Kemarin, Rabu, 20 September 2023 , masa penawaran dua sub seri Sukuk Ritel SR019 T3 dan SR019 T5 telah berakhir.
Mengutip data dari Mitra Distribusi(Midis), Investree, hingga penutupan penawaran, instrumen keuangan fixed income berbasis syariah ini pada pukul 10.00 kemarin, tercatat jumlah pemesanan tembus Rp. 25,3 triliun
Dengan perincian, SR019 T3 bermasa jatuh tempo atau tenor 3 tahun dengan imbal hasil 5,95 persen per tahun berhasil meraup dana masyarakat sekitar Rp 17,54 triliun
Sedangkan, SR019 T5 yang memiliki tenor 5 tahun dengan imbal hasil 6,10 persen per tahun penjualannya mencapai Rp. 7,79 triliun.
Meskipun nominal di atas belum merupakan hasil pemesanan resmi yang dirilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) selaku penerbit dan pengelola SR019, tetapi paling tidak bisa menjadi gambaran tingginya animo masyarakat untuk berinvestasi di instrumen keuangan pelat merah ini.
Untuk memenuhi antusiasme masyarakat, Pemerintah harus menambah kuota penawaran hingga 2 kali. Dari awalnya sebesar Rp. 20 triliun, menjadi Rp. 25 triliun, dan sehari menjelang penutupan kuotanya ditambah lagi Rp. 500 milyar, jadi totalnya Rp.25,5 triliun.
Penambahan jumlah kuota penawaran berbagai seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel baik yang konvensional maupun berbasis syariah dalam 2 tahun belakangan hampir selalu terjadi.
Fenomena tersebut menunjukan tiga hal, pertama appetite masyarakat dalam berinvestasi cukup tinggi dan SBN Ritel apapun serinya, belakangan telah menjadi semacam "safe heaven" dunia investasi portofolio masyarakat Indonesia.
Dan terakhir, sosialisasi yang dilakukan para pihak yang terlibat dalam merancang penerbitan dan penawaran instrumen investasi ini terutama pihak DJPPR-Kemenkeu, bisa dianggap berhasil.
Saya memperhatikan dengan intens setiap penerbitan SBN Ritel apapun serinya, paling tidak dalam 5 tahun terakhir.
Kombinasi antara momentum, kualitas instrumen investasi yang ditawarkan, dalam hal ini, tingkat keamanan, risiko, dan imbal hasil yang menarik, serta cara mengelola, menerbitkan dan memasarkan yang efektif nan menarik, mampu menciptakan ceruk dan "keriuhan" baru dalam dunia investasi di Indonesia.