Mohon tunggu...
Fidza Sholichati Ainafa
Fidza Sholichati Ainafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Chill out, Hangout, Cumlaude

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Teori Konflik Menurut Lewis A. Coser

7 Oktober 2022   09:37 Diperbarui: 7 Oktober 2022   09:40 3601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika saya duduk dibangku SMK, saya kerap berada di tribun untuk mendukung tim basket sekolah saya saat bertanding. Biasanya, pertandingan berlangsung di GOR dan dihadiri para pendukung dari berbagai sekolah untuk memberi semangat tim kesayangannya. Namun, tidak bisa dihindari bahwa masing-masing pendukung dari berbagai sekolah tersebut tidak selamanya damai dan justru menimbulkan rivalitas. Contohnya pendukung sekolah saya (sekolah A) dengan pendukung sekolah B. Rivalitas keduanya sudah terjadi sejak dulu, dimana masing-masing ingin memperlihatkan kekuatan dan kreativitas yang mereka miliki. Penyebabnya adalah rasa tak ingin kalah sehingga rivalitas kedua kubu muncul. 

Sekolah A sering kali mendapatkan predikat best supporter, yang menjadikan pendukung sekolah B hatinya panas. Saling ejek antar kedua pendukung tersebut juga sering terjadi. Ketika kedua tim bertemu, suasana GOR menjadi panas karena masing-masing pendukung tidak mau kalah meneriakkan yel-yel yang telah mereka persiapkan dengan suara yang lantang. Keduanya juga terus-menerus meningkatkan kreativitasnya. Fenomena konflik antar pendukung sekolah A dan sekolah B ini merupakan konflik antar kelompok sosial. Bagi saya, pengalaman ini merupakan contoh dari teori konflik Lewis Coser, karena melihat dari konflik yang terjadi sudah cukup lama, maka perlu dikaji dari sudut pandang sisi positif dari konflik tersebut. 

Saya mengenal teori konflik Lewis Coser ini dari jurnal Teori Konflik Sosiologi Klasik dan Modern (2017). Jurnal ini menjelaskan teori Coser tentang konflik sebagai antitesis dari teori struktural fungsional. Dimana teori struktural fungsional melihat dari kacamata keteraturan sosial dan mengesampingkan konflik yang ada. 

Teori konflik adalah sekumpulan teori yang menjelaskan tentang peranan konflik, terutama antara kelompok-kelompok dan kelas-kelas dalam kehidupan sosial masyarakat. Teori konflik melihat masyarakat tidak selalu dalam keteraturan. Teori konflik juga melihat dominasi,koersi, dan perbedaan otoritas dalam masyarakat. 

Teori konflik mengatakan bahwa dengan adanya konflik maka akan ada perubahan sosial. Coser mengungkapkan adanya katup penyelamat berfungsi sebagai pereda kemusuhan antara pihak-pihak yang bertentangan agar tidak makin bersitegang. Katup penyelamat adalah suatu mekanisme khusus untuk mempertahankan suatu kelompok dari kemungkinan konflik sosial. 

Lewis Coser membagi konflik menjadi 2 bagian, yaitu konflik realistis dan non-realistis. Konflik realistis muncul dari rasa kecewa terhadap tuntutan khusus dalam hubungan dan dari perkiraan keuntungan para anggotanya dan yang diarahkan pada objek yang   mengecewakan. Di samping itu, konflik merupakan keinginan untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya para karyawan melakukan demo menuntut kenaikan gaji. Sedangkan, konflik non-realistis tidak berasal dari tujuan lawan yang antagonis, melainkan keinginan untuk meredam konflik, setidaknya dari salah satu pihak.  

Dalam pemahaman saya, teori konflik Lewis Coser merupakan pengembangan dari teori konflik sebelumnya. Teori ini melihat konflik dari sudut pandang sisi positif dan fungsinya dalam membantu menjaga struktur sosial yang ada. Konflik bisa menjadi suatu perekat dalam sebuah kelompok. Coser mengungkapkan bahwa kelompok mengikat fungsi-fungsi konflik. 

Dalam contoh tadi misalnya, karena konflik antara kedua pendukung sudah lama, maka sudah terbentuk posisi siapa ketua, koordinator lapangan, dan divisi lain pada saat pertandingan berlangsung. Coser juga mengatakan kelompok memelihara konflik dan katup penyelamat. Katup penyelamat digunakan untuk mencegah konflik menjadi besar yang dapat merusak struktur secara keseluruhan. 

Dalam kasus rivalitas supporter, konflik menjadi motivasi untuk meningkatkan kreativitas agar lebih baik dari rivalnya. Konflik membuat setiap anggota kelompok menjadi sadar akan perannya, sehingga meningkatkan keaktifan mereka. Menurut saya, konflik sebagai sistem sosial dapat menjadi alat kelompok dan batasannya dibentuk dan dipertahankan. Konflik juga dapat meningkatkan kohesi suatu kelompok sehingga menjadi eksis dan kompak. Konflik juga berperan untuk menyatukan dan mempertegas sistem soial yang ada di masyarakat. 

Teori konflik salah satunya dikenalkan oleh Lewis Coser. Lewis Alfred Coser atau dikenal dengan Lewis A. Coser lahir di kota Berlin, pada tanggal 27 November 1913. Ia lahir dari sebuah keluarga borjuis Yahudi. Ayahnya bernama Martin (seorang bankir), dan ibunya bernama margarete (Fehlow) Coser. Pada tahun 1942, ia menikah dengan Rose Laub dan dikaruniai dua orang anak, Ellen dan Steven. Sesudah perang dunia II, ia mengajar di Universitas Chicago dan Universitas Brandeis. 

Pada tahun 1968, ia mendapatkan gelar Ph.D. dari Universitas Colombia. Di Universitas Brandeis ini, Coser mendapatkan gelar guru besar dan juga disini ia banyak berkecimpung di dunia sosiologi.  Pada tahun 1975, Lewis Coser dipercaya menjadi Presiden American Sosiologycal Assosiation (ASA). Karya Lewis Coser yang sangat terkenal adalah The Functions of Social Conflict. Di dalam buku ini, terdapat kutipan dari George Simmel yang kemudian ia kembangkan menjadi penjelasan konflik yang menarik. Coser melakukan kritik dengan menghubungkan pendapat Simmel dengan fakta yang terjadi jauh saat Simmel masih hidup. Coser juga menulis buku tentang sejarah Partai Komunis di Amerika dan juga aktif dalam menulis jurnal. Karya-karya Lewis Coser yang lain yaitu; Partai Komunis Amerika: A Critical History (1957), Men of Ideas (1965), Continues in the Study of Sosial Conflict (1967), Master of Sosiological Thought (1971) dan banyak buku lainnya. Coser meninggal pada usia 89 tahun, tepatnya pada tanggal 8 Juli 2003, di Cambridge, Massachusetts. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun