Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ikhtiarkan Impian Naik Hajimu bersama Danamon Syariah

9 September 2020   13:07 Diperbarui: 9 September 2020   12:53 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : tebuireng.online

"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.." (QS. Al-Imran: 97)

Ada yang bilang bahwa naik haji itu menunggu "panggilan" dari Allah. Semampu apapun kita kalau Allah belum "memanggil" ya nggak akan berangkat. Pun sebaliknya, keadaan tersulit apapun kalau Allah sudah "memanggil" ya pasti akan berangkat.

Nggak salah sih, karena bagaimanapun semua berpulang ke takdir Allah. Tapi, yang harus diperbaiki mindset-nya adalah menunggu "panggilan" bukan berarti pasrah dan berdiam diri ya. Tentu harus ada usaha dan cara yang diupayakan semaksimal mungkin agar Allah berkenan "memanggil" kita untuk berangkat ke Baitullah.

Berhaji adalah kewajiban bagi muslim yang mampu

Terkadang kita diherankan dengan beberapa pemikiran yang "bangga" dengan ketidakmampuannya. Contohnya, ketika pemerintah menawarkan bantuan (BLT) bagi warga yang tidak mampu, berbondong-bondong orang mengurus surat tidak mampu. Bahkan, warga yang mampu pun tak mau kalah berlomba-lomba ingin mendapatkan bantuan tersebut.

Padahal, semestinya kita harus punya budaya malu. Logikanya, masa kita bangga sih jadi orang yang tidak mampu ? sementara di beberapa negara maju, mereka justru enggan ketika dikategorikan sebagai orang yang tidak mampu sehingga tidak ada istilah pemberian bantuan yang "salah sasaran".

Begitu juga dengan beribadah haji. Meski wajibnya bagi mereka yang mampu, tapi bukan berarti kesempatan itu tidak terbuka bagi siapa saja. Artinya, kesempatan itu terbuka lebar bagi mereka yang mau "memampukan" dirinya untuk menjalankan rukun Islam yang ke lima tersebut.

Jika demikian, sebenarnya siapa saja di mata Allah adalah muslim yang mampu untuk melaksanakannya. Tinggal bagaimana kita mau berusaha untuk "memampukan dan memantaskan diri" untuk datang ke Baitullah.

Lantas, kenapa kita tidak berlomba-lomba "memampukan" diri untuk dapat menunaikan ibadah haji ? Percayalah, Allah akan mengabulkannya selama kita mau berdoa dan berusaha. Tidak ada yang tidak mungkin bagiNya.

Jadi, jangan pernah berkecil hati dengan keadaan kita. Bentuk cara pandang kita bahwa kita adalah bagian dari mereka yang mampu sehingga dapat membangkitkan semangat untuk berusaha meraih impian naik haji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun