Mohon tunggu...
Dedi Eka
Dedi Eka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ada Apa di Balik Tangisan Hasto Kristiyanto?

6 Januari 2018   17:38 Diperbarui: 6 Januari 2018   18:24 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto tak kuasa menahan air mata ketika ditanyai oleh wartawan usai pertemuan di kediaman Megawati Soekarnoputri. Dalam pertemuan tersebut juga hadir Abdullah Azwar Anas yang menyampiakan pengunduran diri dari calon wakil gubernur Pilgub Jatim. Rencananya Azwar akan disandingkan dengan Gus Ipul, namun semua harus pupus di tengah jalan.

Dalam suasana haru dan isak tangis tersebut, Hasto mengatakan bahwa Azwar tengah menjadi korban kampanye hitam. Hasto juga menilai langkah pencalonan Azwar Anas dijegal.

Kemudian suasana bertambah haru ketika Hasto mengungkapkan kesedihannya mengenai serangan yang diterima Azwar Anas tersebut. Serangan kampanye hitam disebut Hasto merusak kompetisi sehat yang seharusnya dibangun dalam Pilkada. PDIP ditegaskan Hasto tetap memberikan dukungan kepada Anas.

"Maka kepada Pak Azwar Anas kami minta untuk tetap tegar, datanglah ke rakyat, karena apa pun persatuan dengan rakyat adalah senjata yang sehebat-hebatnya," tutur dia, seperti dikutip dari detik.com, Sabtu (6/1).

Entah apa yang ada di dalam pikiran Hasto saat itu. Menjadi pertanyaan besar pula bagi saya sampai-sampai Sekjen Partai berlambang moncong putih tersebut berderai air mata. Apa yang janggal? Sebegitu lemahkah ia? Atau ada modus untuk mendapatkan simpati publik jika PDIP tengah digoyang kampanye hitam.

Rasanya Hasto ini lupa apa yang telah ia ucapkan di media beberapa waktu lalu. Dengan berbusung dada, Hasto berbicara bahwa PDIP bukanlah partai yang suka mengeluh apabila ada intervensi dari penguasa.

Partainya juga bukan partai yang suka membaca puisi untuk dibelaskasihani dan membuat politik melodramatik guna mendapat simpatik dari rakyat.

Nah, kalau dilihat dari foto yang beredar di media daring, Hasto memang terlihat menangis terisak-isak. Tak tampak upaya Hasto untuk menutupi kesedihannya. Tampaknya kali ini partai yang tidak suka mengeluh tersebut tak kuasa menahan air mata jika diterpa badai.

Bagaimana pun, air mata sudah membasahi pipi. Masing-masing kemudian punya interpretasi. Menganggap itu sebagai kesedihan yang wajar, silahkan saja. Menganggap itu sebagai air mata buaya juga boleh saja.

Sayang sekali, Hasto harus menelan ludahnya sendiri kali ini. Sayang seribu sayang. Namun, apa daya, semua sudah tersiar di media. Hasto pun tak berkuasa menariknya. Yang kemudian disikapi adalah memberi pembelaan seketika. Kita tunggu saja.

Sekian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun