Mohon tunggu...
Fery Nurdiansyah
Fery Nurdiansyah Mohon Tunggu... Konsultan - Adil Sejak Dalam Pikiran

Imajinasi berawal dari mimpi

Selanjutnya

Tutup

Money

Negara Kehilangan Langkah, Saat Bidikan Skakmat Covid-19

20 April 2020   13:22 Diperbarui: 20 April 2020   13:38 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tirto.ID

"Ekologi perdagangan terarah naik dengan pasti, melucuti harga yang telah diketok mati, Kesehatan warga diancam penyebaran virus, hingga mati tak terurus."

Melihat dari penyebaran yang terjadi pertanggal 19 April 2020, Pandemi Covid-19 di dunia mencapai 2,407,414 orang, 165,073 kematian dan 625,199 telah sembuh. Sedangkan di Indonesia sendiri ada 6575 kasus, 582 Kematian dan 686 yang telah sembuh. Keadaan tersebut dapat dikatakan seluruh negara sedang kritis. Kritis dibidang Kesehatan dan ekonomi. Keterkaitan tersebut membuat setiap negara memproteksi tidak hanya akses transportasi tetapi perekonomian masing-masing negara, terlebih lagi Indonesia.

Perekonomian Indonesia Tahun 2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 15 833,9 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp. 59,1 Juta atau US$ 4 174,9.  Ekonomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2018 sebesar 5,17 persen. 

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,55 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 10,62 %.

Belanja rumah tangga masih menopang kontribusi yang besar terhadap PDB, yaitu sekitar 57%. Hal tersebut diartikan sebagai Konsumen Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap PDB, secara khusus dalam pembelanjaan barang maupun jasa konsumsi rumah tangga, oleh sebab itu, Konsumen berhak untuk memperoleh perlindungan.

Sebagai dampak globalisasi ekonomi yang mengakibatkan keterbukaan pasar, saat ini konsumen dihadapkan dengan banyak pilihan produk baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Di samping itu dengan kemajuan teknologi, konsumen memiliki akses yang mudah dan cepat untuk bertransaksi di pasar global.

Di tengah situasi merebaknya wabah Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19), pemerintah telah berupaya keras untuk melindungi warga dan memutuskan mata rantai penyebaran virus dengan mewajibkan masyarakat untuk tetap di rumah dan melakukan segala aktifitas bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah, termasuk aktifitas berbelanja pun dapat dilakukan dari rumah sehingga trend belanja online semakin meningkat.

Beberapa diantaranya berdasarkan hasil Riset dirangkum oleh IPrice dengan melacak minat belanja online orang Indonesia terhadap sejumlah produk selama masa COVID-19. Instrumen yang dipakai untuk mengetahui ketertarikan konsumen adalah data impression di Google Analytic, dan data diambil dengan membandingkan periode 1-29 Februari dan 1-29 Maret 2020.

  1. Produk Kesehatan pencegahan Covid-19. Hand sanitizer dengan daya minat belanja tertinggi yaitu 5.585% diikuti vitamin C dengan peningkatan minat belanja hingga 1.986%. Produk lain yang juga ikut meningkat daya minatnya adalah Dettol hingga 1.395%. Minat terhadap pembelian pengukur suhu tubuh meningkat. Untuk termometer biasa 1.007%. Produk kesehatan selanjutnya adalah masker mulut dengan peningkatan minat beli sehingga 167%.
  2. Produk mendukung pekerjaan dari rumah. Tingginya intensitas meeting online dan video conference bisa direfleksi dengan peningkatan minat belanja webcam ingga 1.572%. Peningkatan minat belanja kertas meningkat 377% sejak Februari kemarin. Dapat diprediksi, pembelian ATK (alat tulis kantor) juga akan meningkatkan dalam bulan ini jika melihat tren diperpanjangnya masa bekerja dan belajar dari rumah.
  3. Produk hobi outdoor dan indoor. Minat belanja pada sepeda Polygon meningkat hingga 1.036% sejak awal Maret 2020 jika dibandingkan dengan bulan Februari. Tidak hanya di Indonesia, tren peningkatan pembelian sepeda indoor maupun outdoor juga meningkat di Inggris. Dilaporkan dari BBC News, produk sepeda mengalami peningkatan penjualan sebanyak 15%. Produk kedua adalah Nintendo yang mengalami peningkatan minat beli hingga 156%. Di Singapura menunjukan angka peningkatan yang signifikan terhadap minat beli PS4 sebanyak 714%. Di Italia, pembelian produk berupa game console dan physical game meningkat hingga 84% pada minggu pertama lockdown Maret kemarin. Di Indonesia, dipastikan minat belanja produk Nintendo akan terus meningkat jika periode pembatasan sosial ini diterapkan jika melihat tren di negara lainnya.
  4. Produk makanan dan minuman. Tren pembelian bahan makanan secara online selama proses lockdown atau pembatasan sosial ini sudah bisa diprediksi. Minat belanja mie instant meningkat hingga 159%. Selain produk Indomie yang merupakan makanan instan lokal, produk minuman lokal juga mengalami peningkatan. Produk anggur merah cap Orang Tua mengalami peningkatan hingga 78% dibandingkan bulan sebelumnya. Prediksi peningkatan pembelian produk alkohol sudah menjadi tren di negara-negara yang menjalankan lockdown.

Dampak Covid-19 tidak hanya pada konsumen, diantaranya adalah pelaku bisnis, dengan gangguan yang mengejutkan, terutama bisnis kecil dan menengah. Oleh karena itu pengaturan terhadap focus kegiatan masyarakat perlu disesuaikan. Pertumbuhan ekonomi yang kompetitif sangat penting bagi Indonesia, sehingga sebanyak mungkin dari adanya kebijakan Kerja dirumah, Belajar Dirumah dan Beribadah Dirumah, masyarakat diharuskan mendapatkan informasi yang benar dan akurat.

Berharap informasi yang diberikan kepada konsumen ini dapat menyelamatkan konsumen dari informasi yang tidak benar, sehingga memberikan keputusan yang baik bagi konsumen dalam bertransaksi.

Mempertimbangkan faktor-faktor dalam masalah persaingan usaha dalam jangka pendek untuk tetap bertahan dalam jangka panjang, dan memberikan keadilan bagi konsumen. Hal tersebut sangat penting untuk memberi manfaat untuk konsumen dan ekonomi Indonesia.

Pemerintah harus dapat memastikan bahwa setiap perubahan dengan kondisi saat ini, semua pihak dapat memainkan perannya untuk mendukung transaksi hingga ekonomi menjadi pulih. Untuk itu, mengharuskan adanya prioritas kepatuhan dan penegakan hukum dalam keadaan seperti ini menjadi lebih adil bagi semua kalangan.

Untuk mengatasi perilaku bisnis yang mengeksploitasi bencana Covid-19 untuk meningkatkan posisi komersial terhadap suatu golongan/pelaku usaha serta membahayakan konsumen. Oleh sebab itu, diperlukan komunikasi antara pemerintah dengan para pelaku usaha untuk menghindari eksploitasi bencana Covid-19 yang terjadi, untuk dapat diinformasikan kepada masyarakat sebagai bentuk transparansi.

Penipuan harga kerap kali terjadi dengan mengambil kesempatan pada saat bencana, seperti toko online yang menjual produk palsu dengan mengklaim sebagai vaksin virus corona, atau toko yang menjual masker dan hand sanitizer tidak menyediakan barang/menimbun atau iklan yang menyesatkan.

Diketahui bahwa, dalam Penelitiannya, WHO mengatakan bahwa "Tidak ada Vaksin atau Obat yang dapat menyembuhkan untuk Corona Virus yang tersedia selama 18 bulan". Sehingga jangan membeli produk apa pun yang mengklaim bahwa obat tersebut dapat mencegah atau menyembuhkan Covid-19.

Beberapa hari belakangan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait adanya kelangkaan dan kenaikan harga pada masker, Hand Sanitizer dan Alat Pelindung Diri untuk tenaga medis, ada pun Penundaan Pembayaran Kredit (Stimulus), juga mengratiskan pembayaran listrik untuk 400Va dan pemotongan biaya Listrik 50% untuk 900Va, serta kemudahan Impor pangan untuk menjaga stabilitas pangan dalam negeri terhadap panic buying.

Akan tetapi, masih banyak kebutuhan yang mendasar masyarakat/konsumen yang belum diakomodir dari dampak Covid-19, diantaranya kenaikan harga bahan pokok (Beras, Gula, bawang dll), hingga Pembatalan tiket pesawat.

Langkah -- Langkah alternatif yang dapat diambil pemerintah untuk menjamin hak konsumen, diantaranya :

  1. Setiap orang wajib memberikan dan mendapatkan informasi yang benar, akurat dan dapat dipercaya. (Bahwa tidak seorang pun dapat mengklaim, suatu barang yang menjadi vaksin "Tidak ada Vaksin atau Obat yang dapat menyembuhkan untuk Corona Virus yang tersedia selama 18 bulan")
  2. Pelayanan Publik seperti kesehatan menjadi yang utama, untuk itu pemerintah dapat mengambil alih ICU/MICU/UGD di RS swasta untuk dimanfaatkan pada pasien Covid-19.
  3. Pemerintah Perlu menetapkan Harga Eceran Tertinggi HET Sementara terhadap Produk atau Bahan-bahan Pokok dan Bahan Penting sebagai dampak Covid-19. (Bahwa diperlukan stabilitas harga untuk setiap bahan pokok dan bahan penting atau produk yang menjadi kebutuhan atas bencana Covid-19 Deseas (Contoh: Masker dan hand Sanitizer) dengan menganut prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.)
  4. Menjamin keamanan transaksi online, Produk Safety dan Product Delivery yang beredar di masyarakat. (Pemerintah harus Menjamin Pangan Aman dikonsumsi, jangan sampai virus dikirim melalui Makanan.)
  5. Mempermudah pelayanan relaksasi Kredit Bank/Lembaga Pembiayaan dan Klaim asuransi untuk konsumen.
  6. Jika diperlukan, Pencabutan harga atas produk atau Bahan pokok/bahan penting yang telah menjadi perhatian publik yang melonjak signifikan. (Bahwa sebuah kenaikan harga barang yang diiklankan dan dipasarkan dengan dasar yang tidak rasional. (contoh: Harga gula melonjak karena bencana Covid-19, yang seharusnya pemerintah dapat memberikan keleluasaan harga))
  7. Mempemudah Mekanisme refund dan pembatalan tiket/pembatalan kontrak selama bencana Covid-19.
  8. Diperlukan service center atau kontak center untuk pengaduan konsumen atas Bencana Covid-19 Deseas.

Sekiranya hal diatas dapat memberi pertimbangan terhadap kebijakan yang diambil disetiap langkah pasti untuk mencegah skakmat dari Covid-19, sebab satu Langkah saja dapat membuat perubahan signifikan, baik itu hal yang positif maupun hal yang yang negatif. 

Akhir kalimat, melihat upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk rakyat Indonesia, perlu diapresiasi setinggi-tingginya, terlebih lagi untuk para dokter dan tenaga medis, kata "terima kasih" mungkin sebuah adalah kata yang terbaik walaupun saat ini lebih baik dirumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun