Entah karena tekanan ekonomi sehingga aktivitas seksual menjadi turun, atau rendahnya aktivitas seksual menjadi penyebab turunnya perekonomian AS. Keduanya seperti dua keping mata uang, satu sama lain tak bisa dipisahkan.
Saat ini di kalangan muda AS jika seorang pria atau wanita berniat ingin memiliki pasangan tetap dan kemudian menikah, mereka berorientasi pada potensi ekonomi pasangannya. Sebab, pria atau wanita untuk menarik pasangannya harus berusaha keras agar secara ekonomi berkecukupan untuk dipandang menarik oleh pasangannya.
Hal ini membuat mereka harus bekerja keras dan berdampak terhadap aktivitas seksual menjadi terlupakan. Jika mereka berhubungan seks dalam koridor hubungan jangka pendek, mereka cenderung memakai alat kontrasepsi, sehingga fungsi reproduksi menjadi tak tercukupi.
Atau yang lebih ekstrem dengan menggunakan teknologi yang sekarang berkembang dengan memakai aktivitas seksual artificial sebagai sarananya, situs-situs porno banyak sekali bertebaran di dunia maya hingga robot seks pun tersedia.
Ujungnya, aktivitas seksual untuk reproduksi menjadi sangat minimal yang kemudian berakibat menurunnya populasi. Dan hal inilah, menurut Novak, bisa berujung pada resesi ekonomi.
Sebagai informasi tambahan, resesi dapat diartikan sebagai kemerosotan. Dalam ekonomi, resesi berarti sebuah kondisi di mana Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal atau lebih secara berturut-turut.
Kolumnis CNCB juga punya fakta lain melalui penelitiannya yang dilakukan baru-baru ini. Novak, berdasarkan penelitiannya itu, menemukan bahwa turunnya frekuensi aktivitas seks dan perkawinan disebabkan oleh teknologi dan beberapa hal-hal baru yang ditawarkan oleh teknologi itu sendiri.
"Teknologi yang menyebabkan orang dewasa muda lebih senang menyendiri ketimbang berhubungan dengan manusia lainnya secara langsung ... Semuanya, mulai dari pornografi online hingga video game canggih, hingga media sosial digunakan oleh banyak remaja sebagai pengganti kontak dengan manusia nyata, terutama untuk pria," tulis Novak dalam kolomnya seperti dilansir CNBC.com
Menurunnya hubungan seks dan perkawinan secara bersamaan, memberikan indikasi bahwa para milenial kemungkinan akan menunda aspek-aspek kedewasaan lainnya seperti memiliki rumah dan kendaraan.
Akhirnya, roda perekonomian mulai terganggu karena pasar properti dan pasar otomotif menjadi menurun.
Dengan kondisi seperti ini maka akan melemahkan sisi permintaan ekonomi secara keseluruhan, yang kemudian membuat sisi produksi akan menurun sejurus dengan permintaan yang melemah.