Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Joana, Ia Biarkan Hatinya Terluka

16 November 2019   01:13 Diperbarui: 16 November 2019   01:45 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber:pixabay.com)

Kopi di hadapannya telah berangsur dingin. Tersapu angin. Malam ini begitu dingin menusuk rusuk. Joana membiarkan hatinya terluka. Pengkhianatan yang bertubi-tubi, dusta yang tak habis-habis dan kecewa yang begitu panjang. Joana masih bertahan. 

Ia membiarkan hatinya terluka. Sementara belati itu telah menghujam dan menikamnya berulangkali, membabi buta. Joana tak bergeming. Ia tetap tak beranjak pergi. Joana membiarkan hatinya terluka.

Cinta yang selama ini senantiasa didoakan. Disebut dalam sepertiga malamnya. Cinta itu juga yang membuatnya nyaris mati. Cinta itu yang membutakan matanya. Dunia tak lagi indah. Ia hanya bertahan dan membiarkan hatinya terluka. Joana terus mendoakan cintanya. Hanya cintanya. Tapi cinta itu tak kunjung datang. Pun dalam doanya.

Sekian lama Joana menutup telinga. Penghakiman mereka yang tak pernah sebentar saja menjadi dirinya, membuatnya jengah. Mereka tak tahu, Joana punya cinta. Mereka tak peduli, Joana akan lebih menderita jika sendiri. Pengkhianatan, dusta dan kecewa bagi mereka adalah musuh, tapi bagi Joana adalah sahabat.

"aku tau dia tak pernah menghargaiku...tapi biarlah aku yang menghargainya..."

"aku tau dia tak menyayangiku...tapi biarlah cukup aku yang menyayanginya..."

"aku tau dia tak pernah peduli padaku...tapi biarlah aku yang mempedulikannya..."

"bangun Jo...sadar Jo...!!!" teriak mereka di telinga Joana

Joana tak bergeming. Ia tetap memilih membiarkan hatinya terluka.

Tak sedikitpun Joana memberi ruang untuk hatinya berpaling. Bahkan, ia tak mengizinkan jiwanya berontak. Hatinya kini beku. Joana tak lagi punya naluri untuk mencintai dan dicintai. Ia tak lagi percaya dengan apapun. Baginya membiarkan hatinya terluka adalah pemujaan yang sangat menyakitkan. Tapi ia masih memilihnya. Joana membiarkan hatinya terluka.

Joana tersenyum. Seseorang berjalan mendekatinya. Memeluknya dan seketika duduk di sampingnya. Ia mengacak-acak rambut Joana dengan tatapan kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun