Mohon tunggu...
Surya
Surya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Anggap Aku Nakal

28 September 2018   08:52 Diperbarui: 28 September 2018   09:09 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak yg bertittle nakal, apakah anak nakal atau anak yang kurangnya perhatian dari orang tua?

Bila kita warga yang bermasyarakat, ta heran lagi banyak menemukan anak yang bertittle nakal apalagi dengan banyaknya tatto di tubuhnya dan dengan pemakaian tindik. Ta heran lagi, anak tersebut sering bertittle nakal, apalagi di kehidupan desa.

Singkat cerita saja, saya juga punya seorang saudara yang sering pula dikatakan anak nakal. Iya, dengan adanya punya tatto di tubuhnya, punya tindik, dan juga sering pula nribun untuk mendukung tim sepak bola kesayangannya. Tetapi, saya setelah mengetahui bagaimana dulu sampai sekarang, dan setelah mengetahui pembelajaran pola asuh( parenting education).

Saya mengetahui bagaimana keadaan dulu-sekarangnya yang membuat saya berempati.

Setelah saya telusuri lebih lanjut lagi, memang saudara saya seorang anak broken home. Setelah kedua orang tuanya perpisah, saudara saya berubah sangat dratis. Setelah kedua orang tuanya berpisah dan memulai hidup baru lagi dengan pasangan masing-masing, saudara saya tadi ini merasa seperti anak tirinya.

Yang pertama kurangnya pengertian dari kasih sayang seorang ibu, dan ayah. Dari sini pun dapat dilihat bagaimana seorang anak yang mungkin masih banyak membutuhkan kasih sayang yang tiba-tiba kedua orang tua lebih memilih memulai hidup baru. Dengan begitu anak pun mulai berantakan untuk tujuan hidupnya karena ta ada seorang pembimbing di jalan hidupnya terlebih lagi seorang pembimbing yang paling berperan adalah  orang tua.
Trus bagaimana pola asuhnya? Bagaimana hak asuhnya? Apakah terpenuhi?

Pola asuh yang terjadi pada seorang anak broken home sangatlah berbeda dengan pola asuh dengan orang tua utuh. Pola asuh yang saya tau dari broken home dari saudara saya merupakan menerapkan pola asuh permisif. Pola asuh ini yang melakukan semua adala anak, yang kemudian orang tua hanyalah sebagai pembimbing, petunjuk jalan anak.

Yang kemudian terkadang orang tua sering menghiraukan anak asuhnya sehingga anak akan melakukan penolakan secara sikap dan perbuatan seperti melakukan hal yang sering di benci oleh masyarakat seperti mentatto bagian tubuh, dll.

Dengan begitu saya rasa anak yang berttitle nakal bukanlan anak yang nakal. Hanya saja memang anak tersebut kurang akan kasih sayang orang tua sehingga ia melakukan banyak penolakaan. Terlebih lsgi bila kita seorang yang sadar akan potensi seseorang, kemungkinan pula anak-yang melakukan tatto tubuh memang membutuhkan wadah untuk menampung potensi dan aspirasinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun