Pada saat menghadiri pembukaan penawaran SBR 012 secara resmi Sabtu (21/01/23) kemarin, saya mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengeloaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-kemenkeu), Deny Ridwan di salah satu mall di kawasan Kemang Jakarta Selatan.
Dalam perbincangan tersebut, saya memperoleh update data bahwa, dalam 48 jam pertama setelah penawaran Surat Berharga Negara (SBN) ritel sub seri SBR 012 T2 dan SBR 012 T4 dibuka pada Pukul 09.00, hari  Kamis 19 Januari 2023 lalu , telah dipesan oleh 15.662 investor dengan nilai pemesanan mencapai Rp. 3,68 triliun.
Padahal quota awal yang disiapkan Pemerintah untuk dua sub seri SBR 012 tersebut hanya Rp. 10 triliun, 48 jam saja kuotanya sudah terserap sepertiganya lebih.
Sedangkan waktu penutupan penawaran masih panjang hingga 9 Februari 2023.Â
Hal ini menunjukan bahwa animo masyarakat untuk berinvestasi di SBR sangat tinggi. Bayangkan saja, nilai pemesanan tersebut melampaui pendapatan kotor film blockbuster Avatar: The Way of Water pada tiga hari pertama pemutarannya di 4.202 lokasi bioskop di seluruh dunia yang menurut situs Mojo.Com mencapai Rp.2-2,3 triliun atau setara US$ 130-150 juta.
Memang membandingkan kedua hal tersebut terkesan tak apple to apple, tetapi saya hanya ingin menggambarkan bahwa "hype" masyarakat terhadap penerbitan SBR ini luar biasa tinggi.
Bisa dimengerti juga sih sebenarnya hal tersebut bisa terjadi, lantaran SBR 012 T2 yang memiliki tenor atau masa jatuh tempo 2 tahun menawarkan imbal hasil atau kupon yang sangat menarik sebesar 6,15 persen.
Sedangkan SBR 012 T4 yang tenornya 4 tahun memberikan kupon sebesar 6,35 persen. Dan kupon tersebut bersifat floating with the floor alias mengambang dengan batas minimal dengan acuan suku bunga Bank Indonesia 7days repo rate, 5,5 persen.
Jadi kupon SBR 012 T2 dan SBR 012 T4, karena mengambang dengan batas minimal tak akan bisa turun, tapi sangat bisa naik.
Selain itu, SBR ini keamanannya setara  dengan deposito lantaran di jamin oleh dua undang-undang sekaligus.
Padahal jika kita menyimpan uang di deposito bunganya lebih rendah dari imbal hasil yang ditawarkan oleh SBR.