Mohon tunggu...
Feti nurlaily
Feti nurlaily Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semoga bermanfaat

Ini saya bukan anda

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari Ini, Hari Baru Kawan

21 Februari 2019   04:29 Diperbarui: 21 Februari 2019   07:46 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku tengok mentari pagi ini nampak malu melihatkan wajah berseri. Ditutupnya dengan satir kabut tebal di sekat-sekat dinding langit. Ku tapaki jalan masih berkubang dengan genangan yang membasahi. Hujan kemarin malam akhirnya tersudahi. Itu kemarin kawan, tak perlu dikau sesali. Jika kau hendak pergi dengan melangkah kaki, tak usah kau tangisi.

Hari ini, hari baru kawan. Tidakkah ingin kau buatnya bahagia. Setelah lama kau beradu derita, hidup menelungkup sengsara. 

Hari ini, hari baru kawan. Masihkah dikau dianggap pecundang? Hidup penuh dusta. Acap kali hati menggumam lara.

Hari ini, hari baru kawan. Masihkah kau nikmati dengan penuh kefanaan? Masihkah hari kemarin menghitam kelam. Lalu begitu juga hari ini? Tolong, janganlah. Walau hanya sekali.

Hari ini, hari baru kawan. Bangkitlah lalu bergegaslah. Jangan sempat kau sia-siakan.

Hari ini, hari baru kawan. Semoga lalu mengajarkanmu, lalu mendewasankanmu. Semoga saja begitu. Harapku di pagi ini, kau tak menjadi orang yang merugi. Baik kini, ataupun masa nanti. Pada dirimu sesal mengabdi.

Malang, 21/02/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun