Mohon tunggu...
Healthy

Tulang Bisa Hilang?

25 Oktober 2017   13:32 Diperbarui: 25 Oktober 2017   13:33 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hampir semua makhluk hidup di  dunia ini memilki rangka yang memberi bentuk pada makhluk hidup tersebut. Terutama pada manusia, semua manusia memiliki bentuk tubuh dikarenakan adanya rangka yang memiliki fungsi untuk membentuk tubuh manusia. Selain memiliki fungsi sebagai pembentuk tubuh, rangka tubuh juga memiliki fungsi antara lain menegakkan dan menopang tubuh, melindungi organ -- organ tubuh yang penting seperti jantung, paru -- paru, otak. Fungsi rangka selanjutnya adalah tempat melekatnya otot dan tempat pembentukan sel darah merah dan tempat penyimpanan mineral dan energi.

Secara lebih spesifik lagi, rangka dibagi menjadi dua yaitu rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial berperan dalam perlindungan sedangkan rangka apendikular berperan dalam pergerakan. Rangka akasial terdiri dari tulang tengkorak yang memiliki fungsi sebagai pelindung otak, tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk yang melindungi jantung, paru -- paru dan hati. Sedangkan rangka apendikular terdiri dari anggota gerak atas yaitu humerus, tulang hasta dan pengumpil, tulang jari tangan. Dan anggota gerak bawah yaitu tulang paha, tulang kering, tulang betis, tulang jari kaki.

Tentu semua rangka diciptakan memiliki fungsi. Namun, dapatkah rangka kehilangan fungsi?. Jika rangka dapat kehilangan fungsi, apakah rangka yang kehilangan fungsi tersebut akhirnya akan hilang? Saya setuju bahwa rangka yang sudah tidak memiliki fungsi akan menghilang atau mengalami rudimenter.

Rudimenter sendiri adalah hilangnya organ yang tidak memiliki. Rudimenter bertujuan agar struktur dapat berjalan sebagaimana mestinya. Rudimenter terjadi pada organ yang jarang digunakan sehingga organ tersebut tidak berkembang kemudian mengalami rudimentasi dan tidak memiliki fungsi lagi.

Organ pada manusia yang mengalami rudimentasi antara lain amandel, kelopak mata ketiga (pojok dekat kelenjar air mata), rambut pada tubuh, rongga sinus, gigi geraham, tulang ekor.

Kali ini penulis akan membahas mengenai rudimenter tulang ekor manusia. Seperti yang sudah sering disebut -- sebut, bahwa manusia memiliki hubungan dengan hewan primata. Bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa nenek moyang manusia adalah monyet. Hal ini dibuktikan oleh teori -- teori evolusi. 

Menurut Jean Baptiste de Lamarck, tubuh makhluk hidup dapat berubah karena pengaruh lingkungan. Pada bagian tubuh yang selalu atau sering digunakan, bagian tubuh tersebut dapat berubah sehingga sesuai dengan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pada bagian tubuh yang jarang digunakan atau bahkan tidak pernah digunakan, lama kelamaan akan menghilang (mengalami rudimenter). Ciri dan sifat yang terbentuk kemudian diwariskan kepada keturunan makhluk hidup tersebut.

Lamarck kemudian mengambil contoh jerapah. Menurut Lamarck nenek moyang jerapah memiliki leher yang pendek. Suatu ketika saat terjadi bencana kekeringan dan jerapah hanya bisa mengambil makanan dari daun -- daun yang ada di pohon. Karena jerapah sering menggunakan lehernya untuk mengambil daun dari pohon, maka leher jerapah berkembang dan menjadi panjang. Bentuk leher yang panjang ini kemudian diwariskan kepada keturunanya, sehingga keturunannya juga memiliki leher yang panjang.

Berbeda dengan Lamarck, Charles Darwin menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam. Hanya makhluk hidup yang memiliki bentuk, struktur, dan fungsi tubuh yang sesuai dengan lingkungan lah yang dapat bertahan hidup, dan yang tidak memiliki bentuk, struktur, dan fungsi yang sesuai dengan lingkungan akan punah. Organisme yang dapat bertahan hidup nantinya akan mewariskan sifat -- sifat yang sesuai dengan lingkungan kepada generasi atau keturunan yang selanjutnya.

Pendapat Charles Darwin mengenai leher jerapah juga berbeda dengan Lamarck. Menurut Darwin nenek moyang jerapah ada yang memiliki leher panjang, ada juga yang memiliki leher pendek. Karena terjadi bencana kekeringan, lingkungan menjadi berubah dan kemudian terjadi proses seleksi alam. Jerapah yang memiliki leher panjang dapat bertahan hidup karena dapat menjangkau daun yang ada di pohon. Sedangkan, jerapah yang memiliki leher pendek tidak dapat menjangkau daun di pohon, maka jerapah berleher pendek ini tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya punah. Jerapah berleher panjang yang dapat bertahan hidup kemudian mewariskan sifat leher panjangnya itu kepada generasi atau keturunan yang selanjutnya.

Kita telah mengetahui tentang teori evolusi dari Jean Baptiste de Lamarck dan Charles Darwin. Menurut teori evolusi dari Cahrles Darwin, manusia merupakan evolusi dari kera. Maka dari itu manusia memiliki hubungan dengan hewan primata, contohnya monyet. Karena manusia dan monyet memiliki hubungan dengan monyet, maka antara manusia dan monyet memiliki kemiripan. Namun, mirip bukan berarti sama. Jadi, antara manusia dan monyet pastilah memiliki perbedaan. Monyet memiliki ekor yang panjang sedangkan manusia dan kera besar (gorila dan orang utan) terlihat seperti tidak memiliki ekor. Sebenarnya manusia juga memiliki ekor karena manusia memiliki tulang ekor. Hal ini dibuktikan dengan manusia yang memiliki tulang ekor yang berjumlah 4 segmen pada saat embrio dan kemudian saat dewasa bersatu menjadi 1 segmen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun