Mohon tunggu...
Fidiar_
Fidiar_ Mohon Tunggu... Penulis - Hello, welcome in this room. Enjoy and happy reading!

www.goresanpenakreatif.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rumit

4 April 2019   15:03 Diperbarui: 4 April 2019   15:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

            

Waktu-waktu telah memakan memori tentang saya dan juga aku

Waktu-waktu pergantian langit pagi menjadi malam, sudah tak terhitung lagi... 

Aku memulai 

Pekan lalu kau masih menertawakan tentang amplop cokelat yang kuisi dengan bolu cokelat lumer di dalamnya

Tentang purnama yang tak pernah menyembunyikan semburat pipinya yang terang 

Kau masih bertutur tentang waktu yang akan mengubah purnama menjadi senja di kala malam

Kau masih mengelak lelucon, tak ingin kalah 

Di kala rasa penat menusuk-nusuk pikiran 

Kau masih saja berkhayal mendaki puncak Everest

Kau tak suka jika bulir air mata jatuh begitu saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun