โSaya berharap, kisah nyata ini dapat menyentuh hati pemerintah dan kepolisian Indonesia untuk bertindak tegas pada pelaku kejahatan di social media yang ย sudah sangat meresahkan. Korban korban bukan hanya mengalami kerugian moril dan materil namun juga kehilangan nyawa. Sedang para pelaku bebas merdeka mencari mangsa dengan sembunyi dibalik photo curian."
Tahun lalu di bulan Agustus, ada seorang wanita sebut saja namanya Lisa, ia mencari saya lewat Kompasiana setelah menemukan artikel tentang Russel Camat. Russel adalah pelaut Filipina yang photo-photonya sering dibajak scammersย Indonesia.
Lisa kirim pesan pada saya agar segera ย mengontaknya karena ada hal yang sangat penting. Saya langsung tanggapi dan ternyata ia ย baru saja kehilangan kakak tercinta yang mengakhiri hidup pada tanggal 19 Agustus 2016. Saat itu saya ย sarankan agar pihak keluarga lapor polisi, tapi mereka tak mau dan sudah mengikhlaskan atas apa yang terjadi. Mereka ingin almarhumah tenang di alam sana. Innalilahi wa inna Illaihi rojiun. Almarhumah salah satu dari sekian banyak korban kejahatan dunia maya berkedok cinta. Pelaku menggunakan foto-foto Russel Camat dengan nama R Iman Camat Prasetyo.
Saya menangis membaca surat terakhir dari Lina yang di kirim copy-nya oleh Lisa. Tulisan ย tangan satu halaman yang tintanya pudar oleh tetesan air mata.
Ini beberapa kalimat dari almarhumah yang saya sunting :
โAdikku, maafkan kakak sudah pinjam uangmu. Kakak malu sama keluarga, hanya akan tinggalkan kepahitan di dunia. Ayah ibu, maafkan aku yang tak bisa membuat bangga. Aku ingin melepas beban ini. Adikku, aku hanya ingin dicintai dengan tulus namun ternyata si Iman itu penipu. Sungguh, akan kubunuh dia dalam mimpinya. Aku sayang kalian semua, aku sayang Russel. Adikku, andai suatu hari kamu bisa bertemu dengannya, mohon sampaikan salamku.โ
Mengapa kisah ini baru ditulis sekarang sedang saya diberi tahu Lisa sejak bulan Agustus tahun lalu? Karena saya menunggu kesiapan Lisa untuk cerita dan atas izinnya pula artikel ini ditulis. Ia ingin pembaca ย bisa memetik hikmahnya dan tak lagi ada korban seperti kakaknya.
Surat dari Lisa untuk saya:
"Bunda, berawal dari perkenalan kakak saya Lina di FB dengan lelaki bernama R. Iman Camat Prasetyo. Mengaku engineer asal Bandung yang bekerja di PT. Pasific Radiance ย Batam. Usia kakak saya 34 tahun dan ia wanita cantik yang sangat lugu dan pemalu. Entah berapa lama mereka saling mengenal yang aku tahu bahwa Iman akan terbang dari Batam ke kota P lalu bareng kakak ke Jakarta sambil menengok ibu kami yang sedang sakit. Perlu diketahui kakak bekerja di kota P dan tinggal bersama tante kami. Sedang keluarga besar kami ada di Jakarta.
Dari cerita kakak, Iman akan dimutasikan dan butuh penjamin agar gaji yang di deposito bisa ditransfer ke kakak. Lalu kira ย kira bulan Juli 2016, ย kakak mau pinjam ย uang pada ayah Rp. 20.000.000,- karena izin cuti Iman sudah keluar tapi harus ditanda tangani ย 3 Direktur. ย Iman juga sudah bicara ditelpon dengan ayah dan minta izin ingin menikahi kakak. Berhubung ayah tak ada uang, akhirnya pakai uang tabungan saya dan kakak Rp. 10.000.000.
Lama tak kudengar kisah Iman lalu ada kabar dari ayah ย bahwa kakak akan dilamar pada bulan Agustus sebelum hari Kemerdekaan. Menurut kakak , Iman Camat Prasetyo akan datang ke kota P lalu sama sama kakak ke Jakarta menemui keluarga kami. Namun tanggal 15 Agustus kakak mendapat kabar bahwa Iman ditahan karena ditemukan barang terlarang di tasnya. Lalu polisi minta tebusan 15 juta rupiah. Pihak perusahaan dimana Iman bekerja menanggung 8 juta dan sisanya 7 juta kakak yang bayar. Setelah Iman bebas, dia berjanji datang tanggal 17 Agustus 2016 tapi alasan lagi dan tak jadi datang.
