Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Idulfitri, Momen Kembali Fitri untuk Indonesia Bersatu dan Jaya

5 Juni 2019   23:01 Diperbarui: 5 Juni 2019   23:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber:yomamen.com)

Masih terngiang di telinga dan benak fikiranku saat momen jelang Pilpres bulan April 2019 yang lalu, ketika Indonesia seolah terpecah menjadi dua kubu yang berseberangan. Persoalan bukan pada perbedaannya, sebab berbeda itu wajar dan sah-sah saja.

Namun yang menjadi persoalan adalah ragam sikap negatif dan antipati dari masing-masing pendukung Capres Cawapres sudah berada di titik kerawanan. Saling menghujat, memperolok, memfitnah, menyebar berita hoax, hingga melabeli lawan dengan sebutan-sebutan yang kurang pantas seperti sudah menjadi suatu hal yang biasa. Dan tidak dapat dimungkiri, aku pun sangat akrab dengan sebutan-sebutan tersebut karena saking seringnya berseliweran di telingaku.

Miris. Barangkali itu adalah ungkapan rasa yang bisa mewakili kegundahanku akan nasib bangsa ini. Rasanya seperti bukan Indonesiaku, yang selama ini dikenal ramah tamah, bersahaja, berbudaya dan selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Ah, semoga saja anggapanku yang salah. Indonesia tetap baik-baik saja.

Perseteruan antara dua kubu yang begitu mencolok membuatku bertanya-tanya, apakah cara ini ada gunanya ? lantas, dimanakah letak kedewasaan diri masyarakat Indonesia dalam menyikapi sebuah perbedaan, jika berbeda pilihan saja bisa menjadi polemik yang begitu masif ? tapi baiklah, kita berpikir positif saja, barangkali masyarakat Indonesia tengah mempelajari pendidikan politik, sehingga wajar jika keberpihakan pada salah satu pihak masih mendominasi hasrat politiknya ketimbang akal dan nurani politiknya. Padahal sense of politic itu penting, salah satunya untuk bisa bersikap legawa menerima perbedaan.

Namun, bersyukur, kehadiran ramadan dan idulfitri mampu meredam gejolak politik yang begitu liar di masyarakat. Kesucian ramadan dan kemenangan idulfitri merupakan momen besar yang memiliki magnet luar biasa bagi masyarakat untuk seketika "menjaga hati, pikiran dan lisan" terhadap segala sesuatu yang negatif dan memicu keributan.

Terlebih lagi, saat ini umat muslim tengah merayakan hari kemenangan Idulfitri 1440 H. Berbagai pihak pun berlomba-lomba untuk mendahulukan permohonan maaf dan memaafkan, sebab yang demikian adalah berkah Idulfitri yang sangat merugi jika dilewatkan. Meski terkadang, maaf terlontar secara tidak langsung (melalui media sosial, pesan pribadi, dll) namun hendaknya ini tetap disikapi dengan baik. Terlepas tulus atau tidaknya, kita hanya berperan untuk saling memaafkan. Itu saja.

Momen hari raya Idulfitri adalah momen yang paling tepat bagi bangsa Indonesia untuk saling bermaafan dan berupaya melupakan kesalahan-kesalahan lampau dengan cara belajar memperbaiki diri serta bertekad untuk tidak mengulanginya kembali.

Nafas Idulfitri seperti memberi nyawa bagi masyarakat Indonesia untuk kembali berangkulan dan menjadi perjalanan yang baru untuk langkah selanjutnya. Lihat saja, setelah menunaikan shalat Ied, masyarakat berbondong-bondong saling bersalaman, berucap maaf dan berpelukan. Senyum menebar dimana-mana. Bahkan tak jarang airmata keharuan menyeruak di momen tersebut.

Tentu saja ini pertanda baik bagi bangsa Indonesia. Besar harapan momen Idulfitri bisa menjadi momen "kembali fitri, putih dan bersih" seperti laiknya kertas kosong. Berikutnya akan diisi dengan hal-hal kebaikan. Semoga Idulfitri dapat mempersatukan kembali dua kubu yang berseberangan dengan hati yang lapang dan jiwa besar. Bukankah yang berani berlapang hati dan berjiwa besar adalah pahlawan yang sesungguhnya ?

Barakallah, Alhamdulillah...Idulfitri membawa segala kebaikan bagi umat manusia seluruhnya. Mudah-mudahan ini akan menjadi awal yang indah bagi bangsa Indonesia untuk dapat menatap masa depan yang lebih cerah. InshaaAllah...

Akhir kata, kuucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri 1440 H...Minal Aidzin Wal Faidzin...Mohon Maaf Lahir dan Batin...Indonesia Bersatu...Indonesia Jaya !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun