Mohon tunggu...
Surya
Surya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prinsip-prinsip Saat Mengasuh dan Menjadi Orang Tua

18 Oktober 2018   17:17 Diperbarui: 18 Oktober 2018   17:26 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua pola asuh orangtua sangatlah baik untuk anak-anaknya serta mempunyai tujuan masing-masing.

Pola asuh merupakan proses mendidik anak dari masa pasca kelahiran hingga masa usia dewasa. Pola asuh ini berkaitan erat dengan keluarga dalam memberikan waktu, perhatian dan dukungan untuk memenuhi perkembangan serta pertumbuhan anak.

Pembentukan karekter anak inilah juga mulai terbentuk karena faktor bagaimana orang tua mengasuh anak-anaknya. Bila orang tua salah mengasuh anak, dampaknya pun akan terlihat. Sehingga perlu adanya kerja sama antar keluarga, sekolah dan lingkungan setempat (baik pada lingukan ngaji maupun lingkungan bermain).

 Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam  keluarga agar pola asuh berjalan optimal diantaranya yaitu:
A.Komitmen

 Komitmen ini merupakan prinsip utama dalam segala hal, baik  komitmen pada dalam diri sendiri, komitmen pada pekerjaan, serta komitmen pra-nikah sampai pasca nikah.
B. Saling menghargai
Bila komitmen sudah terjalankan, alangkah baiknya hubungan pada keluarga juga saling menghargai walaupun pada kenyataannya setiap individu memiliki asumsi serta pandangan sendiri-sendiri.
C. Menghabiskan waktu bersama
Menghabiskan waktu bersama merupakan kegiatan agar keertan dalam keluarga berjalan dengan baik. Menghabiskan waktu bersama ini bisa menggunakan kegiatan yang tidak mengeluarkan uang sepeserpun seperti menggunakan kegiatan bersih-bersih bersama. Sehingga dapat mengkotrol pengeluaran dalam keluarga. Jadi, menghabiskan waktu bersama tidak pergi rekreasi melulu ya, udah capak pengeluarannya pun juga akan lebih banyak dari hari-hari biasanya.
D. Komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik diciptakan oleh orang tua dan dibiasakan sejak masih usia dini bagaimana interaksi yang baik. Sehingga pada masa usia remaja atau bahkan dewasa anak bisa berbagi pengalaman atau berbagi cerita di lingkungan setempat secara tepat.
E. Orientasi yang kuat secara spritual.
Nah Orientasi yang kuat secara spiritual merupakan menanamkan bagaimana nilai-nilai spiritual dan moral ini berlangsung agar anak mempunyai rasa percaya diri, empati, etika, tanggung jawab dan berkemanusiaan sehingga anak juga memiliki rasa kepercayaan kepada penciptanya dan berjiwa sosial kepada sesama makhluk hidup. Dengan mengasuh menerapkan konsep islami atau kepercayaan yang dianutnya anak bisa menghargai berbagai kepercayaan saat ada perbedaan spiritualnya sehingga pada saat anak diluar penjagaan orang tua (sekolah) anak tidak menghina walaupun berbeda keyakinan.
F.Mampu menghadapi masalah dengan pandangan positif.
Pada hal ini, anak diajarkan kepada masalah yang dihadapinya dan bagaimana cara menanganinya. Sebagai dasarnya,anak bisa diberikan contoh bagaimana menangani masalah serta menangani masalahnya dengan menggunakan permainan puzzel. Pettama anak diberikan puzzle utuh, kemudian puzzle tersebut di bongkar dan selanjutnya anak memasang kembali puzzle- puzzle tersebut. Selagi anak memilah milah puzzle, orang tua diharapkan tidak berkata yang tak pantas dan kasar agar anak merasa yakin bahwa anak bisa memasang puzzle dengan baik dan benar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun