Mohon tunggu...
Fibrisio H Marbun
Fibrisio H Marbun Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan kaki

Tertarik dengan sepakbola, sosial budaya, dan humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Denmark dan Ledakan Demi Ledakan Dinamit di Euro 2020

4 Juli 2021   09:36 Diperbarui: 4 Juli 2021   09:40 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Wolfgang Rattay - Pool/Getty Images

Denmark bak mengusung mission impossible setelah Christian Eriksen mengalami gagal jantung  di tengah lapangan pada laga pembuka fase grup Euro 2020. Tragedi yang terjadi di luar dugaan dan sangat memukul mental Kasper Hjulmand juga pasukannya. Terbukti mereka dibungkam Finlandia di laga perdana, lalu kalah dari Belgia di laga kedua, akan tetapi ledakan dinamit mulai terlihat ketika menghancurkan Russia di laga akhir fase grup.

Soliditas dan solidaritas Simon Kjaer cs memang sudah terlihat sejak dalam tragedi yang dialami Eriksen dan itu berdampak pada kehancuran mental saat mengahadapi Finladia. Kebangkitan mulai mereka pertontonkan saat menghadapi Belgia, lalu hasilnya ketika menghancurkan Rusia yang mampu menghantarkan mereka sebagai tim peringkat tiga terbaik dan lolos ke babak 16 be

Foto: The Mirror
Foto: The Mirror
Ledakan demi ledakan mulai terdengar sejak babak 16 besar Euro 2020, sukses menghancurkan Wales 4 gol tanpa balas, lalu membungkam Republik Ceko 2-1 dan mengamankan tiket ke Stadion Wembley.

Rekor Baru Tim Dinamit

Denmark, The Dynamite akhirnya mengamankan tiket semifinal Euro 2020 setelah sukses mengandaskan Republik Ceko pada hari Sabtu (3/7) di Baku Olympic Stadium, Ajerbaizan. Kemenangan atas Republik Ceko menjadi catatan sejarah baru bagi Denmark setelah menanti 29 tahun untuk mencapai babak semifinal. Selain itu, Denmark juga satu-satunya tim yang dua kali kalah dalam fase grup kemudian lolos ke babak semifinal.

Tak hanya catatkan sejarah untuk tim, Dolberg juga mencatatkan rekor baru dengan torehan tiga gol dalam kompetisi yang membuatnya sejajar dengan legenda-legenda Denmark seperti Frank Anarsen, Hendrik Larsen, Brian Laudrup. Dan Jon Dahl Tomasson.

Ledakan demi ledakan Denmark tentunya tidak terlepas dari tangan dingin Kasper Hjulmand dan manajemen tim. Mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa, belajar dari tragedi Eriksen, bagi Hjulmand dan manajemen sepakbola tidak hanya pertandingan di tengah lapangan, akan tetapi sentuhan-sentuhan kemanusiaan di dalam dan pinggir lapangan.

Melihat ledakan demi ledakan dinamit mulai partai terakhir penyisihan grup, bukan tidak mungkin gemuruh suporter di Stadion Copenhagen ketika lolos ke Piala Dunia 1998 kembali menggema di Stadion Wembley ketika dinamit kembali meledak dan lolos ke final Euro 2020 dengan sorak sorai nyanyian " They are red. They are white. They are Danish Dynamite".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun