Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Orangtua Mengasah Bakat Anak yang Terbilang Unik dan Langka

3 September 2019   17:50 Diperbarui: 3 September 2019   17:59 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (educenter.id)

Anak memiliki bakat tertentu memang suatu anugerah tersendiri bagi kita sebagai orangtua. Bagaimana tidak, kemampuan dan kelebihan yang ada muncul secara alami sehingga kita tidak perlu memulai dari nol untuk membentuknya. Cukup dengan optimal mengasahnya, maka bakat akan tumbuh dan berkembang dengan pesat.

Beberapa orang mengatakan bakat tak lain lahir dari turunan orangtuanya. Jika orangtuanya pelukis maka kemungkinan besar anaknya memiliki bakat melukis. Jika orangtuanya bersuara merdu, maka kemungkinan anaknya akan berbakat jadi penyanyi. Atau ketika orangtuanya penjahit pakaian, bisa jadi anaknya akan menjadi desainer. Ibarat kata, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pun dengan bakat anak takkan lari dari bakat atau minat orangtuanya.

Saya tak menampik tapi juga tak seratus persen menyetujuinya. Memang ada beberapa teman saya yang memiliki kesamaan (atau setidaknya kemiripan) bakat antara orangtua dan anak. Teman saya seorang penyanyi pesta, ternyata anaknya jawara lomba menyanyi. Teman saya lainnya seorang arsitek, dan ternyata anaknya juara menggambar.

Tetapi saya juga sempat heran ketika teman saya yang tidak kelihatan berbakat olahraga ternyata anaknya justru jadi atlit karate. Atau teman saya yang tak berminat di bidang fashion anaknya malah menjadi model. Apakah memang bakat itu murni tidak sama ? atau mungkin sama, hanya saja dibedakan dengan faktor "diasah" dengan "tidak diasah". Mungkin orangtuanya sebenarnya punya bakat yang sama atau mirip dengan bakat anaknya, hanya karena tidak diasah maka bakatnya pun tenggelam begitu saja.

Nah, saya cenderung lebih setuju dengan kemungkinan yang terakhir, bakat ada tapi tidak diasah maka jadi tiada. Hal ini karena saya berpikiran bahwa setiap orang adalah pribadi yang istimewa dan dianugerahi kelebihan masing-masing. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, tentu kemampuan dan kelebihan juga telah diberikan Tuhan untuk kita. Tinggal bagaimana kita bisa menggali dan mengasahnya.

Namun, ternyata untuk menggali dan mengasah bakat anak tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi seperti saya yang memiliki bakat serupa tapi tak sama dengan anak gadis saya. Saya suka membuat rangkaian cerita dan menuangkannya dalam tulisan sementara anak gadis saya yang kini berusia 12 tahun suka merangkai cerita dan menuangkannya ke dalam bentuk komik dengan suguhan gambar manga (komik jepang). Serupa tapi tak sama bukan ?

Untuk kemampuan menggambar (apalagi manga) bisa dikatakan saya angkat tangan. Sementara anak saya begitu lihai membuat gambar komik meski dengan manual dan kualitas yang sederhana. Tapi untuk pemula saya cukup dibuat terkagum-kagum. Bukan saja kemampuan menggambarnya yang membuat saya takjub, tapi konsistensi dalam menciptakan karakter dan menuangkannya dalam bentuk gambar lah yang membuat saya harus mengakui "ini anak memang ada bakat membuat komik..." bagi awam seperti saya, konsisten menggambar satu karakter dalam beberapa bagian cerita itu tidaklah mudah. Tapi sejauh ini, anak saya bisa melakukannya.

Hal lainnya yang membuat saya akhirnya memuji para kreator komik adalah tentang kemampuan dan kebisaan mereka dalam menggabungkan dua hal sekaligus pada satu karya, yaitu menggambar dan merangkai cerita. Tentu itu bukan sesuatu yang mudah, bukan?

beberapa karya komik anak saya (dokpri)
beberapa karya komik anak saya (dokpri)
Dibalik rasa bangga dan bahagia melihat bakat anak ternyata masih terselip kegelisahan saya dan mungkin beberapa orangtua lainnya, yaitu bagaimana cara mengasah bakat tersebut sehingga berkembang dan menjadi sesuatu yang manfaat, menorehkan prestasi atau bahkan bisa menjadi satu bakat yang "menghasilkan". Apalagi jika bakat itu adalah bakat yang "tidak umum" atau jarang ada, seperti contoh anak saya, bakat membuat komik manga. 

Mungkin kalau bakat menyanyi akan banyak kita kembangkan melalui kursus vokal yang ada dimana-mana. Atau bakat menari juga banyak sanggar tari. Nah, bagaimana dengan bakat membuat komik manga ? kemana saya bisa mengembangkan bakat anak saya ? atau mungkin kegelisahan orangtua lainnya yang merasa bakat anaknya langka ?

Ketidaktahuan bukan berarti sebagai orangtua kita hanya berdiam saja, bukan ? menyadari itu, berikut saya coba membagikan beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan bagi orangtua yang mengalami kegelisahan yang sama dengan saya, yaitu memiliki anak dengan bakat yang terbilang unik dan langka:

  • Kenali dan pastikan bakat anak secara detil dan mendalam. Biasanya, jika memang sudah bakat, anak tidak akan merasa bosan melakukan aktifitas bakatnya tersebut. Ia cenderung merasa nyaman dan bahagia ketika beraktifitas. Hasil karya/ aktifitas pun nampak atau dapat dinikmati.
  • Jika sudah yakin dengan bakat anak, maka orangtua juga harus mencoba mendalami tentang seluk beluk bakat tersebut. Misalnya, dengan mencari dan menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai bakat tersebut, mulai dari apa dan bagaimana, dimana tempat belajar mengembangkannya, mencari tahu komunitas dengan bakat sejenis atau bahkan berupaya melakukan contact person dengan ahlinya untuk sharing dan bertanya tentang masa depan bakat tersebut.
  • Hal yang tak kalah pentingnya adalah lakukan perencanaan finansial untuk mendanai bakat tersebut. Orangtua harus dapat berpikir logis, bahwa kemampuan finansial akan sangat banyak membantu mendukung pengembangan bakat anak. Meski bukan hal yang utama, tapi memikirkan alokasi dana untuk bakat anak memiliki peran yang sangat penting.
  • Fasilitasi anak sesuai dengan apa yang dibutuhkannya. Jangan khawatir, fasilitasi ini tidak harus pemenuhan kebutuhan yang berada di level high budget tapi bisa juga dengan low budget. Semuanya dapat dikondisikan sesuai dengan kemampuan kita. Bagaimanapun, kita harus realistis dan cerdik dalam menyikapi bakat anak.
  • Mulailah untuk hunting tempat belajar mengembangkan bakat anak. Bagi orangtua yang mengalami kegelisahan karena tidak paham dengan bakat anak tentu ini menjadi satu hal yang sangat penting. Ingat, bakat anak tidak akan berkembang jika tidak diasah. Dan untuk mengasahnya kita perlu orang atau pihak yang dapat mengasah bakatnya dengan baik.
  • Jika memungkinkan, bergabunglah dengan komunitas/ group dekat bakat yang sama. Ini juga penting, selain dapat sharing dan berbagi pengalaman, juga sebagai wadah informasi up to date tentang perkembangan bakat anak.
  • Jangan ragu untuk mengikutkan anak jika ada event atau lomba-lomba tentang bakatnya. Selain bisa memberi ruang anak untuk berprestasi, keikutsertaan anak pada lomba sesuai bakatnya dapat melatih jiwa dan mental sportifitasnya. Ia juga akan belajar bagaimana menghargai arti sebuah usaha dan proses. Juara adalah bonus, berani berkompetisi itu adalah esensi pemenang yang sesungguhnya.
  • Dan yang terakhir adalah jangan pernah jenuh memberi motivasi pada anak. Sebagai manusia biasa, ada kalanya anak berada pada situasi up and down, nah itulah kenapa motivasi harus terus diberikan agar anak selalu dapat mengendalikan situasi dirinya. Jika sedang up, maka ia tak lupa diri. Dan ketika sedang down ia tak menyerah atau putus asa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun