Rejosari, Kudus (2/8) - Pelaksanaan KKN Tim II Undip Tahun 2021 yang dilakukan oleh Fie'ulya Yusro Ramadlanie, salah satu mahasiswa Oseanografi ini dilaksanakan di Desa Rejosari, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. KKN tahun ini mengangkat tema "Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)", sehingga dibutuhkan kerjasama antara mahasiswa dengan masyarakat Desa Rejosari,Kudus dalam pelaksanaan kegiatannya.
Setelah melakukan survey secara langsung dan wawancara dengan Sekretari Desa Rejosari, diketahui bahwa sebagian besar warga Desa Rejosari bermatapencaharian sebagai petani. Belum banyak warga yang memiliki tambak budidaya dikarenakan keterbatasan lahan serta kurangnya pengetahuan mengenai teknik budidaya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa undip memberikan solusi kepada masyarakat Desa Rejosari dengan memberikan pelatihan budidaya akuaponik. Budidaya akuaponik merupakan sistem budidaya dengan menggabungkan ikan dan tanaman dalam satu wadah. Budidaya akuaponik secara sederhana dapat dilakukan di dalam ember. Budidaya akuaponik di dalam ember sangat mudah dilakukan oleh semua kalangan, hemat biaya, serta tidak memerlukan lahan luas.
Budidaya akuaponik di dalam ember bisa menggunalan benih ikan lele, ikan mas, ikan gurame, ikan patin, ikan nila. Namun, ikan lele dianggap lebih mudah untuk dibudidayakan di dalam ember. Tanaman yang dapat dibudidaya secara akuaponik dengan media arang yaitu kangkung, genjer, serta bayam brazil. Namun kangkung lebih banyak digunakan dikarenakan mudah ditemukan dan banyak diminati masyarakat untuk dijadikan bahan pangan.
Budidaya dengan sistem akuaponik hanya memerlukan ember sebagai wadah budidaya, cup minuman sebagai wadah kangkung, benih ikan lele ukuran 4-12 cm dimana semakin besar benih maka semakin bagus rentan terhadap kematian. Bisa menggunakan benih kangkung maupun kangkung yang sudah berakar, dan sebagai media tanam menggunakan arang kayu. Langkah pembuatannya cukup mudah hanya dengan mengisi ember menggunakan air bersih, kemudian masukkan benih ikan, dan terakhir rangkai gelas cup yang sudah berisikan batang kangkung diember bagian atas. Ember dengan kapasitas 85 Liter mampu menampung 40-50 benih ikan lele sedangkan ember 65 Liter bisa diisi benih ikan lele sebanyak 25-35 benih ikan lele ukuran 2-4 cm.
Kegiatan Pelatihan Pembuatan Budidaya Akuaponik dilaksanakan pada hari minggu, tanggal 1 Agustus 2021 bersama dengan anggota PKK Desa Rejosari. Kegiatan dilaksanakan secara langsung dengam tetap menerapkan protokol kesehatan. Berdasarkan pernyataan dari Kepala Desa Rejosari, saat ini Desa Rejosari sudah masuk ke dalam zona hijau, kasus covid'19 menurun drastis bahkan sudah tidak ada warga yang terpapar virus corona. Oleh sebab itu, kepala desa mengizinkan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara offline karena dirasa lebih efektif dan lebih meningkatkan antusiasme masyarakat, yang terpenting tetap melaksanakan protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung.
Kegiatan dilakukan di pekarangan rumah ketua PKK Desa Rejosari, yakni IBu Ika Handayani dengan peserta berkisar 5-7 orang. Ibu-ibu PKK yang hadir dalam pelatihan budidaya akuaponik sangat bersemangat dan antusias mengikuti keberlangsungan kegiatan. Peserta aktif bertanya dan ikut membantu pembuatan budidaya akuaponik ikan lele dan kangkung tersebut. "Ternyata ada ya mbak budidaya ikan yang mudah seperti ini, nanti saya coba praktekkan dirumah" tutur Bu Lilis salah satu peserta saat pelatihan sedang berlangsung. Hasil dari budidaya akuaponik nantinya dapat digunakan untuk dikonsumsi sendiri maupun sebagai peluang usaha.Â
Kemudian, untuk mengoptimalkan pelaksanaan program, telah dibuatkan buku panduan yang dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi masyarakat yang ingin praktik sendiri di rumah. Buku panduan diserahkan kepada perwakilan anggota PKK serta disebarkan melalui grup Whatsapp. Selain itu, sampel hasil pelatihan yang telah dibuat juga diberikan kepada peserta yang diletakkan dirumah ketua PKK Desa Rejosari dengan lokasi penempatannya memilih sudut dengan intensitas cahaya matahari yang cukup agar kangkung dapat berfotosintesis. Pembuatan budidaya akuaponik bisa dilakukan oleh semua masyarakat dengan memanfaatkan ember bekas yang masih layak pakai sebagai wadahnya
Pelaksanaan program kegiatan tersebut mendapatkan respon positif baik dari perangkat desa maupun dari peserta. Dengan adanya kegiatan pelatihan budidaya akuaponik, diharapkan mampu menumbuhkan semangat dan kreatifitas masyarakat dalam memanfaatkan apa yang ada disekitar rumah secara sederhana namun membuahkan hasil. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka peluang usaha baru dengan menjual hasil panen ikan lele dan kangkung. Sehingga, dapat menggerakkan perekonomian masyarakat.