Mohon tunggu...
Fiahsani Taqwim
Fiahsani Taqwim Mohon Tunggu... Penulis - :)

Penganut Absurditas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Maaf

27 Februari 2021   09:08 Diperbarui: 27 Februari 2021   09:13 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Memangnya kenapa?” Tanya Halimah lagi.

“Bodoh itu namanya.”

“Tapi, Tuhan saja memberi maaf, masak manusia tidak bisa.”

“Ya justru karena kita ini cuma manusia, Say. Kita tidak maha pengampun seperti Gusti Allah.”

Halimah menghela napas lalu menjauh dari Omnya. Dia menatap lekat lelaki cabul itu dengan mata penuh wibawa dan daya. Dia berikan senyum indahnya. Cantik sekali. Sebuah keindahan ala kembang berumur dua puluhan yang sedang mekar-mekarnya.

“Berengsek. Omku yang cabul ini, rupanya titik kelemahannya adalah sang dara muda.” Begitu gumam Halimah.

Ketika dia melihat tanda-tanda bahwa sang tante akan keluar dari kamar mandi, Halimah segera menjauh dari dapur dan menyusupkan diri di antara dua adik sepupunya. Saat dia lihat smartphone miliknya, ada sebuah pesan singkat dari Omnya: kamu akan pulang ke Sumber Sono kan, weekend minggu depan kita berangkat bareng yuk. Berdua saja tapi. Jangan bilang Tante ya. 

Halimah tersenyum tipis. Dia teringat akan banyaknya foto dirinya sebelum tidur yang tersimpan di smartphone milik adik sepupunya.

                                                                                  Sda, Februari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun