Literasi keuangan secara umum merupakan pemahaman, perencanaan, dan pengaturan kondisi keuangan dengan mempertimbangkan risiko sebelum mengambil keputusan aktivitas keuangan demi kesejahteraan individu yang bersangkutan.
Salah satu peran penting literasi keuangan adalah saat proses pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada sebuah produk jasa keuangan.
Belakangan, seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi digital  produk -produk jasa keuangan di bidang investasi banyak sekali ditawarkan, alhasil hype berinvestasi terutama di kalangan generasi milenial dan generasi Z kian menjadi.
Namun perlu dicamkan, tanpa literasi keuangan yang baik dan benar, apalagi hanya berlandaskan pola pikir Fear of missing out alias FOMO, dunia investasi seperti belantara penuh jurang dan hewan buas yang siap memangsa,.
Meskipun, dalam saat bersamaan tetapi dengan kemampuan literasi keuangan yang baik,di belantara tadi banyak juga buah-buah ranum nan lezat yang siap dipetik, serta hewan-hewan jinak menyenangkan yang bisa kita pelihara.
Maka dari itu, idealnya sebelum berinvestasi kita seyogyanya memahami dulu secara benar "apa dan bagaimananya" instrumen investasi tersebut.
Satu hal yang perlu diingat dalam dunia investasi, dan menjadi salah satu pedoman yang perlu dipegang betul sebelum berinvestasi adalah hukum besi investasi,Â
"Semakin tinggi potensi untungnya, maka semakin tinggi pula risikonya"
Berinvestasi di uang krypto misalnya, potensi untungnya sangat tinggi, tapi risikonya pun tak kalah tinggi. Â Begitu pun ketika kita menanamkan uang di pasar saham.
Selain itu berinvestasi di kedua instrumen keuangan tersebut, kalau mau untung harus memiliki literasi investasi yang advance. Namun tidak jarang juga orang yang nekad untuk melakukan aktivitas investasi di pasar saham, krypto atau instrumen keuangan canggih lainnya, tanpa pengetahuan yang cukup, alhasil bukan untung eh malah buntung.
Belum lagi jika kemudian instrumen investasi itu dalam prosesnya menyuguhkan "aksi-aksi jahat"tersembunyi untuk mengelabui investor, yang berujung jebakan investasi bodong.