Mohon tunggu...
Fida Rosanah
Fida Rosanah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Curate and publish a comprehensive news blog focusing on diverse international issues spanning humanitarian crises, economic developments, and global policy matters. Stay informed and engaged with insightful coverage on pressing global concerns.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Analisa Mengenai Konflik Rusia dan Ukraina melalui Pendekatan Keamanan Global

8 Maret 2022   11:19 Diperbarui: 8 Maret 2022   13:43 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: europenewsok.com

Sejarah Konflik

Ukraina masih termasuk dalam daerah luas yang cukup subur dan Makmur di Rusia sebelum perang terjadi. Ukraina juga termasuk sebagai penghasil gandum terbesar, serta daerah dengan penghasilan energi yang banyak jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. 

Pada abad ke-17, hubungan antara Rusia dan Ukraina terjalin, namun kemudian putus pada abad ke-18 setelah otonomi dari Hetmanat Kazaki dihapuskan. Pemutusan hubungan antara kedua negara tersebut kemudian membaik lagi pada Perang Dunia I dan setelah itu tergabung dalam negeri yang Bernama Uni Soviet.

Konflik antara Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah mulai terjadi sejak tahun 1917 silam pada Revolusi Bolshevik. Revolusi Bolshevik merupakan revolusi yang terjadi dengan tujuan untuk melakukan kudeta kepada kaum Menshevik yang waktu itu berhasil mengambil kekuasaan sementara Rusia dari kaum kadet yang memiliki aliran konstitusional demokrat atau liberal. 

Sebelumnya, revolusi ini juga menjadi lanjutan dari revolusi yang terjadi di tahun yang sama, 1917 pada bulan Februari setelah Tsar Nicholas II yang merupakan kaum kadet, berhasil dilengserkan.

Pada tahun 2014, konflik terjadi pada bulan Februari dengan melibatkan kedua negara tersebut beserta negara-negara yang pro Rusia dan Belarus. Setelah Euromaidan, lalu berpusat pada Krimea dan Donbass sudah diakui secara internasional sebagai daerah dari Ukraina. Daerah-daerah tersebut kemudian terjadi konflik karena pencaplokan wilayah oleh Rusia seperti daerah Krimea, lalu muncul konflik lagi di Donbass, insiden Angkatan laut, perang siber, dan ketegangan politik.

Atas konflik-konflik yang terjadi, pada tahun 2015 bahkan membuat Parlemen Ukraina hampir memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Rusia dan hubungan mereka memburuk. 

Pada akhirnya, Ukraina menghentikan Kerjasama-kerjasama militer dan ekspor senjata ke Rusia dan terjadi konflik hingga menimbulkan pemberontakan. Setelahnya, terjadilah gencatan senjata sementara antara pemerintah Ukraina dengan para perwakilan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk dan berakhir pada Januari tahun 2015. Gencatan senjata baru juga kemudian disepakati pada pertengahan Februari 2015.

Gencatan Senjata itu dinamakan Perjanjian atau kesepakatan Minsk, dimana nama perjanjian tersebut diambil dari ibu kota Belarus yang dijadikan tempat penandatanganan. 

Perjanjian tersebut mencangkup tata cara pemilu di wilayah Luhansk dan Donetsk beserta rencana integrasi dua daerah itu ke Ukraina. Minsk dijadikan sebagai penyatuan Kembali Ukraina dan memulihkan kedaulatannya. 

Namun, disisi lain terdapat Rusia yang menunjukkan bahwa ia masih memiliki pengaruh yang besar pada Ukraina terutama dengan adanya konflik ini dan gencatan senjata yang disepakati. Rusia berhasil untuk mempertahankan pengaruh negaranya, sehingga Ukraina bisa dikatakan masih belum benar-benar berdaulat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun