Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Nasib Pengguna Commuter Line

10 Juli 2019   12:43 Diperbarui: 11 Juli 2019   10:04 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manajemen PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) meluncurkan layanan wifi gratis untuk penumpang kereta Jabodetabek, Rabu (27/2/2019). Sumber gambar: TribunNews.

Beberapa hari yang lalu situs pengelola Commuter Line kembali mengeluarkan pengumuman, isinya kurang lebih begini: PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan segera menghapus penggunaan Tiket Harian Berjaminan (THB) mulai tanggal 1 Agustus 2019 di 5 stasiun; Sudirman, Cikini, Palmerah, Taman Kota, dan Universitas Indonesia.

Seperti diketahui PT. KCI mengeluarkan dua jenis tiket. Pertama THB, tiket ini bisa dipakai harian, penumpang bisa memakai tiket ini untuk sekali jalan saja, dan kemudian bila sudah sampai tujuan dapat me re-fund kembali tiket yang berupa kartu tersebut sebesar Rp. 10.000. 

Untuk mengisi dan mengambil  kembali uang jaminan PT KCI sudah menyediakan vending machine di setiap stasiun. THB ini memiliki batas waktu re-fund selama 7 hari terhitung semenjak kartu itu dibeli

Kedua, tiket Kartu Multitrip (KMT) tiket ini seperti halnya THB berbentuk kartu namun ini seperti tiket berlangganan penumpang harus membeli kartunya sebesar Rp.20.000 dan bisa dipakai sepanjang waktu selama saldo yang terdapat dalam kartu tersebut masih ada minimal Rp.5.000, dan untuk mengisi saldo kartu tersebut bisa lewat vending machine yang tersedia di setiap stasiun.

Sebetulnya masih ada satu lagi kartu yang bisa dipakai untuk naik CL yaitu kartu uang elektronik yang dikeluarkan perbankan seperti Flazz dari Bank BCA, Brizzi - Bank BRI, E-Money - Bank Mandiri, dan Tap Card - Bank BNI. 

Seperti halnya KMT. Kartu ini harus berisi saldo minimal Rp.5.000 untuk bisa lolos dari tap gate di stasiun-stasiun yang dilewati CL. Tempat pengisian bisa di CDC  bank tersebut yang ada di setiap stasiun atau di ATM bank yang bersangkutan.

Karakteristik penumpang pemakai kartu KMT dan Kartu bank itu hanpir sama, mereka adalah pengguna yang sering atau pengguna harian CL. Mereka adalah commuter yang memang tiap hari menggunakan CL sebagai sarana transportasinya, baik ke tempat kerja atau ke tempat mereka menuntut ilmu.

Sedangkan THB digunakan kebanyakan oleh penumpang yang hanya sekali-sekali saja naik kereta, biasanya mereka yang mau belanja, berkunjung ke sanak saudara, atau mereka yang sedang liburan. Dan ini juga tidak sedikit tiap harinya.

Nah, PT KCI mau menghapus THB di 5 stasiun tersebut menurut mereka karena di 5 stasiun pengguna THB cuma 10 persen jadi layaklah penggunaannya kemudian dihapus. Entah apa tujuannya, mungkin untuk mengurangi cost maintenance vending machine di 5 stasiun tersebut. 

Namun saya sih menduga ini langkah awal mereka untuk menghapus semua THB di semua jurusan dan stasiun. Hal ini biasa dilakukan oleh PT. KCI uji coba dulu di beberapa stasiun kemudian akan diberlakukan menyeluruh.

Rasanya penghapusan THB itu belum perlu dilakukan mengingat apabila kita perhatikan terutama di hari libur pengguna THB masih sangat banyak, antrian di stasiun Sudirman misalnya  bisa mengular panjang. Artinya pengguna THB itu masih banyak. 

Sekarang mereka seperti dipaksa untuk membeli KMT atau memiliki kartu bank. Bagaimana bagi penumpang yang hanya memiliki uang pas-pasan tidak mampu beli KMT? Bukan kah CL itu masih menerima dana Public Service Order  (PSO) yang artinya pemerintah memberi subsidi kan? 

Dan sebetulnya tidak ada kebutuhan mendesak kok untuk menghapus THB, ada yang lebih mendesak sebenarnya yang harus diurus PT. KCI sebagai pengelola Commuter Line di kawasan Jabodetabek, Rangkasbitung, dan Cikarang. 

Ketepatan waktu dan jadwal yang semrawut, belum lagi persoalan antrian masuk stasiun Manggarai yang semakin hari semakin lama saja, terkadang kereta bisa tertahan 15-30 menit ketika akan masuk stasiun tersebut, baik dari arah Tebet, Sudirman, Cikini, maupun Jatinegara. Dan efeknya akan berantai semua kereta di belakangnya akan tertahan juga. 

Ada satu hal lagi masalah alokasi gerbong yang kadang tidak sesuai dengan peak time, kereta dengan rangkaian 8 gerbong masih banyak dipakai pada jam-jam sibuk antara jam 5.30 - 8.00 pagi dan jam 17.00 - 19.30 sore. 

Padahal penumpang pada jam segitu lagi padat-padatnya, kami penumpang harus berdesakan nyaris tidak bisa bergerak plus keretanya juga diam tak bergerak maju karena tertahan akibat antrian masuk stasiun Manggarai.

Seharusnya itu dulu yang diurus dibandingkan penghapusan THB di 5 stasiun tersebut. Jangan hanya karena merasa monopoli berbuat suka-suka tanpa memperhatikan keluhan penumpang. 

Jika pun kita mengeluh ke akun medsos yang PT. KCI miliki @commuterline, jawabannya ya template standar keluhan ini akan jadi evaluasi itu saja jawabannya.

Evaluasi saja terus kapan lulusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun