Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kok Bisa Ya, Harga Semen Cina Lebih Murah Dibanding Lokal

16 Juli 2019   16:34 Diperbarui: 16 Juli 2019   16:41 3937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri Semen dalam negeri saat ini masih dalam kondisi tidak kondusif menyusul oversuplai yang terjadi. Total kapasitas terpasang industri semen nasional sudah berada di kisaran 107 juta ton/tahun, belum lagi dalam waktu dekat ini akan ada penambahan pabrik baru yang memiliki  kapasitas sekitar 13 juta ton/tahun jadi total kapasitas terpasang untuk tahun 2019 ini diperkirakan 120 juta ton/tahun.

Sementara permintaan semen tahun 2018 lalu hanya sekitar 63 juta ton, tahun 2019 ini di prediksi hanya akan bertambah sekitar 5% menjadi 73 juta ton, masih akan ada oversuplai sebanyak  47 juta ton. Dengan kondisi seperti ini menurut  Direktur Pemasaran & Supply Chain PT Semen Indonesia Tbk, Adi Munandir. Indonesia akan mengalami oversuplai sampai dengan tahun 2025 itu pun dengan asumsi permintaan tumbuh sekitar 5%/tahun. 

"Dalam kondisi overcapacity, kalau demand tidak tumbuh sesuai dengan ekspektasi maka yang pertama harus dilakukan adalah menghentikan atau mengurangi dampak overcapacity. Caranya cuma satu: tidak ada penambahan kapasitas baru atau tambahan komoditas baru ke dalam negeri." katanya seperti yang dikutip dari CNBCIndonesia.com.

Di tengah pasar yang tengah lesu darah akibat oversuplai. Pasar semen dalam negeri rupanya sedang dipenuhi oleh semen produksi pabrikan dari China yang harganya sangat murah jauh di bawah harga semen merk lokal milik pabrikan dalam negeri seperti PT Semen Indonesia, PT. Semen Tiga Roda, dan PT Semen Holcim Indonesia.  

Para pemilik pabrik semen asal China ini membangun pabriknya di Indonesia dengan sangat expansif, Anhui Conch Cement Company Limited telah membangun  4 pabrik berkapasitas besar di Papua, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan dan di Merak, Serang Banten. mereka memiliki kapasitas terpasang hampir 25 juta ton/tahun.

Selain Conch, ada pabrikan semen China lain yang memiliki pabrik di Indonesia yakni PT. Jui Shin Indonesia yang pabriknya berlokasi di Bekasi Jawa Barat. Mereka memiliki nama lokal untuk merknya "Semen Garuda", sedangkan untuk pabrik mereka yang berlokasi di Banten merk-nya "Semen Jakarta". Kemudian PT. Sun Fook Industries dengan merk Semen Hippo, PT. Haohan Cement Indonesia dengan merk Semen Serang, PT. Pan Asia Cement Indonesia di Ajibarang dengan merk Semen Bima, dan PT. Kebexindo Cement Indonesia di Kalimantan Timur yang sedang dalam proses pembangunan.

Strategi pemasaran mereka sangat agresif dan harga yang mereka tetapkan sangat murah di bandingkan semen buatan pabrikan dalam negeri. Pemasaran melalui jaringan online pun mereka lakoni. Harga 1 sak semen merk Semen Hippo ukuran 50 Kg dihargai sebesar Rp 47 ribu/sak, sedangkan yang ukuran 40 kg harganya hanya Rp.37 ribu/sak. Semen Garuda untuk ukuran 50 kg harganya Rp 44.800/sak, sedangkan yang ukuran 40 kg dibanderol Rp. 35.900/sak saja.

Semen Conch di Bukalapak bahkan di beri banderol Rp. 34.300/sak untuk ukuran 40 kg dan untuk ukuran 50 kg dihargai Rp.42.900/sak. Di pelapak yang sama, harga semen lokal macam Tiga Roda ukuran 40 Kg dijual sampai Rp39.800 per sak, bahkan di penjual lainnya yang sama-sama area Jakarta, menjual sampai Rp48 ribu per sak padahal pabriknya dekat dengan Jakarta. Ukuran 50 kg, harganya dijual ada yang sampai Rp54.400 per sak.

Semen Gresik salah satu pemain lokal, juga menjual cukup mahal, ukuran 40 kg dijual Rp 40.400 per sak, dan ukuran 50 kg dibanderol Rp50.500 per sak. Artinya ada kurang lebih selisih Rp5000-6000 semen China dari produk lokal untuk ukuran semen 40 kg, dan rata-rata selisih Rp8000-12.000 untuk ukuran 50 kg. 

Harga-harga semen lokal pun mengalami penurunan semenjak beredarnya semen-semen murah dari produsen semen prinsipal China yang sudah punya produksi di dalam negeri macam CONCH, Garuda, hingga HIPPO, dan lainnya. Padahal tahun 2017 lalu rata-rata harga semen merk lokal berada dikisaran harga Rp68.000-70.000 per sak untuk ukuran 50 Kg.  

Apakah isu kartel di industri semen yang selama ini beredar benar adanya? Walau Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan dugaan kartel tak terbukti toh agak aneh juga dengan penurunan harga yang begitu dalam pabrik-pabrik semen dalam negeri  tetap mampu berproduksi padahal selama ini mereka gembar gembor margin yang tipis dalam industri semen.  

Rasanya tidak berlebihan juga bahwa isu kartel dalam industri semen ini kembali mengemuka, kok bisa harga semen terus menurun semenjak liberalisasi industri semen diterapkan dan pemain-pemain dari Thailand dan China mulai memasuki arena.  Mungkin hal ini terbaik bagi masyarakat agar bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau. Perlu juga lah industri yang lain di buka pintunya agar kompetitif dan akhirnya rakyat akan mendapatkan manfaatnya. 

Sumber:
cnbcindonesia.com 1
cnbcindonesia.com 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun