Mohon tunggu...
Fitriani
Fitriani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sumang atau Larangan dalam Adat Gayo

1 Januari 2018   12:14 Diperbarui: 1 Januari 2018   12:24 3462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Aceh Tengah berada di kawasan Dataran Tinggi Gayo. Kabupaten lain yang berada di kawasan ini adalah Kabupaten Bener Meriah serta Kabupaten Gayo Lues. Ibu kota Aceh Tengah adalah Takengon. Bahasa Gayo merupkan bahasa yang dipakai sebagai bahasa sehari-hari oleh suku Gayo. Bahasa Gayo ini mempunyai keterkaitan dengan bahasa Suku Karo di Sumatera Utara.

Suku Gayo memiliki adat yang sangat kental  baik dalam bermasyarakat maupun dalam budaya, hal itu dapat dilihat dari 4 jenis adat sumang atau larangan yang ada didalamnya.

Sumang dalam masyarakat Gayo adalah aturan  tentang tata pergaulan masyarakat dalam berinteraksi dalam pergaulan. Pergaulan yang dimaksud dalam Sumang adalah peraturan yang berbentuk larangan dalam pergaulan antara laki-laik dan perempuan baik  yang bukan muhrimnya. Tujuan dari adanya sumang tersebut adalah untuk menghindari terjadinya pergaulan yang bebas dan perzinahan. SumangPenengonen(penglihatan), yaitu melihat pria/wanita dengan rasa syahwat. SumangPerceraken (perkataan), yaitu pembicaraan antara pria dan wanita yang tidak pantas. SumangPelangkahen (perjalanan), yaitu berjalan tanpa muhrim, dan SumangKenunulen (kedudukan), yaitu duduk ditempat yang yang menimbulkan kecurigaan untuk berbuat tidak baik.

Empat jenis sumang atau larangan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Sumang penengonen (Sumang penglihatan)
  • Sumang Penengonen yaitu cara atau sasaran melihat yang tidak baik atau tidak pada tempatnya, seperti orang dewasa melihat dengan cara marah (mujoreng) kepada orang tua atau yang lebih tinggi umurnya, melihat aurat laki-laki atau perempuan atau laki-laki melihat atau mengintip tempat pemandian (mck) yang diperuntukkan bagi perempuan atau sebaliknya, atau laki-laki memandang perempuan dan sebaliknya secara nakal seperti megedip mata atau isyarat-isyarat lainnya untuk merayu orang lain dalam proses percintaan atau untuk melakukan maksiat. larangan melihat aurat, memperlihatkan aurat atau memandang secara birahi.
  • Hal ini dianggap tabu karena dikhawatirkan dapat terjurumus dalam kemaksiatan. Secara psikologis pandangan yang bermuatan nafsu birahi. Cenderung melahirkan niat untuk memenuhinya.
  • Sumang Percerakan (perkataan)
  • Sumang percerakan adalah larangan untuk berbicara tidak sopan terhadap orang yang lebih tua. kata-kata yang tidak menghormati orang lain dan kata-kata yang kotor. Dalam berbicara kita harus memperhatikan siapa  lawan bicara. Memanggil dengan menggunakan panggilan atau Tuturyang sesuai dengan usianya. Apabila berbicara dengan orang yang seusia dengan ibu kita maka ada baiknya kita memanggilnya ibu, dan bila berbicara dengan orang perempuan yang lebih tinggi usianya disbanding kita ada baiknya kita memanggilnya kakak, begitu pula dengan laki-laki yang seusia dengan ayah kita ada baiknya kita memanggilnya bapak atau panggilan lainya yang sesuai dengan panggilan untuk orang tua. Misalnya  Berbicara antara dua orang yang berlainan jenis dengan cara atau isi pembicaraan yang tidak baik atau tidak wajar dikatakan , baik ditempat tertutup maupun terbuka, baik berbisik-bisik ataupun terang-terangan. Perkataan yang termasuk Sumang ialah berkata kasar, sombong, angkuh, dalam Bahasa Gayo disebut bercerk sergakatau jis dan jengkat( tidak sopan  ), nada suara yang tinggi saat seorang anak berbicara dengan orang tuanya dan menentang tatapan wajahnya, demikian juga dengan seorang pemimpin, guru dan orang yang dipandang terhormat, menurut budaya Gayo telah termasuk perilaku Sumang, tidak hormat dan tidak menghargai serta tidak memuliakan orang yang seharusnya dihormati, dalam istilah budaya Gayo dinamakan jis. Dalam pepatah Gayo menghormati dan mengargai itu diungkapkan dalam kata petuah ta'zim kin reje demu denie, ta'zim kiin guru demu ilmu (artinya, patuh kepada raja dapat dunia, patuh kepada guru dapat ilmu ).
  • Sumang Pelangkahen (perjalanan)
  • Sumang Pelangkahen,ialah sumang melakukan perjalanan dengan keangkuhan dan kesombongan serta melakukannya sekehendak hati, maka bagi masyarakat Gayo, bila melakukan perjalanan tidak hormat, mereka telah menyebarkan aib dirinya serta keluarga kepada masyarakat, bahkan masyarakat juga malu dengan perilaku ini. Misal sumang pelangkahen karena berkhalwat dengan yang bukan mahramnya, karena bila seorang laki-laki dan perempuan berdua-duaan akan di khawatrirkan melakukan perzinaan.
  • Sumang kenunulen (kedudukan)
  •  Sumang Kenunulenadalah hal yang tabu bila dikerjakan saat duduk dihadapan orang. Misalnya laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya duduk bersama-sama. Aturan adat ini telah dilakukan oleh mayoritas orang Gayo, yang apabila ada seorang laki-laki kedapatan sedang duduk berdua-duaan akan ditangkap dan diserahkan kepada pemerintah setempat dan Seorang yang lebih muda tidak layak duduk berpapasan atau tempat duduknya lebih tinggi dengan orang yang lebih tua seperti bapak, ibu, guru, dan orang yang setara dengan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun