Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Defisit Transaksi Berjalan, Kok Berjalan Terus?

16 Mei 2019   11:05 Diperbarui: 16 Mei 2019   12:26 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transaksi berjalan  (current account) merupakan alat ukur dalam perdagangan internasional Indonesia. Adapun item yang dimasukan dalam perhitungannya adalah transaksi barang, jasa, pendapatan faktor produksi seperti aset dan kerja, serta jangan lupa transfer dana dari luar ke dalam negeri. 

Nah, kalau defisit transaksi berjalan tuh apa, secara sederhana defisit transaksi berjalan  (current account deficit (CAD)) dapat dipahami sebagai kondisi keuangan negara di mana angka pertumbuhan impor lebih tinggi dibandingkan angka pertumbuhan ekspor. Ekspor dan Impor merupakan instrumen yang menjadi salah satu dasar perhitungan produk domestik bruto (PDB). 

Sedangkan PDB merupakan acuan perhitungan laju pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Semakin tinggi PDB-nya maka negara itu semakin baik laju pertumbuhan ekonominya dan vice versa.

Terdapat beberapa faktor yang membuat suatu negara mengalami defisit transaksi berjalan  (CAD) itu di antaranya :

  • Melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Perdagangan internasional yang lesu mengakibatkan melambatnya kecepatan pertumbuhan ekonomi dunia. Dengan kondisi seperti ini permintaan barang dari satu negara ke negara lain menjadi berkurang akibatnya ekspornya akan menurun tajam. Dan imbas dari prospek perekonomian dunia yang diragukan mengakibatkan perekonomian nasional pun melemah.
  • Turunnya permintaan dan harga komoditas di pasar global. Faktor ini mendorong terjadinya defisit transaksi berjalan, bagi suatu negara yang merupakan pengekspor komoditas, turunnya permintaan dan kemudian berakibat pada turunnya harga komoditas  akan cukup mengguncang struktur perdagangan internasionalnya. Sehingga pendapatannya dari perdagangan internasional akan terjun bebas. Akibatnya pendapatan dari ekspor turun dan pengaruh buruk terjadi dalam neraca perdaganganya. Apalagi disaat yang bersamaan impor barangnya malah naik, yah defisit transaksi berjalan dapat dipastikan terjadi.
  • Sentimen Global. Faktor ini lebih menyasar ke wilayah investasi. Setiap sen nilai deifisit transaksi berjalan akan menggerus cadangan devisa yang dimiliki suatu negara. Padahal jumlah cadangan devisa merupakan salah satu indikator bagi investor untuk berinvestasi di suatu negara. Semakin tinggi cadangan devisanya semakin kredibel negara itu dimata investor.
  • Program Subsidi yang membebani keuangan negara. disatu sisi hal ini memang diperlukan sebagai bentuk usaha pemerintah dalam memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya., terutama bagi golongan yang kurang mampu tetapi disaat yang sama membebani keuangan negara.

Dampak CAD terhadap perekonomian suatu negara dapat dikatakan beragam. Beberapa negara mengalami defisit  secara persisten (jangka panjang) namun tidak mengalami masalah stabilitas makroekonomi. 

Sementara itu beberapa negara lain mengalami defisit secara temporer (jangka pendek) namun mengalami instabilitas makroekonomi. Hal ini ditandai dengan pelemahan tajam mata uang negara yang bersangkutan,  meningkatnya inflasi, dan terganggunya pertumbuhan ekonomi.

Katadata.co.id
Katadata.co.id
Dalam perekonomian  Indonesia defisit transaksi berjalan (current account deficit (CAD))  sudah terjadi mulai kuartal-IV tahun 2011 setelah itu terus terjadi secara persisten sampai dengan saat ini. 

Terakhir, menurut Biro Pusat Statistik defisit transaksi berjalan pada bulan April 2019 semakin dalam di angka US 2,5 milyar dollar, apabila dihitung secara kumulatif sepanjang tahun 2019 Indonesia mengalami defisit sebesar US 6,95  milyar dolar atau sekitar 2,6  persen dari PDB, namun angka ini lebih rendah dari kuartal-IV tahun 2018 yang mencapai 3,3 persen. 

CAD yang terjadi dalam perekonomian Indonesia kali ini lebih banyak disebabkan oleh lemahnya kinerja ekspor terutama ekspor migas yang hanya mampu mengekspor sebesar US 740 juta dolar, atau turun hingga 37,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Tetapi disisi lain konsumsi migas di dalam negeri cencerung naik karena pemakaian yang berlebihan. 

cnbcindonesia.com
cnbcindonesia.com
Menurut Darmin Nasution Menko Perekonomian " Kenaikan harga BBM dinilai tidak efektif karena terlambat dijalankan. Hal ini mengakibatkan impor migas menjadi lebih besar" katanya. 

Terkait faktor lain yang mengakibatkan CAD dalam perekonomian Indonesia tambah dalam, Darmin menambahkan "karena ekonomi Indonesia tumbuh cukup cepat sehingga permintaan produksi menjadi tinggi di bidang perindustrian, permintaan bahan baku impor pun jadi tinggi,terlebih Indonesia masih mendatangkan banyak bahan baku dari luar. Permintaan ini membuat pertumbuhan ekspor kalah cepat dibandingkan dengan impor." tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun