepele sampah sisa makanan ini karena memang memiliki dampak jangka pendek yang sangat berbahaya, bukan saja untuk lingkungan tapi juga nyawa manusia.

Nah, mumpung di bulan Ramadan, kenapa gak jadi momen memperbaiki pola pikir untuk lebih perhatian dan tidak apatis terhadap isu sampah, khususnya sampah sisa makanan ? gak sulit kok, apalagi sampah sisa makanan ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, sehingga langkah kecil dan sederhana bagaimanapun pasti akan sangat membantu untuk setidaknya mengurangi volume sampah sisa makanan.

Bagaimana caranya diet sampah sisa makanan di bulan ramadan ?

Pertama, jangan tinggalkan sahur dan berbuka. Santap sahur dan berbuka akan menghindarkan kita dari dehidrasi dan rasa lapar yang hebat. Dehidrasi dan lapar yang hebat akan memicu "lapar mata" sehingga mengakibatkan porsi makan kita tidak terkontrol sementara kekuatan lambung tidak seimbang. Akibatnya, akan banyak makanan tersisa dan menjadi sampah sisa makanan.

Kedua, cukupi kandungan gizi dan nutrisi selama puasa. Ini juga berpengaruh, sebab kecukupan gizi dan nutrisi akan membuat organ-organ tubuh berfungsi dengan baik dan menjaga imunitas tubuh. Tubuh yang sehat akan membuat kita tidak mudah lapar dan tetap aktif meski sedang berpuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun