Mohon tunggu...
Fery Nurdiansyah
Fery Nurdiansyah Mohon Tunggu... Konsultan - Adil Sejak Dalam Pikiran

Imajinasi berawal dari mimpi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan featured

PDB Nasional dalam Genggaman Konsumen

10 Oktober 2019   12:51 Diperbarui: 29 Januari 2020   12:10 3898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data pribadi dibutuhkan oleh aplikator sebagai kumpulan data-data dari pengguna aplikasi, peruntukan data pribadi yang berada pada ekonomi digital sangat berharga dan bahkan dapat menjadi prestasi. 

Indicator starup adalah adanya jumlah data pribadi dari pengguna aplikasi starup tersebut, sehingga data pribadi tersebut dapat dikelola untuk kebutuhan yang memberi keuntungan aplikator, jumlah ini tidak dapat dibilang main-main, contoh di atas telah menggambarkan bahwa bagaimana investasi besar yang masuk dari empat perusahaan aplikasi, dan semakin berkembang dengan mengelola data pribadi dari pengguna aplikasi tersebut.

Implementasi penyelenggaraan perlindungan konsumen pada sektor prioritas di era ekonomi digital yang mempengaruhi PDB Indonesia hingga Distribusi Pendapatan yang tidak setara.
PDB per kapita Indonesia telah naik tajam selama satu dekade terakhir (walau sempat kena perlambatan pertumbuhan di antara 2011 dan 2015). Meskipun begitu, bisa dipertanyakan apakah PDB per kapita adalah alat ukur yang layak untuk Indonesia karena penduduk Indonesia memiliki karekteristik ketidaksetaraan yang tinggi dalam hal distribusi pendapatan. 

Dengan kata lain, ada kesenjangan antara statistik dan kenyataan karena kekayaan 43.000 orang terkaya di Indonesia (yang mewakili hanya 0,02% dari total penduduk Indonesia) setara dengan 25% PDB Indonesia. Kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia setara dengan 10,3% PDB (yang merupakan jumlah yang sama dengan kombinasi harta milik 60 juta orang termiskin di Indonesia). 

Angka-angka ini mengindikasikan konsentrasi kekayaan yang besar untuk kelompok elit yang kecil. Terlebih lagi, kesenjangan distribusi pendapatan ini diperkirakan akan meningkat di masa mendatang.

PDB per kapita Indonesia telah meningkat secara cepat pada tahun 2000-an dan setelahnya. Pada awalnya, Bank Dunia memproyeksikan Indonesia akan mencapai tingkat 3.000 dollar AS (per kapita) pada tahun 2020 namun negara ini telah mencapai level ini satu dekade lebih awal. 

Mencapai level PDB per kapita sebesar 3.000 dollar AS dianggap sebagai langkah yang penting sebab hal ini seharusnya menyebabkan percepatan pengembangan di sejumlah sektor (seperti retail, otomotif, properti) karena permintaan konsumen yang meningkat, dan karenanya menjadi katalis pertumbuhan ekonomi.

Melalui sejumlah rencana pembangunan Pemerintah, Pemerintah Indonesia bertujuan untuk meningkatkan angka ini menjadi sekitar 14.250 - 15.500 dollar AS pada tahun 2025. Namun, tetap diragukan apakah target ambisius ini akan dapat direalisasikan, apalagi - seperti yang disebutkan di atas - indikator ini tidak merefleksikan distribusi (setara) dari pendapatan atau kekayaan dalam masyarakat Indonesia. 

Dibutuhkan kebijakan Pemerintah yang efektif yaitu memberikan kepastian terhadap kepercayaan pada transaksi perdagangan dan kepastian hukum pada transaksi era digital.

Indonesia telah lama membuntuti rival regionalnya yang lebih besar, Cina dan India, dalam hal ukuran pasar e-commerce dan kecanggihan. Tetapi setelah bertahun-tahun menonton perusahaan internasional dan lokal bersaing dalam keduanya pasar yang lebih besar, Indonesia sekarang sedang menikmati beberapa sorotan global yaitu Investasi internasional ke pasar memukul tertinggi sepanjang masa sebagai array joki raksasa internet global untuk posisi di dunia negara terpadat keempat. 

Kondisi lokal yang kompleks sering kali menghasilkan Indonesia diprioritaskan oleh perusahaan global untuk mengakses pasar Asia, khususnya yang diberikan ukuran dan kemudahan komparatif dalam menjual produk Cina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun