Mohon tunggu...
Arfidel Ilham
Arfidel Ilham Mohon Tunggu... Administrasi - Arfidel Ilham

Koresponden Koran Lokal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Energi Terbarukan Mini Briket Batok Kelapa

21 Maret 2018   17:17 Diperbarui: 21 Maret 2018   17:21 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya Coba-Coba, Hasilkan Ratusan Juta

Manfaatkan bahan baku batok kelapa untuk barang berharga, anak muda pengusaha mini briket di Limapuluh Kota, mampu manfaatkan peluang pasar dunia.  Meski awalnya hanya coba-coba, sekarang buka lapangan kerja dan hasilkan ratusan juta setiap bulannya.

Bongkahan arang  berukuran mini ditungku pengolahan usaha mini briket bak emas hitam yang siap menghasilkan rupiah. Manfaatkan limbah batok kelapa, usaha yang digeluti Oktafyandy ini, sudah menjanjikan lapangan pekerjaan bagi warga Jorong Niur Kapalo Koto, Nagari  Sariak Laweh, Kecamatan Akabiluru, Limapuluh Kota, Sumbar.

Briket merupakan bahan bakar yang digunakan untuk banyak kebutuhan diberbagai negara. Seperti di Timurtengah, Eropa, Korea dan Jepang. Beda negara beda kegunaannya. Mulai dari pemanas ruangan saat musim dingin, di Eropa atau untuk pemantik syisya di Timurtengah, hingga pembakar makanan barbeque atau untuk pemanas air dan ruangan Sauna di jepang atau Korea.

Pria muda kelahiran 17 oktober 1991 ini awalnya hanya tertarik untuk mencoba peruntungan memanfaatkan bahan baku batok kelapa untuk briket. Sebab menurut tamatan Al-Azhar Mesir ini, peluang briket di pasar dunia sangat terbuka sebagai kebutuhan energi alternatif.

"Awalnya hanyo cubo-cubo sajo, sebab banyak tampuruang karambia nan tabuang sajo di Pasa Ibuah( Awalnya hanya coba-coba saja, sebab banyak bahan baku batok kelapa  terbuang saja di Pasar Ibuah, Kota Payakumbuh untuk bisa dimanfaatkan,"cerita suami Ainul Mardhiyah ini, saat  berkisah pada padang Ekspres, Sabtu (17/3).

Memulai usahanya ditahun 2015 lalu, calon ayah yang kini tengah menunggu kelahiran anak pertamanya itu, memulai usahanya dengan modal sekitar Rp 20 juta rupiah. Bermodal awal yang terbilang cukup kecil untuk usaha yang kini dengan omzet ratusan juta. Andi mulai usahanya  secara perlahan.

Disaat masih sangat langka, rintisan usaha pria yang biasa disapa Andi itu, sempat diragukan warga dan keluarga dilingkungannya. Namun dengan tekad yang kuat dan siap menghadapi resiko, mulailah mengumpulkan bahan baku batok kelapa yang masih dianggap sampah ketika itu.

"Mancaliak pada awal tahun 2015 dulu yang namonyo tampuruang masih sarok di pasar Ibuah. Jadi mulai lah untuak mancubo maolah barang yang harago bahannyo murah tu(Mulai ditahun 2015, sampah Batok Kelapa yang gampang didapat dan harganya murah itu diolah),"sebut Andi menambahkan ceritanya.

Tidak sulit dan tidak terlalu berfikir soal kesulitan pemasaran yang akan ditempuhnya, sebab alumni perguruan tinggi luar negeri ini sudah sangat yakin dengan kebutuhan pasar dunia akan energi terbarukan. Ibarat kebutuhan pokok, mini briket bakal laris manis selama energi masih dibutuhkan.

Tidak semudah membalik telapak tangan, keuntungan dan keahlian tidak  serta merta menghampiri. Keterampilan dan keahlian perlahan dipelajari seiring waktu. Awalnya hanya memproduksi sampai asap cair atau selingan asap pembakaran batok kelapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun