Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mudik Kali Ini Oke, Tahun Depan Harus Lebih Oke

11 Juni 2019   14:10 Diperbarui: 12 Juni 2019   09:37 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran sudah usai, aktifitas yang mengiringinya pun perlahan mulai usai. Mudik sebagai rangkaian dari perayaan lebaran pun telah selesai dilakukan. Pemudik sudah kembali, untuk mencari penghidupan hariannya seperti biasa. Pegawai negeri sudah mulai berkantor, karyawan swasta kembali beraktifitas di tempat kerja masing-masing. Pedagang kembali memenuhi pasar menjajakan dagangannya. Untuk kembali mudik  di lebaran yang akan datang.

Mudik kali ini relatif lebih lancar dibandingkan tahun-tahun lalu. Infrastruktur yang telah terbangun memberikan kontribusi yang nyata demi kelancaran mudik, ditambah dengan manajemen rekayasa lalu lintas yang cukup baik oleh Kepolisian dan Kementerian Perhubungan.

Dan jangan lupa panjangnya libur nasional membuat pemudik terpecah keberangkatannya sehingga puncak arus mudik di hari tertentu praktis tidak terjadi.

Hal ini berbeda dengan arus balik kemacetan panjang kembali terjadi walaupun tidak terlalu parah. Antrian kendaraan terjadi hampir disetiap ruas jalan tol.

Rest Area memberikan sumbangan yang besar bagi kemacetan ini, antrian kendaraan yang akan memasuki rest area mengular sampai ke badan tol sehingga membuat lajunya kendaraan tersendat. Jauhnya jarak antara rest area membuat pemudik menumpuk di satu lokasi dalam saat bersamaan.

Seharusnya jumlah rest area ditambah agar pemudik tidak bertumpuk di lokasi yang sama sehingga bahu jalan tol pun menjadi sarana parkir dadakan, ini membuat efektivitas jalan tol menjadi berkurang dan sangat rawan akan kecelakaan.

Selain rest area, pendeknya waktu untuk arus balik juga menjadi salah satu penyumbang terbesar kemacetan. karena para pemudik melakukan perjalanan dalam waktu yang relatif bersamaan antara tanggal 8-9 Juni 2019.

Untuk tahun-tahun yang akan datang mungkin manajemen waktu ini harus lebih diperhatikan pemerintah, cobalah ajak pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) sebagai salah satu tim mudik lebaran agar alokasi waktu cuti bersama tidak terlalu mepet ke waktu mulainya kembali aktifitas kantor, seperti tahun ini.

Manajemen waktu itu ternyata sangat efektif seperti yang bisa dilihat pada saat mudik berlangsung, panjangnya waktu mudik selama tujuh hari membuat pemudik memiliki banyak pilihan waktu sehingga tidak harus berangkat dalam waktu yang nyaris bersamaan.

Bila manejemen waktunya bagus, ditambah infrastruktur yang terbangun cukup baik, maka arus mudik dan arus balik pun akan lancar, karena jumlah kendaraan pada saat itu juga tidak akan jauh berbeda.

Dan jangan lupa perbaikan sarana angkutan umum harus terus dilakukan, efektifitas jalur kereta api masih menjadi primadona.

Pembangunan rel ganda jangan hanya di utara tapi juga di selatan Pulau Jawa. Jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung bisa menjadi alternatif, kondisi saat ini jalur ganda memang sedang dibangun tapi baru sampai Cicurug. Jalur Sukabumi-Bandung belum beroperasi padahal jalurnya sudah tersedia tinggal diperbaiki saja. 

Wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya secepatnya segera direalisasikan. Kereta  merupakan sarana transportasi umum yang memiliki daya angkut yang masif dan relatif lebih aman serta mengaturnya lebih mudah .

Berbeda dengan jalan raya yang kendaraan yang melintasinya lebih heterogen harus ada extra effort dalam mengatur kondisinya. Sebanyak apapun pembangunan jalan tidak akan mampu menandingi kecepatan pertumbuhan kendaraan. Tol yang sekarang ada mungkin 5 tahun yang akan datang tidak akan lagi mampu mengakomodir lonjakan arus mudik pada saat lebaran.

Selain darat, sarana transportasi laut juga bisa menjadi alternatif untuk daerah-daerah tertentu. Modernisasi dermaga agar tidak terjadi penumpukan calon penumpang baik yang memakai kendaraan ataupun yang berjalan kaki harus menjadi prioritas.

Dan tambahan jumlah kapal laut yang aman dan nyaman pun harus diupayakan pemerintah dengan menggandeng berbagai perusahaan angkutan laut yang ada baik yang milik pemerintah dalam hal ini BUMN tranportasi laut seperti PT. Pelni atau pihak swasta. 

Transportasi udara sebetulnya sempat menjadi primadona pada saat mudik tahun-tahun lalu dimana harga tiketnya masih bisa terjangkau.

Menurut Sekretaris Jenderal Kemenhub Djoko Santoso untuk mudik tahun ini para pemudik yang menggunakan moda  angkutan udara anjlok sekitar 40 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

"Memang yang cukup mencolok adalah penurunan siginifikan di udara, sampai angkanya menyentuh ada yang hampir 40 persen. Kita sedang mencari apakah ada balancing pada moda yang lain, tentunya angka ini kita kumpulkan supaya nanti kita secara utuh mempunyai suatu kesimpulan terkait dengan beberapa perkembangan Angkutan Lebaran 2019," katanya. 

Tingginya harga tiket disinyalir menjadi faktor utama turunnya minat pemudik dalam menggunakan moda angkutan udara ini.

Tapi memang Jumlah pemudik yang menggunakan tarnsportasi umum baik darat, laut, maupun udara tahun ini turun sekitar 17,8 persen dibanding tahun 2018. Total keseluruhan penumpang moda Angkutan Lebaran 2019 H-7 hingga H+2 Lebaran sebanyak 10.692.258 penumpang, sedangkan pada periode yang sama 2018 sebanyak 12.598.839 penumpang. 

Sumber:
Kompas.com
Katadata.co.id
Viva.co.id
cnnindonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun