Hah kok bisa, bukan kah itu bentuk dari pemborosan?
Begini ceritanya, perlu diketahui, Â hotel sebagai ssbuah entitas bisnis memiliki ekosistem yang terdiri dari pemilik modal, para pekerja, suplier, dan masyarakat sekitarnya.
Ketika sebuah KL menyelenggarakan kegiatan rapat di hotel, artinya akan ada uang masuk ke hotel, yang nantinya bisa dipergunakan untuk membayar gaji para pekerjanya, setelah mendapatkan gaji tentu saja para pekerja tersebut akan membelanjakan juga uangnya untuk kebutuhan sehari-hari diri dan keluarganya.
Kebutuhan sehari-hari para pekerja itu akan menimbulkan permintaan terhadap barang produksi yang lain, alhasil produsen  bisa berproduksi dan menghadirkan guliran ekonomi. .
Pun demikian dengan suplier, saat KL menyelenggarakan rapat, membutuhkan makanan, bahan bakunya didapatkan dari suplier sehingga menciptakan permintaan terhadap sayuran, buah-buahan dan bahan makanan lainnya, ujungnya hasil pertanian bakal tersrap pasar.
Bagi pemilik modal, sangat mungkin keuntungannya diakumulasikan untuk membuka kembali hotel baru  atau  usaha lainnya, yang berarti akan menyerap tenaga kerja baru.Â
Ketika operasional hotel menggeliat, ekonomi disekitar hotel itu berada pun biasanya ikut bergerak, menciptakan ekosistem ekonomi.
Terus berputar serupa supply chain yang menggerakan roda perekonomian masyarakat
Nah, dalam situasi ekonomi yang masih belum pulih benar seperti saat ini, peran pemerintah menjadi penting untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.
Instrumen fiskal yang dapat digunakan adalah APBN, dari sinilah belanja KL itu berasal. Agar APBN Â memberi dampak besar terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, mereka harus belanja untuk mendorong roda perekonomian nasional.
Salah satunya dengan melakukan rapat-rapat di hotel, jadi tak melulu bicara pemborosan,Â