Mohon tunggu...
Fibrisio H Marbun
Fibrisio H Marbun Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan kaki

Tertarik dengan sepakbola, sosial budaya, dan humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orang tua adalah Guru, Rumah adalah Sekolah

20 September 2020   09:14 Diperbarui: 20 September 2020   13:46 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/ monitor.co.id

Ketidakpastian akhir dari pandemi memaksa berbagai aspek kehidupan menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru. Salah satunya lembaga pendidikan, sekolah-sekolah harus memodifikasi kurikulum dan sistem pembelajaran. Pembelajaran tatap muka digantikan denga pembelajaran jarak jauh. Itu artinya prose belajar mengajar selama semester inipun dilakukan secara daring.

Pergantian metode pembelajaran dari sekolah ke rumah memberikan tanggung jawab baru bagi orang tua, yakni mentor. Ketika proses belajar mengajar di sekolah, gurulah yang menjadi mentor anak selama belajar. Selama pembelajaran daring, orang tua harus mampu menjalankan peran barunya.

Peran baru ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Orang tua harus mampu menjadi mentor yang baik bagi si anak, teman diskusi, dan harus mampu menjadi fasilitator pemecahan masalah-masalah pembelajaran. Positinya, orang tua akan mengetahui perkembangan pembelajaran si anak secara langsung sehingga mampu memotivasi anak.

Selama menjalani peran baru tersebut, tentunya akan banyak tantangan baru. Kesabaran orang tua akan diuji, untuk itu diharapkan mampu mengontrol kestabilan emosi. Sikap orang tua selama mendampingi proses belajar akan mempengaruhi kondisi anak. Untuk itu, orang tua harus menyadari bahwa kemampuan anak dalam menyerap pembelajaran berbeda-beda, untuk itu diharapkan menyesuaikan pola dan metode pembelajaran.

Sebagai mentor yang baik, orang tua disarankan untuk memperhatikan situasi belajar, kebiasaan belaja, dan juga  gaya belajar anak.

Situasi Belajar Yang Nyaman

Orang tua harus menyadari belajar daring merupakan hal yang membosankan, apalagi situasi belajar penuh dengan gangguan lain yang dapat memecah konsentrasi, hampir dipastikan keinginan belajar akan menurun seketika.

Untuk itu, orang tua harus turut serta menjadikan rumah adalah tempat yang nyaman untuk belajar. Hal yang harus diperhatikan adalah pencahayaan yang cukup, menjauhkan benda-benda seperti televisi, mainan dan juga benda lain yang bisa memecahkan fokus belajar. 

Pemilihan tempat belajar di taman bisa menjadi alternatif atau mendesain ruangan menjadi semi perpustakaan. Situasi belajar yang nyaman tentunya akan meningkatkan fokus belajar anak.

Memahami Kemampuan Belajar Anak

Kemampuan balajar anak tentunya berbeda-beda, proses belajar di rumah tentunya menjadi hal positif bagi orang tua akan akan mengetahui kemampuan si anak. Daya konsentrasi anak usia sekolah biasanya 30-45 menit. Untuk itu, sebagai mentor orang tua harus mampu menyesuaikan dan memberikan pola pendampingan yang menyenagkan sehingga anak tetap fokus saat belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun