Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Sade Adu, "Sensualitas" di Mata dan Telinga

19 Agustus 2019   13:25 Diperbarui: 19 Agustus 2019   13:48 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Plato memandang musik sebagai sesuatu yang memberikan jiwa kepada semesta, sayap bagi pikiran yang membawanya terbang menuju imajinasi. Musik bukan sekedar pengisi sebuah keheningan, bisa jadi lagu-lagu yang dinyanyikan Sade Adu mampu membuat pikiran kita melayang jauh ke aras imajinasi. 

Suaranya yang berat  sedikit serak, namun empuk terdengar ringan , nuansa androgyny kuat di dalamnya, cukuplah rasanya membuat pikiran ini seperti mengalun terayun-ayun imajinasi. Wah personifikasi yang lebay kelihatannya, namun itu lah yang saya rasakan setiap mendengar lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Sade Adu, makanya ia merupakan salah satu penyanyi favorit saya sepanjang masa.

Saya ingat betul pertama kali mendengar lagunya, saat masih SMP, mencuri dengar dari kaset yang diputar oleh oom yang tinggal bersama kami. Walaupun saat itu saya belum tahu siapa yang nyanyi dan apa judulnya namun kok asik banget mendengarnya. Kemudian saya tahu judulnya Your Love Is King penyanyinya SADE albumnya Diamond Life. Lengkingan saxophone yang  dalam menjadi prelude lagu ini kemudian masuklah suara, 

Your love is king, crown you in my heart
Your love is king, never need to part
Your kisses ring, round and round and round my head
Touching the very part of me, it's making my soul sing
Tearing the very heart of me, I'm crying out for more

Sejak saat itu Sade menjadi salah satu penyanyi favorit saya. Bukan cuma suaranya saja yang membuat saya tertarik namun tampilan fisiknya pun membuat saya tertarik karena agak berbeda dengan penyanyi-penyanyi saat itu. Belakangan saya baru tahu bahwa kecantikan khas Sade itu karena Ayahnya yang  Professor Ekonomi asal Nigeria bernama Adebisi dan ibunya, Anne Hayes seorang perawat asal Inggris. Perpaduan Keduanya, native Afrika dan native inggris yang berkulit putih membuat Sade terlihat Exotic.

melanmag.com
melanmag.com
Sade Adu terlahir dengan nama Helen Folasade Adu, ia lahir di Ibanna Nigeria, 16 January 1959. Selama 4 tahun ia tinggal di Nigeria, namun setelah kedua orang tuanya berpisah, Sade bersama adik lelakinya dibawa sang ibu pindah dan tinggal di Essex, Inggris. Usia 17 tahun ia pindah ke London untuk belajar Fashion Design di Central St Martin College Design and Art, selepas itu ia mulai berkarir di dunia model sekaligus bekerja sebagai desainer baju-baju pria. 

Dunia musik dimasukinya secara tidak sengaja, saat ia hanya menjadi pengisi sementara vokalis sebuah band, Arriva, yang bergenre funk. Disinilah ia bertemu teman-temannya, kemudian membuat grup band sesuai dengan namanya, "Sade". Bukan hanya bernyanyi ia pun lihai menulis lagu.

Nama Sade sendiri merupakan panggilan yang disematkan kepadanya sejak balita oleh kedua orangtuanya. Tak sekali pun orangtuanya memanggilnya dengan nama Helen, padahal itulah nama aslinya. Nama itu melekat, menjadi sebuah brand yang sangat kuat. Apabila mendengar kata Sade, langsung asosiasi ingatan  kita meluncur kepada sosok yang memiliki kecantikan Exotic, berambut panjang terkuncir ketat ke belakang, dengan suaranya yang khas, diiringi dengan lengkingan saxophone, dengan ritme perkusi yang sangat khas.

Sade Adu memulai genre musik "Sade" (ya karena saya bingung genre musik apa Sade ini, banyak orang bilang jazz, soul, atau R&B tapi sebenarnya kombinasi dari ketiganya ditambah sedikit warna reggae, makanya saya sih menyebutnya "genre Sade" karena sangat khas) saat usianya 24 tahun, dan Album debutnya bertajuk Diamond Life yang dirilis pada tahun 1984 yang di dalamnya berisi 2 lagu fenomenal yang masih asyik dinikmati sampai hari ini  "Smooth Operator" dan "Your Love Is King" yang kemudian berhasil menyabet Grammy Awards untuk kategori pendatang baru terbaik. Album keduanya yang dirilis tahun 1985 dengan judul "Promise" pun meledak, salah satu lagunya dalam album tersebut"Sweetest Taboo" sempat merajai chart-chart musik di Amerika selama 6 bulan. Mengiringi kesuksesan di album keduanya Sade melakukan tour keliling dunia pertamanya.

3 tahun sejak merilis album keduanya, baru pada tahun 1988 Sade kembali merilis albumnya yang ketiga "Stronger Than Pride" diikuti tur dunianya yang kedua.  Tahun 1992 album Love Deluxe dirilis dan setelah itu Sade hibernasi dari dunia musik, sampai dengan tahun 2000. Hiatus moment-nya berakhir ditandai dengan meluncurkan album barunya bertajuk Lovers Rock. 

Tahun 2002 Sade memperoleh gelar Order of the British Empire(OBE) dari Kerajaan Inggris atas jasa-jasanya di bidang musik yang selama itu digelutinya.  Hibernasi kedua dilakukan Sade setelah itu, sampai tahun 2010. Album baru kembali di rilis pada tahun itu, Soldiers of love yang berhasil meraih Grammy nya yang keempat, kali ini untuk kategori Best R&B Performance by a Duo or Group with Vocals. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun