Mohon tunggu...
Fidelia Ekana
Fidelia Ekana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student

Everyone has sadness, but sadness is the beginning of joy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perkembangan Musik Tak Lekang oleh Waktu

24 Maret 2021   21:50 Diperbarui: 25 Maret 2021   00:16 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Musik dan Lifestyle, n.d. sumber: dzedzich.org)

“Tiada hari tanpa musik”

Musik adalah salah satu bentuk seni yang melekat dalam kehidupan kita. Bahkan, tiada hari yang kita lewatkan tanpa musik. Meskipun tidak semua orang berjiwa musik, musik selalu ada menemani hari-hari baik secara disengaja maupun tidak disengaja. 

Hal tersebut dapat terjadi karena keberadaan musik sangatlah dekat dalam kehidupan kita, baik disaat pergi ke tempat rekreasi atau tempat berbelanja, saat menonton televisi, radio, dan media elektronik lainnya, pasti terdapat musik yang diputarkan. Bahkan, kita sendiri dapat menghasilkan musik melalui suara yang kita senandungkan (bernyanyi).

Perlu diketahui bahwa keberadaan dan kemajuan musik di masa ini tidak serta merta hadir begitu saja. Hal tersebut melalui proses perkembangan yang panjang. Keberadaan musik diawali pada masa awal masehi dimana musik digunakan untuk kegiatan rohani seperti pemujaan kepada Tuhan.

Terdapat tokoh Paus Gregorius yang membawa pengaruh pada perkembangan musik vokal di Roma dan menghasilkan musik Gregorian yang ditulis dengan notasi balok yang masih sangat sederhana. Kemudian berlanjut pada masa pertengahan dimana notasi musik sudah berkembang dan dapat dibaca dengan solmisasi (do-re-mi-fa-sol-la-si-do) yang masih digunakan hingga saat ini.

Lalu pada masa renaissance, musik sudah mulai menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang masuk ke dalam universitas. Musik-musik duniawi juga sudah mulai muncul dan mendapat perhatian dalam masyarakat. Dilanjutkan dengan masa Barok dimana musik sudah mulai diberikan nada-nada penghias seperti forte (keras), piano (lembut), dan lainnya.

Berlanjut pada masa klasik dimana musik memiliki kaidah-kaidah formalnya sendiri agar mencapai keseimbangan dan kesempurnaan, contohnya seperti pembatasan penggunaan nada-nada penghias, penggunaan crescendo dan decrescendo, dan lain-lain. Muncul bentuk musik sonata, simfoni, dan karya-karya lainnya. 

Kemudian dilanjutkan pada masa romantik dimana musik dianggap lebih mengutamakan keakuan besar yang subjektif untuk memenuhi kepribadian individu yang tidak terbatas dan bebas. Perhatian musik ditekankan pada masalah dinamik. Pada masa ini, banyak komponis-komponis yang lahir, salah satunya yaitu Wilhelm Richard yang dinobatkan sebagai Bapak Opera. 

Pada abad ke 18-19, musik masuk pada masa pra-modern dimana pembaharuan gaya musik banyak dilakukan. Hingga pada masuk pada masa modern yang berlangsung pada abad ke-20 hingga sekarang yang mana dapat kita saksikan sendiri, terdapat banyak kolaborasi dari bentuk-bentuk musik yang ada, seperti penggabungan musik tradisional dengan musik kontemporer. Bahkan juga media yang digunakan untuk mendengarkan musik juga sudah semakin maju sehingga para musisi tidak hanya berhenti pada penjualan album tetapi juga pada penjualan lagu mereka melalui platform-platform musik online yang ada. 

Media untuk menciptakan karya musik juga semakin dimudahkan. Saat ini, untuk memproduksi musik tidak harus berjumpa secara fisik, tetapi dapat dilakukan di tempat yang berbeda-beda dengan alat-alat yang lebih sederhana (editing menggunakan laptop, merekam suara menggunakan gawai, dan sebagainya) (Senibudayaku, 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun