Mohon tunggu...
Fifid Edo
Fifid Edo Mohon Tunggu... Penjahit - mahasiswi

hai selamat datang di bolgnya amatir, semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat, dan jika ada kesalahan dalam menulis mohon bisa di koreksi terimaksasih atas bantuannya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengembangan Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar

4 Desember 2020   11:48 Diperbarui: 4 Desember 2020   11:51 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

ESSAY

Pengembangan Karakteristik Anak Didik di Sekolah Dasar

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling SD Dosen Pengampu : Naili Rofiqoh, S. Psi, M. Si

Oleh,

Fifid Edo Firdhayanti (NIM : 191330000555)

Kelas 3 PGSD A3

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

TAHUN 2020

PENDAHULUAN

            Pendidikian merupakan suatu faktor penting manusia untuk menentukan kemajuan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan sudah tercantum dalam Undang-Undang Pasal 3 Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebut bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

            Ada bebrapa karakteristik peserta didik yang harus diketahui oleh para pendiidk, agamer lebih mengetahui keadaan, karakter peserta didik pada lembaga pendiidkan sekolah dasar. Sebagai pendiidk harus dapat memahami karakter peserta didik sehingga disaat pembelajaran dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat.

            SD Negeri 3 Jambu Mlonggo merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di Kabupaten Jepara. Perlu dipahami karakteristik peserta didik yang ada dalam lembaga pendidikan SD Negeri 3 Jambu Mlonggo harus di kembangkan melalui dengan ciri-ciri karakteristik peserta didik. Maka dari itu perlu memperhatikan karakteristik peserta didiknya.

PEMBAHASAN

            Karakter yang ada pada peserta didik yaitu cenderung aktif bermain dan tidak suka belajar, cepat bosan ketika harus mendengarkan ceramah pelajaran, sehingga peserta didik akan mengisi kebosanan itu dengan berbicara dengan temannya sehingga suasa kelas tidak kondusif.hal ini sudah tercantum dengan amanat PP nomor 19/2005 tentang standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1 bahwa pendidik wajib menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Oleh karna itu bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan hendaknya ddilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan perkembangan bakat, minat serta perkembangan fisik dan psikologi. Peserta didik termasuk kategori yang mengalami perubahan yang sangat pesat baik mental mupun fisik. Usia peserta didik yang sekitar 6 sampai 12 tahun.

Karakteristik Umum 

            Cruickshank (2011)  mengemukakan beberapa karakter umum peserta didik yang pelu mendapatkan perhatian dalam aktivitas pembelajaran yaitu: (1) kondisi sosial ekonomi, (2) faktor budaya, (3) jenis kelamin, (4) pertumbuhan, (5) gaya belajar, dan (6) kemampuan belajar. Analisis karakteristik peserta didik merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik, yang berkaitan dengan suasana permbelajaran. Tahapan ini memrlukan pertimbangan seperti; peserta didik, perkembangan sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan program pembelajaran yang akan di ikuti peserta didik.

            Berikut ini kan dijelaskan tantang perkembangan peserta didik dari segi usia, fisik, psikomotorik dan akademik bagi peserta didik.

  • Perkembangan Fisik
  • Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak
  • Usia 0 -- 5 tahun
  • Menurut Jean Piaget dan Barbel Inhelder (2010) perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan amak mampu melakukan bermacam-macam gerakan dasar yaitu berjalan, melompat, berlari, berjongkok, melempar, menangkap,dan hal lainnya yang berhubungan dengan geraqk fisik.
  • Usia 5 -- 8 tahun
  •  Pada tahapan ini masa perkembangan akan lebih lambat dibandingkan dengan masa kanak-kanak, kesehtan umum relatif tidak stabil dan mudah sakit, rentan daya tubuh kurang.
  • Usia 8 -- 9 tahun
  • Terjadi perbaikan bentuk tubuh, ketahanan tubuh meningkat, anak laki-laki cenderung akian menyukai aktivitas yang berhubungan dengan kontak fisik.
  • Usia 10 -- 11 tahun
  • Kekuatan daya otot anak laki-laki akan lebih kuat dari anak perempuan, anak perempuan kan mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun), lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual. (Santrok, 2007)
  • Perkembangan psikomotorik
  •             Loree mengemukakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal yaitu berjalan dan memegang benda. Sementara menurut Gessel bahwa perilaku motorik itu meliputi garakan tubuh, koordinasi, dan keahlian motorik khusus. (salkind, 2010)
  • Karakteristik perkembangan akademik
  •             Pada peserta didik usia 7 -- 11 tahun, peserta didik telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, akan tetapi belum bisa menghadapi hal-hal yang abstrak, kecakapan peserta didik ialah; kombinasivitas/klarifikasi, reversibelitas, asosiativitas, identitas, serias.
  •             Adapun juga faktor yang mendukung perkembangan kognitif yaitu; lingkungan fisik, kemtangan, pengaruh sosial, proses pengaturan diri yang disebut equilibrasi. Cara yang sederhana untuk mengatahui karakteristik peseta didik di sekolah dasar yaitu dilakukannya obsevasi, wawancara, dan pre-tes. Cara ini telah terbukti sangat efektif untuk mengetahui karakteristik yang ada pada peserta didik yang akan menempuh pembelajran. (Yatim, 2013)
  • Kemampuan Awal 
  •             Kemampuan awal peserta didik yaitu dapat menyebutkan urutan bilangan 0 -- 9 dengan benar, sedangkan kemampuan akhir peserta didik adalah menjumlahkan beberapa bilangan dengan tepat. Analisis kemampuan awal peserta didik berfungsi untuk pengelolaan proses pembelajaran. Pada analisis ini pendidik dapat mengetahui apakah perlu mengadakan perubahan tujuan intruksional khusus yang telah di tetapkan.
  •             Kemampuan awal peserta didik meliputi beberapa hal yaitu :
  • Taraf intelegensi
  • Mempunya dua arti yaitu arti luas dan ati sempit, yang dimaksud arti luas yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi, sepertihalnya dalam berbagai bidang kehidupan; pergaulan sosial; teknis; perdagangan; pengaturan keluarga serta belajar di sekolah, srti sempit yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah dasar atau kemampuan intelektual.
  • Daya kreativitas
  • Menurut Winkel hal ini disebut "berpikir di vergen", corak berpikir yang mencari suatu jalur baru, atau memecahgkan suatu problem. Sementara itu corak yang cenderung mengikuti jalur ytang sudah ditetappakn pasti akan membawa hasil yang disebut "berpikir konvergen".
  • Kemampuan berbahasa
  • kemampuan berbahasa yang baik akan diperoleh jika peserta didik mau untuk membaca , dan peserta didik bisa mengutarakan kemampauan berbahasa yang baik. Peserta didik yang cenderung diam dalam ruangan rata-rata kurangnya memiliki kemampuan berbahasa.
  • Minat dalam belajar
  • Jika seorang pendidik mampu menarik daya minat belajar maka peserta didik akan mudah dalam menerima ilmu pembelajaran.
  • Gaya Belajar
  •             Secara sederhana gaya belajar belajar dapat ditandai sebagai kecenderungan yang dimiliki peserta didik dakam melakukan aktivitas belajar. Gaya belajar merupakan suatu bentuk cara bagaimana peserta didik melakukan persepsi, berinteraksi, dan merespon secara emosional terhadap lingkungan belajar. Gaya belajar dapat diklarifikasi kedalam kecenderungan dan kecepatan yang dimiliki setiap individu peserta didik dalam menerima informasi yang spesifik.  Klasifikasi gaya belajar setiap individu peserta didik didasari pada kemampuan dalam memahami jenis informasi tertentu; (1) auditif, (2) visual, (3) kinestetik. (Bobbi, 2009)
  • Kecerdasan Majemuk 
  •             Menurut Gardner konsep kecerdasan majemuk memiliki beberapa aspek yang berlu pendidik ketahui yaiu: (1) kecerdasan matematis logis; kecerdasan ini sering disebut dengan kemampuan berfikir kritis, (2) kecerdasan visual; kecerdasan ini berkaitan dengan indera penglihatan. (3) kecerdasan tubuh; kecerdasan ini berkiatan dengan gerak anggota tubuh atau kemampuan dalam mengendalikan tubuh, (4) kecerdasan musical, kecerdasan ini berdasarkan pada kemampuan dalam mengelola pola suara, (5) kecerdasan verbal/linguitisk; kemampuan ini berkaitan dengan ucapan yang artinya dapat berucap dengan baik, (6) kecerdasan interpersonal; kecerdasan yang membutuhkan interaksi dengan orang lain (7) kecerdasan intrapersonal;kecerdasan intrapersonal bentuk kemampuan dalam membangun persepsdi yang akuran dan dapat mengarahkan rencana tersebut kepada oarang lain, (8) kecerdasan naturalistic; kecerdasan yang berkaitan dengan alam.
  •             Kecerdasan yang ada pada setiap individu peserta didik yang ada di sekolah dasar memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.
  • Motivasi 
  •             Motivasi juga bisa memengaruhi peserta didik dalam minat belajar. Motivasi dapat diartikan sebagai sarana untuk mendorong peserta didik untuk melaksanakan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang baik. Motivasi belajar yang terdapat dalam diri peserta didik dapat digolongkan sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi yang berasal dari dalam yang mencerminkan kecintaan terhadap isi atau materi yang dipelajari disebut dengan motivasi intrinsik sementara motivasi yang didaari pada imbalan dari luar disebut sebagai motivasi ekstinsik
  •             Pendidik harus mampu menciptakan motivasi yang membangun belajar peserta didik agar dapat mencapai kompetensi yang mereka inginkan.
  • Teknik Analisis Karakeristik Peserta didik
  •             Dengan adanya analisis karakteristik peserta didik , pendidik bisa memperoleh informasi tentang profil peserta didik yang akan mengikuti program pembelajaran di sekolah dasar. Ada beberpa cara yang harus dilakukan pendidik diantaranya yaitu: (1) observasi, (2) wawancara, (3) kuesioner, (4) pre-tes.
  •             Observasi yaitu dengan adanya mengamati peserta didik yang akan mengikuti program pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan secara informal dengan mengamati "perilaku" siswa. Perilaku yang diamati secara umum dan perilaku yang berkaitan dengan cara dan kebiasaan siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
  •             Wawancara, hampir sama dengan observasi, juga merupakan teknik yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik pesera didik. Wawancara dapat dilakukan pendidik seperti ngobrol ringan tetapi bermakna untuk menggali informasi. Wawancara dapat dilakukan melalui cara yang informal. Wawancara dapat dilakukan sambil mengamati atau observasi terhadap siswa yang menjadi sasaran program pembelajaran. Wawancara dan observasi dapat dilakukan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik umum dari peserta didik.
  •             Kuiesioner, yang disebarkan kepada peserta didik adalah cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik peserta didik. kuesioner yang perlu diisi oleh resposnden harus dapat menggali informasi yang terkait dengan kesukaan peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kesukaan dan kecenderungan yang dipilih siswa dalam melakukan aktivitas belajara disebut dengan gaya belajar.
  •             Pre-tes merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki individu peserta didik. Hasil pre-tes dapat memberi informasi yang berguna tentang kompetensi yang telah dimiliki oleh peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran. Hal ini dikenal dengan istilah kemampuan awal atau entry behavior. Pre-tes juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat penguasaan kemampuan kompetensi yang peru dimiliki oleh peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran. Hal ini dikenal dengan istilah kemampuan prasyarat atau prerequiste skil.
  •             Seperti sudah terjadi pada lembaga sekolah yang berada di Mlonggo, SD N 2 Jambu dengan adanya pamdemi ini, pendidik kurang mengetahui karakteristik yang ada pada setiap individu di akrenakan tidak bisa mengamati secara langsung, jadi pendidik juga kesulitan dalam menangani persoalan yang ada di setiap individu peserta didik. Untuk solusi saat ini yaitu pertama dengan mengadakan wawancara online secara individu, kedua dengan menyebarkan kusioner kepada peserta didik, dan yang terakhir yaitu mengadakan pre-tes untuk mengetahui seberapa tingkatan pemahaman peserta didik yang telah dimiliki oleh siswa sebelum mengikuti program pembelajaran.
  • Penutup 
  •             Karakteristik peserta didik yang akan menempuh program pembelajaran, perlu diketahui oleh pendidik untuk memudahkan dalam menentukan tujuan, metode, dan media pembelajaran, serta materi pelajaran yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar peserta didik. Karakteristik peserta didik yang perlu dianalisis oleh pendidik meliputi: (1) karakteristik umum; (2) kompetensi awal; (3) gaya belajar, dan (4) motivasi. Karakteristik umum meliputi faktor kecerdasan, usia, kondisi sosial, dan ekonomi. Faktor ini merupakan karakteristik yang bersifat umum yang secara tidak langsung ikut memengaruhi keberhasilan peserta didik dalam menempuh aktivitas pembelajaran. Sedangkan kompetensi awal merupakan kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran. Kompetensi yang telah dimiliki sebelum mengikuti program pembelajaran disebut dengan istilah entry behavior. Sedangkan kompetensi yang perlu dimiliki atau dipersyaratkan sebelum mengikuti program pembelajaran disebut dengan istilah keterampilan prasyarat atau prerequisite skill. Gaya belajar adalah kecenderungan yang dimiliki oleh speserta didik dalam melakukan proses belajar. Gaya belajar juga dapat dimaknai sebagai kesukaan atau preferensi seseorang dalam melakukan proses belajar. Karakteristik lain yang perlu dipertimbangkan adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri peserta didik untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi belajar yang terdapat dalam diri peserta didik dapat digolongkan sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi yang berasal dari dalam yang mencerminkan kecintaan terhadap isi atau materi yang dipelajari disebut dengan motivasi intrinsik sementara motivasi yang didaari pada imbalan dari luar disebut sebagai motivasi ekstinsik. Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam menerapkan model desain pembelajaran adalah kecerdasan majemuk atau multiple intelligences. Gardner membagi kecerdasan itu dalam 8 kecerdasan (1) kecerdasan matematis logis (2) kecerdasan visual/spasial (3) kecerdasan kinestetik tubuh (4) kecerdasan musikal/ritmis (5) kecerdasan verbal/linguistik (6) kecerdasan interpersonal (7) kecerdasan intrapersonal dan (8) kecerdasan naturalistik. Karakteristik umum, kemampuan atau kompetensi awal, gaya belajar dan motivasi merupakan informasi yang perlu diketahui pendidik sebelum melakukan program pembelajaran. Dengan informasi ini, pendidik dapat membuat pembelajaran yang dapat memicu motivasi, semngat belajar peserta didik agar dapat mencapai suatu tujuan yang peserta didik inginkan.
  • Daftar Pustaka
  • DePorter, Bobbi &Mike Hernacki. 2009. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman         dan Menyenangkan. Terj. Alwiyah Abdurrahman original Title Quantum Learning :    Unleshing the Genius in You. Cetakan ke-27. Bandung: Kaifa.
  • Peraturan Pemerintah.2005 . Standar Nasional Pendidikan.
  • Piaget, Jean. &Barbel Inhelder. 2010. The Psychology of Child. Terj. Miftahul Jannah.     Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
  • Riyanto, Yatim. 2013. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik      dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Cetakan ketiga. Jakarta: Prenada Media Group.
  • Salkind. Neil J. 2010. Teori Perkembangan Manusia Pengantar Menuju Pemahaman         Holistik.Cetakan kedua. Bandung: Nusa Media.
  • Undang-undang pasal 3 nomor 20 tshun 2003.
  • Winkel, W.S. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun