Kabar akan adanya aksi korporasi antar dua penguasa layanan ride hailing di Indonesia, Grab Holdings Ltd dan PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk, kembali mencuat, menyusul laporan terbaru dari Bloomberg dan DealStreetAsia, Selasa (04/01/2025).
Berdasarkan sumber informasi yang dilansir Bloomberg, Grab saat ini disebutkan tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar atau setara dengan Rp115,5 triliun (Kurs Rupiah/US Dolar Rp16.500).
Rencananya Grab akan mencaplok seluruh saham GoTo dengan harga premium, Rp100 per lembar saham, mengingat harga saham GoTo hari ini sebesar Rp85 per saham.
Grab, berkeinginan untuk mengakselerasi penggabungan dua perusahaan yang menguasai lebih dari 80 persen pangsa pasar transportasi berbasis digital di Indonesia, agar masa "berdarah-darah" yang mereka alami selama bertahun-tahun, bisa segera diakhiri.
Sebenarnya, tak hanya sebatas di Indonesia, seluruh wilayah Asia Tenggara yang berjumlah penduduk sekitar 650 juta jiwa, untuk urusan layanan transportasi berbasis digital merekalah penguasanya.
Dalam prespektif industri dan bisnis, jika keduanya menjadi satu, entah lewat merger atau akuisisi hampir dapat dipastikan  akan sangat dominan dan dari sisi operasional perusahaan akan semakin efesien sehingga jalan menuju profitabilitas terbuka lebar.
Selama ini, keduanya saling berjibaku berebut pelanggan yang ujungnya menekan posisi keuntungan atau margin keduanya.
Dalam prespektif pengguna, bergabungnya Grab dan Gojek menjadi satu entitas berpotensi menjadi "bencana" karena mereka tak memiliki alternatif untuk memperoleh variasi harga seperti saat ini.
Dan jangan lupa karena mereka dominan, sangat mungkin pelayanan yang diberikan kepada konsumen pun menjadi merosot.
Isu Akuisisi Tak Berdasar
Namun ternyata isu ini hanya sebatas gosip tak berdasar, pihak GoTo lewat Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia menegaskan bahwa pencaplokan atau penggabungan dengan Grab adalah informasi tak berdasar dan hanya sebatas spekulasi belaka.
Rumor ini menurut Coorporate Secretary GoTo, R.A. Koesoemohadiani sudah berulang kali terjadi, namun faktanya tak pernah kejadian. Dalam catatan saya, paling tidak sudah dua kali rumor terkait hal itu merebak, awal tahun 2024 dan 2020.