Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Redistribusi Ekonomi Lebaran dan Mudik 2025, Tradisi Bertahan dan Dampak Ekonomi Tertahan

24 Maret 2025   10:39 Diperbarui: 26 Maret 2025   12:40 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mudik gratis Lebaran. (DOK. Kemenhub via kompas.com)

Di bawah tekanan perekonomian yang menghimpit masyarakat Indonesia, rangkaian extravaganza Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah dengan segala pernak dan perniknya terus bergerak menuju klimaks, ternasuk perjalanan mudik.

Mengutip Kompas.com, hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (BKT-Kemenhub) yang bekerjasama dengan Litbang Kompas, potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2025 diprediksi akan mencapai 146,48 juta jiwa atau setara dengan 52 persen dari total penduduk Indonesia.

Angka ini menurun dibandingkan tahun 2024 lalu yang jumlah pemudiknya mencapai 196,3 juta jiwa, melandai 24 persen

Alhasil perputaran uangnya pun diprediksi bakal menurun, menjadi Rp137,97 triliun dari tahun lalu yang mencapai Rp157,30 triliun, seperti diungkapkan Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang.

Asumsinya, 146,48 juta jiwa setara dengan 32,26 juta keluarga dengan anggota keluarga berjumlah 4 orang.

Setiap keluarga mengeluarkan uang sebesar Rp3,7-Rp4  juta, naik 10 persen dibanding tahun lalu, maka potensi perputaran uangnya sebesar Rp137,97  -Rp145,04 triliun.

Mudik, Ritual Sosial yang Berdampak Ekonomi

Mudik bagi masyarakat Indonesia menjadi semacam ritual sosial dengan sedikit bau-bau sprititual, dengan penanda pergerakan jutaan manusia dari pusat-pusat ekonomi tempat mereka mengais rezeki menuju tanah kelahiran untuk sementara waktu.

Secara sosial, budaya mudik merupakan sendi utama penopang ikatan primodial di kalangan masyarakat Indonesia sekaligus menjadi momen indah untuk saling berbagi rezeki, cerita sukses maupun cerita duka, serta romantisme masa kecil dengan handai taulan di kampung halaman.

Pergerakan manusia dalam jumlah gigantic seperti itu tentunya akan diiringi dengan pergerakan uang.

Tingkat perputaran uang  besar dan cepat atau dalam teori ekonomi disebut Velocity of Money, yang akan mendorong kenaikan jumlah produksi barang dan jasa terutama sektor ekonomi riil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun